Browsed by
Tag: Taiwan

Taipei 101 – Taiwan

Taipei 101 – Taiwan

Setelah 2 hari mengikuti workshop + mengunjungi pameran gadget terbesar sedunia + meeting dengan beberapa supplier perangkat telekomunikasi, akhirnya saya bisa curi waktu untuk menjelajah kota Taipei.

Akibat kebanyakan nonton Megastructure di NatGeo Channel, saya jadi terobsesi dengan gedung pencakar langit Taipei 101. Waktu nonton pun saya terus komat kamit berdoa “Dear the Almighty, please let me visit this place“. Alhamdulillah kesampaian *joget girang*

taipei5

Taipei 101 dikenal juga dengan nama Taipei World Financial Center, berlokasi di daerah Xinyi District. Disebut 101 karena memang terdiri dari 101 lantai di atas tanah, dan 5 lantai basement. Tidak seperti gedung pencakar langit di negara lain, Taipei 101 ini design nya sangat Asia. Total tinggi bangunan ini 508 meter, belum termasuk 5 lantai di bawah tanah (basement) nya..

Untuk menuju puncak, kita harus masuk melalui mall dan naik ke lantai 5 dulu.

taipei1

Disana ada tempat penjualan tiket untuk bisa masuk ke lantai observatory.

taipei2

Harga tiket untuk dewasa tahun 2010 adalah NT$400 (dikali Rp 1.000 – 1.500). Saya cek di website, harga tiket sekarang (2013) sudah naik menjadi NT$450. Tapi saya masih punya bukti tiket tahun 2010, lengkap dengan tanggal dan jam pembelian tiket.

taipei12

Untuk menuju ke atas gedung ini, kita akan naik lift tercepat di dunia saat itu. Saya belum cek kecepatan lift di Burj Khalifa – Dubai. Waktu ke Dubai, saya tidak naik ke atas karena harga tiketnya cukup mahal untuk yang tanpa antri. Tidak ada waktu untuk ngantri panjang juga tidak rela mengeluarkan uang Rp1jt cuma untuk naik ke atas Burj Khalifa tanpa antri. Semoga ada kesempatan lagi ke sana, amin.

Katanya lift di Taipei 101 ini kecepatannya mencapai 1010 meter per menit!

taipei3

Telinga saya agak sakit selama di lift menuju lantai 89, kecepatannya memang luar biasa. Saya sempat foto panel penunjuk pergerakan lift dan melihat sudah sampai lantai berapa. Keren deh

taipei4

Tampak gedung Taipei 101 saat siang dan malam hari. Bentuk bangunannya dibuat menyerupai bentuk bambu. Sangat Asia sekali yah.
taipei8

Sampai di lantai 89, pengunjung diminta naik melalui tangga darurat menuju lantai 91 untuk melihat pemandangan dari atap gedung Taipei 101. Sayangnya langit berkabut, angin kencang sekali, dan pemandangan pun tidak bisa terlihat jelas. Saya memutuskan tidak ke luar.

Seperti hal nya negara kepulauan tetangga Taiwan, yaitu Jepang dan Korea, maka gempa dan angin topan sangat sering terjadi juga disini. Karena itu konstruksi bangunan ini, dibuat dengan teknologi yang bisa bertahan jika terjadi gempa maupun angin topan. Dibuatlah bandul raksasa (tuned mass damper system) untuk meredam goyangan gedung yang diakibatkan oleh gempa atau angin topan. Bandul alias Damper ini dijadikan maskot yang dinamakan DAMPER BABY, bagian mata dan hidungnya dibuat dari angka 101.

Berat bandul ini lebih dari 600 ton dengan diameter 5,5 meter. Bentuknya seperti sarang tawon yang biasanya juga dibuat sebagai lambang tempat madu. Jika bandul ini bergerak, tandanya gedung sedang berayun untuk menjaga keseimbangannya. Untuk melihat wujud ‘bandul’ kita harus turun melalui tangga darurat menuju ke lantai 88. Bandul ini letaknya ditengah-tengah lantai 87 sampai dengan lantai 92.

taipei7

Ruangan di sekeliling bandul, dibuat menjadi ruangan observatory dan berisi papan penjelasan detil tentang gedung ini. Kita bisa melihat pemandangan kota Taipei dari dinding kaca sepanjang lantai ruang observatory. Tuh berkabut dan agak gelap kan? Kebayang deh dinginnya kalau saya ke teras lantai 91. Cukup liat dari dalam aja deh.

taipei6

Di lantai 88 ini terdapat tempat penjualan souvenir. Berbagai macam benda dengan gambar gedung 101 dan miniatur Damper Baby. Saya membeli celengan berbentuk Damper Baby berwarna merah untuk Rafa dan Fayra. Bisa dirubah posisi antara berdiri dan duduk. Lucu banget deh.

taipei17

Seperti tempat wisata di belahan dunia lain, disini tersedia juga beraneka ragam kartu pos dengan gambar Taipei 101 atau pulau Taiwan.

taipei18

Bedanya, disini juga disediakan kotak pos. Jadi kita bisa langsung mengirim kartu tersebut kemana pun. Biaya pengiriman tergantung kota dan negara tujuan. Sesuai tagline nya “Greetings from sky

taipei19

Dari lantai 88 kita turun ke lantai 5 menggunakan lift tercepat lagi. Saya pun kembali ke hotel untuk mandi dan makan malam, kemudian akan lanjut menjelajah pasar malam Shinlin.

Lanjut di postingan berikut ya!

Semua posting tentang Taipei bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/taiwan/taipei/

Touch Down Taiwan

Touch Down Taiwan

Mumpung masih ada mood menulis cerita perjalanan, mari bayar utang untuk sharing kunjungan saya ke Taipei – Taiwan.

Saya pergi ke Taipei tanggal 31 Mei sampai 2 Juni 2010. Iyaa, gak salah baca kok. Udah 2,5 tahun berlalu, baru keinget belum cerita disini. Maapkan *bow down*.

Untungnya saya tipe orang yang bisa inget kejadian detil perjalanan hanya dengan melihat-lihat foto selama perjalanan itu.

Sebenarnya udah cerita oleh-oleh yang saya dapat di Taiwan, pernah saya tulis di postingan ini. Silahkan dibaca, supaya agak nyambung dengan cerita yang sekarang. Hehehe taiwan Saya pergi ke Taiwan bukan untuk liburan.

Tetapi diminta pakbos untuk menghadiri workshop yang dihadiri operator telekomunikasi se-Asia Pasifik dan bertepatan dengan adanya event Pameran Gadget terbesar di dunia (kata billboard nya). Cuma 5 hari termasuk perjalanan hampir 8 jam (transit di Hongkong).

  1. Hari pertama : sampai Taipei udah malam.
  2. Hari kedua : full day workshop sampai gala dinner
  3. Hari ketiga : ke pameran
  4. Hari keempat : meeting dengan beberapa supplier di pameran
  5. Hari kelima : pulang ke Jakarta

Jadi sebenarnya saya cuma punya waktu disana 2 hari, setelah selesai dari pameran.

Untuk bisa masuk Taiwan, warga negara Indonesia harus memiliki visa. Nama yang tertulis di visa adalah Republic of China (RoC). Walaupun mengandung nama ‘china’, tapi visa yang berlaku untuk Taiwan tidak bisa digunakan untuk masuk ke China daratan.

Menurut teman saya yang warna negara China, konflik China dan Taiwan sudah berlangsung lama. Taiwan itu tempat pelarian orang-orang partai Nasionalis (dinasti Ming), setelah mereka kalah dari perang saudara di China antara Nasionalis dan Komunis. Jadi di Taiwan masih menganut kerajaan, sementara di China daratan menganut pemerintahan komunis.

Beberapa tahun lalu rakyat China yang akan berpergian ke Taiwan, harus keluar melalui Hongkong. Tidak bisa langsung dari China ke Taiwan. Tetapi sekarang ada beberapa bagian dari China yang bisa langsung ke Taiwan.

Taiwan itu pulau kecil, dan berbukit-bukit seperti layaknya di Hongkong. Saat melihat ke arah bukit-bukit dari jendela kamar, saya perhatikan banyak lubang-lubang di kaki bukit. Ketika saya tanyakan ke teman yang penduduk lokal, mereka bilang lubang-lubang itu tempat perlindungan mereka saat ada serangan dari China daratan ketika terjadi perang saudara.

Di Taiwan saya tinggal di kota Taipei. Mendapat jatah dan menginap di Sherwood Hotel. Alhamdulillah kamar Deluxe Single cukup luas. Jangan tanya berapa rate semalam, karena ini gratisan. hehehe

taipei9

Saat menerima undangan, saya tulis konfirmasi dan notes minta makanan HALAL. Panitia sempat ragu karena nama belakang saya Kristiani. Tapi setelah melihat foto di passpor saya menggunakan jilbab, permintaan dipenuhi. Alhamdulillah.

Jadi selama di pesawat Cathay, lunch + dinner selama acara, juga breakfast di hotel … alhamdulillah saya dan peserta muslim lain diberikan makanan sesuai notes tsb. Bahkan tamu dari India/Pakistan/Bangladesh yang menganut Hindu pun disediakan makanan vegetarian.

taipei10

Cuaca menjelang Juni sudah masuk ke summer (musim panas). Hujan turun tiap hari. Suhu sering berubah secara drastis. Siang bisa panas terik, tapi begitu menjelang malam dan hujan turun … wah suhu bisa drop menjadi dingin sekali.

taipei11

Dimana-mana orang membawa payung. Di setiap pintu masuk gedung, disediakan plastik untuk membungkus payung yang basah. Jadi sisa air hujan dipayung kita tidak akan membuat lantai becek. Para wanita yang saya temukan di jalan, biasanya memakai boots plastik berwarna warni seru. Para pengendara sepeda juga pakai payung dan sepatu plastik.

taipei16

Jumlah pengguna sepeda memang cukup banyak di Taipei. Pemerintah pun sangat mendukung, dengan menyediakan parkir sepeda di semua tempat umum.

taipei15

Tetapi jumlah motor pun tidak kalah banyak. Saya melihat lebih banyak motor di Taipei di banding Shenzhen. Disini hampir sama seperti di Jakarta. Kalau di lampu merah, paling depan adalah gerombolan pengendara motor.

taipei14

Selama disana saya menggunakan nomor telepon selular lokal. Ternyata saya menemukan kartu MENTARI disana.

taipei13

Karena banyaknya pekerja dari Indonesia (TKI), Indosat bekerja sama dengan operator telekomunikasi setempat dan menerbitkan kartu Mentari edisi Taiwan. Meski jenis kartunya prabayar, tapi saat beli kita harus menunjukan kartu identitas. Saya pun memberikan passpor untuk di fotocopy dan menjadi lampiran form pembelian kartu ini.

Sepertinya cuma di Indonesia yang penjualan kartu prabayar telekomunikasi nya paling bebas, saking bebasnya sudah seperti calling card. Orang Indonesia gonta ganti nomor telepon sudah seperti ganti sendal jepit. Gampang banget, murah dan bisa ditemukan di mana saja.

Walau jadwal saya cukup padat, saya menyempatkan diri juga untuk mengunjungi beberapa tempat yang terkenal di Taipei. Nantikan di postingan berikutnya yah!

Semua posting tentang Taipei bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/taiwan/taipei/