Browsed by
Tag: Shenzhen

Makan Halal di Negara Orang

Makan Halal di Negara Orang

Ada beberapa orang yang tanya ke saya, bagaimana cara saya menjaga asupan makan ketika berada di negara orang. Mungkin karena mereka tau saya sering pergi dan terlihat gak pernah sibuk mempersiapkan makanan di koper untuk stok.

shenzhenhalal18

Saya termasuk orang yang malas bawa makanan instan maupun makanan awet lama (rendang, balado teri kacang, abon, dll). Selain karena saya lebih sering pergi untuk perjalanan dinas dimana perintah untuk pergi biasanya selalu mendadak, saya juga gak pingin udah pergi jauh ke negara orang tapi gak nyobain makanan setempat. Semacam rugi bandar, udah capek dalam perjalanan pesawat yang ditempuh berjam-jam eh trus sampai sana cuma makan popmi.

shenzhenhalal6

Tapi bukan berarti saya bebas makan apapun di tempat tujuan. Saya tetap berpegang pada prinsip : sebisa mungkin harus makan yang halal. Gak mudah jika kita pergi ke negara di mana agama Islam hanya sebagai minoritas. Melihat wujud saya yang serba tertutup aja, mereka heran … apalagi kalo harus menjelaskan apa yang tidak boleh saya makan.

Akan lebih gampang kalo kita bilang alasan tidak makan sesuatu karena ALERGI. Orang tidak akan bertanya panjang lebar apa penyebabnya.

Lain hal nya saat saya bilang tidak bisa makan karena menyangkut iman. Saya harus menjelaskan konsep halal dan haram dalam bahasa yang sederhana. Saya harus siap dengan pertanyaan lanjutan yang pasti butuh mikir sebelum menjawabnya. Saya harus bisa memberikan contoh produk turunan yang tidak bisa saya konsumsi. Yah anggap aja ladang dakwah, belajar jadi agen muslim yang baik. Musti nyetok sabar yang banyak, dan harus belajar agama lebih dalam lagi untuk bisa menjawab pertanyaan orang.

shenzhenhalal9

Saya girang banget kalo bisa menemukan logo HALAL di depan pintu masuk restoran. Udah gak peduli lagi apa jenis makanan yang disediakan dan gimana rasa di mulut nanti. Pokoknya gak mikir panjang, langsung masuk dengan senyum lebar.

shenzhenhalal7

Ketika saya menginap di daerah Huangqiangbei, saya diajak teman ke jalan Longli. Dan ketemu lah restoran Xia Xue Hua, yang artinya Summer Snow. Gak ngerti deh kenapa dikasih nama kek gitu. Saya mah liat logo depan pintunya aja udah seneng banget. Hahaha

shenzhenhalal8

Saat makan bersama, teman-teman lokal bertanya “Bukannya muslim cuma gak boleh makan daging babi dan minum alkohol aja?”

Dan saya pun menjelaskan, makanan dan minuman apapun yang diturunkan dari babi dan alkohol tidak boleh dikonsumsi. Saya sebutkan juga apa saja selain babi yang tidak boleh dimakan, hasil ngintip QS Al-Maidah ayat 1, 3, 4, 96 dan Al-An’am ayat 145:

  • Darah
  • Binatang buas dan bertaring
  • Binatang pemakan kotoran, misalnya binatang pemakan bangkai, gagak, dan sebagainya
  • Binatang yang tidak boleh dibunuh, contohnya semut, lebah, burung hud-hud, burung suradi
  • Binatang yang dinyatakan jahat dan dibunuh karena membahayakan, seperti ular, tikus, dan anjing
  • Binatang yang menjijikkan, seperti belatung, pacet, kecoak, dan lintah
  • Binatang yang hidup di 2 alam atau disebut amfibi.

shenzhenhalal17

Kemudian teman menjelaskan kalau begitu saya harus hati-hati karena di China ada mentega dari lemak babi, minyak goreng juga dari minyak babi, gelatin/jelly dari babi, roti yang menggunakan protein bulu babi, dll. Saya juga diberikan bekal, berupa kertas bertuliskan apa yang gak boleh saya makan dalam huruf pinyin China, supaya saat saya ke tempat makan tanpa logo halal bisa ditunjukan ke mbak/mas resto nya.

shenzhenhalal10

Saya juga belajar istilah-istilah makanan yang mengandung babi dari sini:

  • Pig = babi yang masih muda, dengan berat tubuh kurang daripada 50 kg
  • Hog = babi dewasa yang berat tubuhnya melebihi 50 kg
  • Pork = daging babi di dalam masakan
  • Lard = lemak babi yang digunakan untuk membuat minyak yang dicampur dalam masakan
  • Bacon = daging yang diiris tipis dan dipanggang. Tidak semua bacon ini terbuat dari daging babi, ada yang terbuat dari daging sapi atau daging hewan lainnya.
  • Ham = bagian dari daging babi yang diambil dari pahanya. Dagingnya biasanya bertekstur lembut
  • Sow = babi betina dewasa
  • Sow milk = susu yang dihasilkan oleh babi
  • Swine = istilah yang digunakan untuk keseluruhan kumpulan spesies babi. Istilah ini kerap disisipkan oleh para produsen curang yang menyertakan daging babi dalam produknya sebagai salah satu bahan penyedap rasa.
  • Boar = babi liar
  • Porcine = istilah yang digunakan untuk sesuatu yang berkaitan atau berasal daripada babi. Porcine sering digunakan di dalam bidang pengobatan untuk menyatakan sumber yang berasal daripada babi.

shenzhenhalal11

Banyak teman yang ambil jalan pintas karena gak mau susah cari makan, biasanya mereka cuma makan ayam + kentang goreng di McD, KFC, Wendys, Popeyes, dll. Pertama kali ke Hongkong tahun 2008 juga saya begitu, setelah menginap di sana 4 hari … pulangnya saya sakit radang tenggorokan karena makanannya gorengan berminyak terus. Hihihihi

shenzhenhalal12

Sekali saya menemukan restoran dengan logo halal, biasanya langsung saya catat nama tempat dan nama jalan/daerahnya. Supaya suatu saat kalau saya kesana lagi, saya tinggal kembali ke tempat yang sama. Untuk list resto halal di Shenzhen, akan selalu saya update di posting ini yah. Kenapa baru Shenzhen, negara/tempat lain mana? Ya karena saya paling rajin pergi ke kota itu sih.

shenzhenhalal16

Kalau masih khawatir akan makanan yang disajikan, biasanya saya masak sendiri. Beberapa kali saya tinggal di hotel yang petugas restorannya tidak bisa berbahasa Inggris. Cuma sekedar minta Scramble Egg atau Omelet alias telur dadar tanpa ham aja susah banget. Akhirnya saya minta ijin masuk ke dapur, cari penggorengan dan bikin sendiri. Karena ini bukan kejadian pertama kali, seorang teman dengan sigap langsung ambil henpon dan moto saya. Barang bukti untuk dia cerita ke teman lain yang belum pernah pergi sama saya, katanya.

shenzhenhalal13

Ada kalanya saya malas masak sendiri, karena kecapekan akibat dini hari baru sampai hotel setelah meeting panjang. Saya minta ditunjukin makanan mana yang “No Pork – No Lard” ke petugas restoran. Pasrah aja kalo cuma bisa makan seperti yang tampak pada foto di bawah ini:

shenzhenhalal14

Untungnya orang China suka menyediakan ubi rebus, talas (disebut Taro), dan minuman standar teh. Meski saya malas nyetok popmi di koper, sambel sasetan itu wajib hukumnya ada di tas saya. Menurut lidah saya, makanan setawar apapun kalo dicocol dengan saus sambal jadinya lebih enak untuk dikunyah. Sebelum ada kemasan saset gini, saya rela loh bawa kemasan botol plastik yang kecil itu setiap keluar negeri. Niat banget, kan!

shenzhenhalal15

 

Memang tidak mudah mencari makanan halal di negara yang sedikit penduduk muslimnya. Tapi selama kita berusaha, pasti nemu aja kok. Gak perlu khawatir akan kelaparan. Jangan lupa:

Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya”. (QS. Al-An’am: 119)

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah, tetapi barang siapa terpaksa memakannya bukan karena menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maka Penyayang” (QS An-Nahl : 115)

Apa teman-teman ada yang punya pengalaman seru saat mencari makanan di negara orang?

Shenzhen Garden & Flower Expo park

Shenzhen Garden & Flower Expo park

Bersyukur banget saat ke Shenzhen bulan May 2011 kemarin, teman seperjalanan saya juga tipenya Experience Buyer. Kami memang senang mencoba atau mencari sesuatu yang lokal ditempat mana pun yang kami kunjungi. Karena terbiasa bangun pagi, kami pun memanfaatkan waktu menunggu jemputan untuk jalan-jalan di belakang hotel. Dan kami berhasil beli buah di pasar setempat walo gak ngerti bahasanya dan gak bawa kalkulator :p

Di hari terakhir, jadwal kepulangan kami dari Hongkong jam 2 siang menggunakan Cathay. Kami memanfaatkan sisa waktu untuk pergi ke supermarket terdekat membeli makanan untuk oleh-oleh. Setelah itu kami sempatkan mampir ke Garden & Flower Expo Park yang letaknya tidak begitu jauh dari hotel.

Dari depan jalan raya yang mirip Sudirman-Thamrin di Jakarta, tampak lah pintu gerbang ke taman seperti foto berikut:

Image taken from here

Informasi tentang taman ini dari Om Wiki:

This park started life as the site of an international garden exhibition in 2004. It is an enormous garden with an area of 660,000 sq m. It ranges from gently undulating to quite steep and contains gardens in many different styles, not only Chinese but from all over the world. ”

Sayangnya saya tidak membawa kamera, cuma mengandalkan kamera standar dari handphone aja. Maaf kalo gambarnya agak buram.

Saya tidak dikenakan biaya untuk masuk ke taman ini. Memang ada loket dan petugasnya dipintu masuk, tapi entah karena kami kesana masih pagi atau memang hari Minggu gratis gak ngerti juga deh. Yang pasti petugas nya cuma senyum dan nyuruh masuk tanpa minta uang. Walaupun gerimis, saya tetap penasaran dengan isi taman ini. Sambil membayangkan luas taman 6 hektar seperti apa. Yang ada di benak saya gak jauh kaya Monas lah. Eh iya, apa air mancur menari di Monas masih ada yah? *loh kok jadi ngomongin Monas*

Lanjut ngomongin taman besar di Shenzhen, saya salut dengan wanita-wanita lokal disini. Dimengerti sih bahwa bulan Mei itu udah mulai masuk summer, tapi hebat banget bisa standby jam 8-9 pagi dengan rok mini bunga-bunga – high heels – payung. Kalo mereka aja sanggup naik tangga sekian banyak, saya juga gak mau kalah deh.

Sampai diujung tangga, ada tembok dengan relief bergambar banteng dan sebuah keluarga kecil yang sedang becengkrama. Di sisi kanan kiri terdapat fiber bening bertuliskan aksara China yang tidak kami mengerti artinya. Di balik tembok ini terdapat monumen berbentuk bunga.

Saya terpana melihat ke arah kanan atas, ada kuil (Pagoda) yang sangat cantik tapi sayang posisinya diatas bukit. Kami melihat papan peta, posisi kami berdiri ditandai dengan ikon orang warna merah. Sementara letak Pagoda itu nun jauh ke atas lagi. Khawatir kalo kami paksa meneruskan langkah, tidak akan cukup waktu kembali. Karena Shenzhen – Hongkong menempuh waktu sekitar 1-1,5 jam, setidaknya kami harus berangkat dari hotel jam 11.

Kami perhatikan peta dengan seksama, sambil menimbang sejauh apa kami bisa explore taman ini. Kami memilih rute memutar daerah kiri peta saja, dengan maksimum waktu keliling 30 menit. Benar-benar hanya jalan, ambil foto sambil lalu, dan terus berjalan mengarah ke pintu keluar.

Saya terpukau dengan taman ini, meski hanya sebagian kecil yang saya kunjungi. Taman ini bersih sekali. Tempat sampah tersedia setiap jarak 200 meter. Minggu pagi seperti ini banyak juga orang-orang yang berolahraga. Sepertinya gerimis bukan penghalang mereka untuk menikmati keindahan taman kota.

Salut dengan pemerintah setempat, yang memikirkan untuk membangun taman seluas ini benar-benar ditengah kota. Jadi kalo kita sumpek dengan rutinitas, kita bisa lari kesini dengan mudahnya untuk menyegarkan pikiran. Berada ditengah taman ini, tidak terasa ada ditengah kota. Suasana nya sepi dari suara kendaraan, udaranya pun segar banget. Taman ini dilengkapi dengan air terjun mini juga loh.

Kami sempat masuk ke dalam rumah kuno ini. Didalamnya dihuni oleh petugas yang usia nya sudah lanjut. Rumah ini digunakan untuk tempat tinggal juga. Saya intip ada beberapa peralatan rumah tangga seperti rice cooker, dispenser air galon, tv, dll. Ruang tamu nya berisi sebuah etalase kaca yang ukurannya cukup kecil, seperti yang ada di warung rokok. Etalase kaca ini berisi koleksi berbagai macam uang koin China. Sepertinya pemerintah memanfaatkan orang-orang lanjut usia (pensiunan usia 50 tahun keatas) untuk menjaga taman ini dengan memberikan fasilitas tempat tinggal didalamnya. Bagus kan kalo rumah kuno ini tidak hanya dijadikan ‘pajangan’ atau sekedar museum koin. Dengan ada petugas yang tinggal didalamnya, rumah ini menjadi lebih terawat. Dan pengunjung yang datang pun bisa mendapat penjelasan detil dari petugas tsb. Sayang kami tidak mengerti bahasa mereka, jadi cuma liat-liat aja. Petugasnya juga tidak bisa berbahasa Inggris, jadi senyum-senyum doang.

Tertarik dengan suara musik mengalun, kami masuk ke kawasan yang ternyata didalamnya ada danau kecil. Dipinggir danau kecil terdapat gubuk sederhana. Beberapa orang tua asyik memainkan alat musik disitu. Lagu tradisional China mereka mainkan dengan sangat harmonis. Sementara tidak jauh dari gubuk itu, beberapa orang lain sedang asyik ber-Taichi. Enak yah olahraga diiringi musik.

Ada juga kawasan taman kering. Seperti hal nya taman kering jepang, disini taman kering nya juga berhiaskan kerikil dan batu koral berwarna putih. Dibeberapa bagian terdapat batu besar untuk aksen. Beberapa pot bunga dihiasi dengan tanaman bonsai.

Katanya kalo malam minggu suka ada pertunjukan air mancur menari disini. Lokasinya di belakang gedung yang biasa digunakan untuk pameran bunga (exhibition hall).

Gak sia-sia deh memberanikan diri untuk memanfaatkan waktu yang sempit dengan berjalan-jalan di sekitar hotel. Walau keluar dari taman ini agak ngos-ngosan dan baju  basah keringat. Kami masih sempat kembali ke hotel, basuh-basuh dan ganti baju sebelum ke Hongkong.

Kapan yah Jakarta punya taman seperti ini?

Semua posting tentang China bisa dilihat disini

OCT east di North Shenzhen

OCT east di North Shenzhen

Lanjut cerita tentang kunjungan kerja saya ke China yaa, mumpung masih ada semangat ngedit fotonya (iya tauuu masih utang laporan trip ke Universal Studio Singapore Januari lalu. Nanti yaaa)

Perhatian: postingan ini akan banyak foto loh!

Kunjungan kerja yang resmi cuma 3 hari (Rabu – Kamis – Jumat), tapi kami perpanjang 2 hari (Sabtu – Minggu). Saya punya teman lama yang sekarang sudah kembali ke China dan tinggal di Shenzhen, dan kebetulan beliau pernah tinggal bareng di Austalia dengan salah satu teman trip saya. Asyik kan, mereka saling mengenal dan kami bisa seru-seruan bersama. Jadi hari Sabtu kami akan ditemani penduduk lokal untuk mengenal Shenzhen lebih jauh.

Sehari sebelumnya saya ditunjukan sebuah tiket “We’re going to OCT-east tomorrow morning“. Ah tempat apa itu? Tapi kan ini bulan May bukan October, apakah ini sebuah event atau festival? Saya lihat tiket nya dengan wujud seperti ini:

owh wowwww, saya terpukau dengan gambar pemandangan alam yang disajikan pada lembaran tiket mungil ini. Ketika saya tanya deskripsi tempat ini, teman saya hanya menjawab “perkebunan teh dan bunga, diatas bukit. pokoknya pemandangan alam disana sangat spektakuler

Baiklah saya makin tidak sabar. Saya coba mencari di internet dan mendapat penjelasan:
The Shenzen OCT East is a combination of two large theme parks, resort hotels, three small scenic towns, golf courses and more covering an area of 9 square kilometers. It is HUGE.

Esok paginya kami bertemu di lobby hotel. Kami akan pergi ber4. Saya dan teman kantor (cowok), 2 teman yang pernah tinggal bareng ini sama-sama cewek dan penduduk lokal. Melihat 2 wanita ini hanya menggunakan rok mini dan sepatu flat, saya yakin gak salah kostum. Standar lah saya pakai tunik dengan daleman manset kaos lengan panjang, dipadu dengan jeans dan sendal gunung. Saya siap deh mo diajak jalan kemanapun hari ini.

Perjalanan naik mobil kami tempuh selama kurang dari 1 jam dari tengah kota ke arah utara Shenzhen. Jalan menanjak dan makin mengecil, hanya cukup untuk 2 mobil (1 ke arah atas dan 1 ke arah bawah). Mungkin sama jaraknya seperti dari Monas ke Puncak (Bogor). Bedanya disana gak ada macet, jadi bisa lebih cepat.

Begitu pintu mobil dibuka, udara dingin menusuk kulit saya. Penuh kabut diluar sana. Ah saya pikir udah pakai kostum yang benar, ternyata dingin sekali. Dan saya menggigil kedinginan sementara 2 teman cewek saya santai aja dengan rok mini nya. Beruntung teman cowok saya membawa jaket kulit.

Di depan pintu masuk, ada sebuah rebana raksasa dengan gambar hamparan kebun bunga warna warni seperti ini:

Begitu masuk, gambar tersebut berubah menjadi nyata di depan mata saya:

Saya tengok ke kiri, hamparan luas bunga lavender dan matahari. Diatas bukit ada gereja kecil:

Kami mencari peta untuk menentukan arah perjalanan. Dan saya cukup kaget ketika membayangkan luas area ini dari peta yang terdapat di sebuah papan besar:

Taman ini dibagi menjadi 6 bagian utama. Kami menyusuri semua bagian dengan berjalan santai. Bagaikan berolahraga di musim dingin, jalan menanjak – capek – tapi gak keringetan. hehehe

Setelah asyik bermain-main di area bunga, kami lanjut menuju kebun teh. Di salah satu bangunan di tengah area ini, disajikan upacara lengkap pembuatan teh. Dan bagi pengunjung yang ingin membeli teh, bisa memilih beberapa jenis teh dengan berbagai khasiat dan beda harga.

Disini kami juga menonton wayang, bedanya wayang mereka tidak terbuat dari kulit binatang. Wayang mereka terbuat dari plastik transparan yang diberi warna. Dalangnya pun tidak cuma 1, tetapi ada beberapa orang yang memainkan peran berbeda-beda. Saya sempat mengintip ke belakang layar dan mengambil foto mereka:

Setelah itu kami menuju ke jembatan gantung yang menghubungkan 2 bukit. Dibawahnya terdapat jurang yang sangat curam, tetapi penuh dengan kebun teh dan kebun jagung. Kapasitas maksimal jumlah manusia yang ada di atas jembatan adalah 50 orang. Walaupun di udara terbuka seperti ini, tetap ada larangan merokok di atas jembatan. Selain itu ada larangan untuk loncat. Apa mungkin ada yang pernah mencoba Buggy Jumping dari jembatan ini? Atau mungkin banyak yang suka iseng loncat-loncat diatas jembatan sehingga dikhawatirkan mengganggu orang lain karena jembatan akan bergoyang-goyang. Yang pasti sih saya tidak akan melakukan keduanya. Kurang kerjaan :p

Saya suka banget disini. Udaranya enak, pemandangan bagus, lingkungan terawat, kebersihan dijamin. Karena kedinginan saya pun harus ke toilet. Takjub saya, karena ditengah hutan pun toiletnya bersih lengkap dengan air dan tisu. Walau cuma WC jongkok, tapi kalau bersih dan gak bau kan enak toh? Bener deh rakyat China sudah berubah, gak lagi jorok seperti dulu. Setidaknya tempat umum sangat mereka jaga kebersihannya.

Terlintas dalam benak saya bagaimana kalau membawa keluarga kesini, terutama anak-anak. Kalau Rafa sudah pasti akan lari-lari karena area ini sangat luas. Kalau Fayra sudah pasti akan bentol-bentol sekujur tubuhnya, bisa sebulan lagi deh. Masih ingat kan Fayra alergi serbuk bunga? Di taman bunga cipanas aja bisa bentol sebulan, apalagi disini. hehehe

Ada hall besar yang berisi tanaman indoor. Disini ada pameran kupu-kupu yang sudah dibekukan, diatur rapih dalam sebuah frame kaca yang panjang sekali (hayah apa sih itu bahasanya kalo disiram air raksa / air keras). Ada berbagai jamur, anggrek, umbi-umbian dan berbagai tanaman merambat. Saya juga lihat labu raksasa loh. Ukurannya jauh lebih besar dari kepala saya tentunya. Ada 1 yang bisa disentuh oleh pengunjung. Dan saya memanfaatkan kesempatan ini untuk foto supaya kebayang besarnya. Kalo di kolak untuk ramadhan nanti, bisa untuk berapa puluh orang tuh ya? hihihi

Tidak terasa sudah setengah hari kami berjalan mengelilingi area ini. Laper juga. Ternyata gak sulit cari makan, karena banyak banget tempat makan disepanjang area. Walau kendala untuk saya tentunya mencari yang halal. Pokoknya tinggal minta menu Mongolian, insya Allah tidak mengandung babi (kebanyakan penduduk Mongol adalah muslim). Saya rewel banget tanya detil, bahkan sampai teman saya bingung “without pork, even if it is only oil?” ya iya lahh tentu saja makanan apapun yang mengandung babi gak boleh. Lebih gak boleh lagi kalo makan babi hamil, udah babi mengandung babi pula. hahahahaha

Didalam OCT east terdapat kawasan Interlaken (salah satu kota di Swiss). Area ini dibuat seperti layaknya di Eropa, lengkap dengan arsitektur bangunannya. Ditengah-tengah terdapat danau yang penuh dengan ikan Koi, ikan keberuntungan (membawa hoki) untuk orang China. Juga ada alun-alun khas Eropa loh, dengan burung-burung merpati putih yang berkeliaran disekitarnya. Ada beberapa orang mempertunjukan pantomim dan beberapa seniman melukis pengunjung.

Aaahh saya suka banget ada disini (eh tadi udah bilang yah?). Gak pingin pulang. Setengah hari rasanya belum cukup untuk keliling. Belum sempat naik kereta gantung, belum sempat naik kereta tua yang mengitari bukit, belum liat air terjun, belum coba naik balon terbang. Tapi saya harus pulang, karena kami masih harus ke tengah kota untuk pergi ke tempat lain.

Padahal kalau malam katanya ada pertunjukan theater. Tapi sayang kami gak bisa nonton juga.

Insya Allah lain kali kalau ada kesempatan, saya pingin banget mengajak keluarga kesini. Mungkin kalau Fayra udah agak gedean, biar daya tahan tubuhnya cukup untuk mengatasi alergi bunganya. Selain itu menunggu kemampuan bahasa Mandarin anak-anak meningkat, sehingga saya gak perlu repot cari penerjemah. hehehe

Semua posting tentang China bisa dilihat disini

Tempat Wisata di Shenzhen

Tempat Wisata di Shenzhen

Akhirnya mood untuk menulis perjalanan ke China bulan lalu datang lagi. Jadi mari kita lanjutkan dengan cerita tentang tempat wisata di Shenzhen yang selalu masuk dalam daftar ‘tempat untuk dikunjungi’ dari biro jasa perjalanan.

Perhatian: postingan ini akan banyak foto!

——————————————————————

Chinese Folk Culture Village (Splendid China)

Tempat ini adalah miniatur China layaknya Taman Mini Indonesia Indah. Menampilkan versi mungil dari bangunan bersejarah, tempat-tempat ikonik (seperti Great Wall, Forbidden City, Terracotta Warriors, etc), dan sejarah China. Luasnya 30K meter persegi. Harga tiket masuknya CNY 120 (1 yuan = Rp 1,300). Tempat ini dibuka dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam.

Karena kantor berada di pinggir kota dan rapat baru selesai sore banget, jadi kami sampai di Splendid China setelah matahari terbenam. Salah kostum deh saya kesini. Masih pake high-heels, tempatnya luas banget, sampe sana udah malem. Harus lari-lari mengejar pertunjukan yang dimulai jam 19:30. Udah gitu tempat souvenir dan jajanan udah pada tutup. Jadi ngos-ngosan tanpa nemu penjual minuman sama sekali. Phiewwhh


Kami hanya sempat menonton theater colossal yang sangat spektakuler dan menampilkan seluruh budaya China. Bentuk theater nya seperti foto dibawah ini:

Bentuk panggungnya 3 dimensi. Dengan lantai yang bisa maju mundur, lantai samping yang bergerak ke kanan dan ke kiri, ditambah pencahayaan yang sangat luar biasa indah.

Pertunjukannya terdiri dari beberapa bagian, ada sejarah china – upacara pernikahan – perayaan hari lahir – persembahan untuk dewa bunga – olahraga khas China – adegan  sirkus – tarian lampion – barongsai – kungfu – dll. Efek nya bagus, ada air mancur diatas panggung – kobaran api – sampai laser seperti dibawah ini:

Penari nya cantik-cantik, tinggi dan langsing. Putih mulus kaya keramik. Kalo ada lalat nemplok pasti langsung kepeleset deh. hihihi

Setelah pertunjukan selesai, kami gak bisa keliling area ini karena sudah mau tutup. Sebentar-bentar diingatkan oleh petugas kebersihan “buruan woy, mo tutup nih“. Tapi kami curi-curi kesempatan untuk memanfaatkan lokasi tertentu untuk foto-foto, walo kucing-kucingan sama petugas keamanan.

Liat gak tulisan difoto atas? The park is DOSED

hehehe maksudnya CLOSED, mungkin saat pesan papan tulisan dikertas closed terlihat nyambung huruf c dan l jadi seperti d.

Kalo ke Shenzhen harus sempatkan waktu untuk mengunjungi Splendid China ini. Dan jangan lupa tonton pertunjukannya. Bagus banget. Sulit dilukiskan dengan kata-kata. Makanya saya kasih sebagian fotonya aja yah biar kebayang, walau aslinya jauuuhhhh lebih indah. Maafkan kemampuan moto saya yang gak canggih.

——————————————————————

Window of the World (WoW)

Ini mirip sih ama taman mini juga, tapi miniatur dunia. Lokasinya gak jauh dari Splendid China. Harga tiket masuknya sedikit lebih mahal: CNY 140. Walau lokasinya dekat, saya main kesini satu hari setelah kunjungan ke Splendid China. Gerimis pun gak menjadi halangan deh. Daripada gak kemana-mana, mosok ke China cuma rapat doang.

Tempat ini dibuka dari jam 9 pagi sampai jam 10:30 malam. Untuk mengelilingi area WoW, ada beberapa kendaraan yang tersedia didalam contohnya kereta monorel seperti dibawah ini:

Harga tiket untuk naik kendaraan ini berbeda dengan tiket masuk yah. Selain monorel, bisa naik mobil gandeng berbentuk kreta seperti ini:

Saat berhenti di beberapa spot, pak supir menawarkan penumpang untuk foto-foto selama 3 menit sebelum perjalanan dilanjutkan lagi. Hebatnya supir bus gandeng ini bisa cakap melayu. Karena saya dan teman duduk didepan  percakapan kami dalam bahasa Indonesia terdengar oleh pak supir, beliau bilang “foto dulu 3 menit“. Begitu pun mbak-mbak penjaga tempat souvenir “mampir, murah“. Pasti karena banyak orang indo atau malay sering kesini deh.

Ikon atau bangunan apapun yang ngetop di dunia, tersedia versi KW nya disini. Dengan ukuran yang lebih kecil tentunya (biasanya 1:3 atau 1:5 atau 1:15 dari ukuran asli). Termasuk Borobudur juga ada loh. Tapi saya gak sempat foto 🙁

Di wilayah Mesir ini, ada Spinx dan piramid kecil. Lengkap dengan pasir dan pohon palem disekitarnya. Eh ada yang nawarin foto juga, lengkap dengan kostum dan onta. Tapi males aja foto pake kostum duduk di atas onta, sementara si penggembala onta nya sipit. Gak akan ada yang percaya kalo itu ada di Mesir beneran deh hahahaha.

Saya juga sempat naik ke atas menara Eiffel nya. Walo tinggi nya cuma 1/3 ukuran aslinya, tapi tetap deg-degan karena lift nya cuma muat untuk 6 orang dan geraknya diagonal dulu mengikuti kaki tower setelah itu baru lurus keatas. Dari atas tower kita bisa melihat kota Shenzhen yang penuh dengan ribuan gedung bertingkat.

Menurut saya gak ada yang istimewa lah dari taman WoW ini. Pertunjukan theater nya masih bagus di Splendid China. Mungkin kalau kita bawa anak-anak, taman ini memang berguna untuk mengenalkan anak-anak akan ikon yang terkenal di seluruh dunia. Sebenarnya WoW ini lengkap beberapa wahana permainan seperti DuFan. Ada indoor ski juga seperti yang saya kunjungi di Dubai, tapi tentunya lebih kecil ukuran arena ski nya. Tapi untuk manusia dewasa, taman ini ya sekedar taman bermain aja. Lucu untuk foto narsis-narsisan sih. Hehehe

——————————————————————

Ada satu tempat lagi yang saya kunjungi. Nantikan di postingan berikutnya ya!

Semua posting tentang China bisa dilihat disini

Belajar dari China

Belajar dari China

Alhamdulillah minggu lalu saya berkesempatan untuk mengunjungi negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia itu, walau hanya tinggal 5 hari di salah satu kota nya saja. Setidaknya nambah 1 stempel di buku ijo hehehe. Saya mengambil penerbangan Jakarta – Hongkong, kemudian dijemput oleh mobil kantor menuju Shenzhen.

Ada yang bilang, tuntutlah ilmu sampai negeri Cina … nah kesempatan kali ini benar-benar saya gunakan untuk belajar banyak dan menggali informasi tentang negara ini .

Menurut sejarah Cina pernah mengalami kemiskinan merata luar biasa di seluruh negeri. Dinasti terakhir runtuh awal tahun 1900an. Kemudian negara mereka dipimpin oleh Partai Komunis. Baru pada tahun 1990an mereka membuka diri terhadap dunia luar.

Kota Shenzhen berada di dalam provinsi Guangdong . Beberapa tahun lalu penghuni kota kecil ini hanya 6jt, tapi sekarang kota ini tumbuh pesat dan jumlah penduduk pun meningkat berkali-kali lipat. 2 manufacture terbesar di Cina diminta untuk membuka kantor dan pabrik di kota ini oleh pemerintah. Dan mereka diberikan lokasi dipinggiran kota yang sangat luas. Jalan raya pun dibangun pemerintah, dari mulai pintu masuk via Hongkong sampai ke kantor 2 perusahaan ini. Dan saya pun menyempatkan diri untuk foto dibawah plang jalan bertuliskan ke 2 kantor raksasa : FoxConn & Huawei. Walaupun supir mengingatkan untuk tidak berlama-lama, takut ketangkep polisi hehehe.

FoxConn merupakan pabrik peralatan IT & telekomunikasi terbesar. Sebagian spare part komputer dan handphone dibuat oleh pabrik ini. Termasuk komputer dan handphone merk Amerika dan Eropa, spare part nya dibuat di pabrik ini. Seperti Iphone, Ipod dan Ipad.

Huawei terkenal di Indonesia dengan produk handphone dan dongle modem yang kebetulan pertama masuk ke Indonesia dibawa oleh perusahaan tempat saya bekerja sekarang. Tapi sebenarnya Huawei lebih dulu bermain di perangkat besar telekomunikasi (network) berawal dari tahun 1998. Jumlah karyawan Huawei saat ini sekitar 110ribu ajah. Saya akan bercerita lengkap tentang Huawei berserta foto-foto nya dipostingan terpisah yah.

Sejak FoxConn dan Huawei mendirikan kantor, maka kota itu pun mulai berkembang. Puluhan apartemen, gedung perkantoran, hotel, dan bangunan lain didirikan hingga kota ini terlihat seperti kota seribu tower. Beberapa tempat perbelanjaan dan wisata pun mulai tumbuh. Sekarang kota ini menjadi hidup dan gemerlap. Hampir sejajar dengan Shanghai yang sudah lebih dulu dikenal sebagai kota modern dan metropolitan di Cina.

Berbagai merk luar pun sudah masuk di Shenzhen.  Dari mulai makanan, minuman, tas, pakaian, sepatu, sampai alat-alat elektronik. Tetapi untuk menyelamatkan perekonomian bangsa, maka pemerintah menetapkan pajak yang sangat tinggi untuk produk impor. Rakyat Cina yang mencari barang merk internasional, biasanya lebih memilih belanja di Hongkong karena harga lebih murah disana. Karena itu, kalau berkunjung ke kota ini jangan cari merk terkenal … cari aja merk buatan lokal. Bukan berarti saya menyarankan untuk membeli barang tiruan yang sekarang banyak dijual di FB dengan iming-iming “KW Super Bersertifikat” atau pun “SEMI ORI” loh yaaaa.

Karena pemerintah sangat dominan, maka semua hal diatur oleh pemerintah. Sisi positifnya, tata kota sangat dipikirkan sebelum dikembangkan. Pokoknya pengaturan jalan dan bangunan benar-benar terencana dengan seksama. Jalur pejalan kaki, beda dengan jalur sepeda dan mobil. Jumlah kendaraan pun sangat dibatasi, khususnya untuk mobil dan motor. Sepeda bermesin sangat mendominasi di berbagai area. Untuk mobil dibatasi nomor plat genap dan ganjil untuk boleh berada di jalan raya pada hari tertentu. Misalnya hari Senin hanya boleh mobil bernomor plat genap yang ada dijalan raya, sementara Selasa hanya mobil bernomor plat ganjil.

Karena pajak kendaraan, harga bahan bakar, dan pembatasan nomor plat … maka sebagian besar penduduk lebih suka untuk naik bus. Untuk kereta bawah tanah (subway) saat ini belum menjangkau seluruh kota, tetapi masih terus dikembangkan oleh pemerintahnya dengan membangun beberapa line baru.

Orang Cina yang katanya dulu dikenal sangat jorok, sekarang sudah jauh berubah. Terutama saat persiapan menjadi tuan rumah Olimpiade Bejing 2008, pemerintah menghimbau seluruh rakyat untuk menjaga kebersihan. Alhamdulillah sekarang sudah jauh berubah. Tempat-tempat umum sangat terjaga kebersihannya, dan saya gak pernah nemu jackpot didalam toilet manapun. Bahkan saya tidak menemukan 1 putung rokok pun atau sampah lain.

Senangnya saya bisa berinteraksi dengan banyak penduduk lokal. Saya yang sibuk motret apapun yang aneh dimata saya, dan mereka yang sibuk tanya asal usul saya karena wujud saya terlihat aneh juga dimata mereka. Kasian penerjemah saya deh, bolak balik harus menjelaskan kenapa saya pakai ‘sesuatu‘ dikepala saya. Kebetulan disana sedang musim panas (summer) dimana suhu mencapai 36 derajat celcius dan perempuan lain lebih memilih pakai hot pants atau mini skirt. Pokoknya kalau penerjemah saya menyebut kata ‘Indonesien‘ dan ‘moslen‘, sudah bisa ditebak pasti mereka membicarakan saya. hihihihi GR banget gak sih?

Untuk makanan memang agak repot. Sebagian besar masakan pasti memakai daging atau minyak babi. Saya diberi pilihan untuk makan produk Mongolian (Cina utara yang berbatasan dengan timur tengah), dijamin halal karena orang-orang Mongol memang muslim. Bego nya saat pesan minum, saya suka reflek menyebut “Hot chinese tea, please“. Tentu saja pelayan kebingungan. Semua teh ya pasti Chinese tea … wong saya ada di Cina. hahahaha

Untungnya teman trip saya walau cowok tapi jago masak dan tau bahan-bahan masakan. Dia selalu icip makanan terlebih dulu, dan melarang saya ikut makan kalo dirasa ada kandungan babi dalam makanan tsb. Kalau gak ada pilihan lain, ya saya cukup minum teh aja sampai kenyang. Bisa dibilang saya nyaris tidak makan karbohidrat. Hanya seafood dan sayur-sayuran aja. Mie disana terbuat dari berbagai macam bahan, ada yang dari terigu – tepung jagung – sampai kentang. Tapi saya gak makan banyak, cukup tau rasa … dan ternyata cukup aneh di lidah saya. Lumayan 5 hari disana berat badan saya turun 2kg hehe.

Foto diatas salah satu makanan yang disajikan tuan rumah untuk saya. Namanya “Cucumber Sea” alias timun laut. Bentuknya lonjong berduri tumpul, warna hitam, sebesar lontong, rasanya kenyal agak kaya cumi, kalau digigit krius-krius kaya makan ketimun. Bisa dibayangkan?

Saya gak tega dan jijik untuk motongnya. Tapi jiwa petualang saya cukup tinggi, jadi saya icip sepotong kecil dari piring sebelah. Agak aneh dilidah. Harganya 1 porsi (1 ekor) kalau dirupiahkan sekitar Rp 300,000. Tapi maaf saya tetap gak berani nyentuh apalagi menelan.  Setidaknya saya cukup mengenal dan icip dikit aja.

Beruntung saya extend 2 hari dan bertemu dengan teman lama yang tinggal disana. Beliau warga negara sana dan menceritakan semua hal tentang negaranya. Teman saya bisa bebas menceritakan sepak terjang pemerintah karena kami berada di kota besar yang cukup internasional. Harus hati-hati ngomongin politik di tempat umum.Kalau di kota kecil kita ngobrol tentang hal tsb, bisa-bisa diciduk oleh agen (mata-mata) pemerintah berpakaian bebas yang berkeliaran dimanapun.

Pemerintah mengatur semua, termasuk teknologi informasi pun di filter. Social networking di blok (Facebook, Youtube, etc). Google yang tadinya punya kantor di Shanghai pun terpaksa hengkang dari negara ini karena tidak mau menuruti pemerintah Cina yang ingin filter semua email pengguna dari Cina. Penduduk Cina bisa mengakses Google, tapi pakai google hongkong. Gak bisa pakai gugel dot kom. Film asing pun dibatasi hanya 13 yang boleh diputar selama 1 tahun, dan tentu saja pemerintah yang melakukan filter. Film yang diputar tidak boleh mengandung unsur politik, pornografi dan syarat-syarat lainnya. Dengan pembatasan seperti itu, produksi film lokal sangat agresif. Tapi disisi lain download fim dari internet pun semakin marak, makin banjir lah DVD bajakan.

Untuk perumahan, saya tidak menemukan 1 buah rumah selama 5 hari disana. Semua perumahan berbentuk vertikal alias apartemen. Karena penduduk melimpah, maka harga tanah pun mahal sekali. Dan penduduk sana cuma diberikan hak guna bangunan selama 70 tahun saja. Entah bagaimana nasib keturunan mereka saat usia kepemilikan tempat tinggal sudah melewati masa tsb. Pemerintah mengumumkan peraturan tsb baru 20 tahun yang lalu. Jadi kita lihat 50 tahun lagi deh.

Senangnya saya belajar banyak dalam waktu yang singkat disana. Melihat betapa kerasnya orang-orang bekerja, bagaimana mereka menunjukan kepada dunia bahwa mereka bisa maju dan mampu bersaing ditingkat dunia. Gak cuma orang Cina yang bertebaran diseluruh permukaan bumi (katanya 2/3 penduduk bumi memang orang Cina). Tapi kita bisa melihat semua produk pasti ada tulisan “made in China“.

Salah seorang direktur Huawei bilang “now it is made in China, but tomorrow it is created in China

Keren banget semangatnya ya.  Semoga kita bisa  membangun negara Indonesia tercinta dengan mulai membangun semangat diri untuk bekerja keras dan menjadi manusia lebih baik.  Amin

Semua posting tentang China bisa dilihat disini