Browsed by
Tag: Mencari makanan halal di Shenzhen

Makan Halal di Negara Orang

Makan Halal di Negara Orang

Ada beberapa orang yang tanya ke saya, bagaimana cara saya menjaga asupan makan ketika berada di negara orang. Mungkin karena mereka tau saya sering pergi dan terlihat gak pernah sibuk mempersiapkan makanan di koper untuk stok.

shenzhenhalal18

Saya termasuk orang yang malas bawa makanan instan maupun makanan awet lama (rendang, balado teri kacang, abon, dll). Selain karena saya lebih sering pergi untuk perjalanan dinas dimana perintah untuk pergi biasanya selalu mendadak, saya juga gak pingin udah pergi jauh ke negara orang tapi gak nyobain makanan setempat. Semacam rugi bandar, udah capek dalam perjalanan pesawat yang ditempuh berjam-jam eh trus sampai sana cuma makan popmi.

shenzhenhalal6

Tapi bukan berarti saya bebas makan apapun di tempat tujuan. Saya tetap berpegang pada prinsip : sebisa mungkin harus makan yang halal. Gak mudah jika kita pergi ke negara di mana agama Islam hanya sebagai minoritas. Melihat wujud saya yang serba tertutup aja, mereka heran … apalagi kalo harus menjelaskan apa yang tidak boleh saya makan.

Akan lebih gampang kalo kita bilang alasan tidak makan sesuatu karena ALERGI. Orang tidak akan bertanya panjang lebar apa penyebabnya.

Lain hal nya saat saya bilang tidak bisa makan karena menyangkut iman. Saya harus menjelaskan konsep halal dan haram dalam bahasa yang sederhana. Saya harus siap dengan pertanyaan lanjutan yang pasti butuh mikir sebelum menjawabnya. Saya harus bisa memberikan contoh produk turunan yang tidak bisa saya konsumsi. Yah anggap aja ladang dakwah, belajar jadi agen muslim yang baik. Musti nyetok sabar yang banyak, dan harus belajar agama lebih dalam lagi untuk bisa menjawab pertanyaan orang.

shenzhenhalal9

Saya girang banget kalo bisa menemukan logo HALAL di depan pintu masuk restoran. Udah gak peduli lagi apa jenis makanan yang disediakan dan gimana rasa di mulut nanti. Pokoknya gak mikir panjang, langsung masuk dengan senyum lebar.

shenzhenhalal7

Ketika saya menginap di daerah Huangqiangbei, saya diajak teman ke jalan Longli. Dan ketemu lah restoran Xia Xue Hua, yang artinya Summer Snow. Gak ngerti deh kenapa dikasih nama kek gitu. Saya mah liat logo depan pintunya aja udah seneng banget. Hahaha

shenzhenhalal8

Saat makan bersama, teman-teman lokal bertanya “Bukannya muslim cuma gak boleh makan daging babi dan minum alkohol aja?”

Dan saya pun menjelaskan, makanan dan minuman apapun yang diturunkan dari babi dan alkohol tidak boleh dikonsumsi. Saya sebutkan juga apa saja selain babi yang tidak boleh dimakan, hasil ngintip QS Al-Maidah ayat 1, 3, 4, 96 dan Al-An’am ayat 145:

  • Darah
  • Binatang buas dan bertaring
  • Binatang pemakan kotoran, misalnya binatang pemakan bangkai, gagak, dan sebagainya
  • Binatang yang tidak boleh dibunuh, contohnya semut, lebah, burung hud-hud, burung suradi
  • Binatang yang dinyatakan jahat dan dibunuh karena membahayakan, seperti ular, tikus, dan anjing
  • Binatang yang menjijikkan, seperti belatung, pacet, kecoak, dan lintah
  • Binatang yang hidup di 2 alam atau disebut amfibi.

shenzhenhalal17

Kemudian teman menjelaskan kalau begitu saya harus hati-hati karena di China ada mentega dari lemak babi, minyak goreng juga dari minyak babi, gelatin/jelly dari babi, roti yang menggunakan protein bulu babi, dll. Saya juga diberikan bekal, berupa kertas bertuliskan apa yang gak boleh saya makan dalam huruf pinyin China, supaya saat saya ke tempat makan tanpa logo halal bisa ditunjukan ke mbak/mas resto nya.

shenzhenhalal10

Saya juga belajar istilah-istilah makanan yang mengandung babi dari sini:

  • Pig = babi yang masih muda, dengan berat tubuh kurang daripada 50 kg
  • Hog = babi dewasa yang berat tubuhnya melebihi 50 kg
  • Pork = daging babi di dalam masakan
  • Lard = lemak babi yang digunakan untuk membuat minyak yang dicampur dalam masakan
  • Bacon = daging yang diiris tipis dan dipanggang. Tidak semua bacon ini terbuat dari daging babi, ada yang terbuat dari daging sapi atau daging hewan lainnya.
  • Ham = bagian dari daging babi yang diambil dari pahanya. Dagingnya biasanya bertekstur lembut
  • Sow = babi betina dewasa
  • Sow milk = susu yang dihasilkan oleh babi
  • Swine = istilah yang digunakan untuk keseluruhan kumpulan spesies babi. Istilah ini kerap disisipkan oleh para produsen curang yang menyertakan daging babi dalam produknya sebagai salah satu bahan penyedap rasa.
  • Boar = babi liar
  • Porcine = istilah yang digunakan untuk sesuatu yang berkaitan atau berasal daripada babi. Porcine sering digunakan di dalam bidang pengobatan untuk menyatakan sumber yang berasal daripada babi.

shenzhenhalal11

Banyak teman yang ambil jalan pintas karena gak mau susah cari makan, biasanya mereka cuma makan ayam + kentang goreng di McD, KFC, Wendys, Popeyes, dll. Pertama kali ke Hongkong tahun 2008 juga saya begitu, setelah menginap di sana 4 hari … pulangnya saya sakit radang tenggorokan karena makanannya gorengan berminyak terus. Hihihihi

shenzhenhalal12

Sekali saya menemukan restoran dengan logo halal, biasanya langsung saya catat nama tempat dan nama jalan/daerahnya. Supaya suatu saat kalau saya kesana lagi, saya tinggal kembali ke tempat yang sama. Untuk list resto halal di Shenzhen, akan selalu saya update di posting ini yah. Kenapa baru Shenzhen, negara/tempat lain mana? Ya karena saya paling rajin pergi ke kota itu sih.

shenzhenhalal16

Kalau masih khawatir akan makanan yang disajikan, biasanya saya masak sendiri. Beberapa kali saya tinggal di hotel yang petugas restorannya tidak bisa berbahasa Inggris. Cuma sekedar minta Scramble Egg atau Omelet alias telur dadar tanpa ham aja susah banget. Akhirnya saya minta ijin masuk ke dapur, cari penggorengan dan bikin sendiri. Karena ini bukan kejadian pertama kali, seorang teman dengan sigap langsung ambil henpon dan moto saya. Barang bukti untuk dia cerita ke teman lain yang belum pernah pergi sama saya, katanya.

shenzhenhalal13

Ada kalanya saya malas masak sendiri, karena kecapekan akibat dini hari baru sampai hotel setelah meeting panjang. Saya minta ditunjukin makanan mana yang “No Pork – No Lard” ke petugas restoran. Pasrah aja kalo cuma bisa makan seperti yang tampak pada foto di bawah ini:

shenzhenhalal14

Untungnya orang China suka menyediakan ubi rebus, talas (disebut Taro), dan minuman standar teh. Meski saya malas nyetok popmi di koper, sambel sasetan itu wajib hukumnya ada di tas saya. Menurut lidah saya, makanan setawar apapun kalo dicocol dengan saus sambal jadinya lebih enak untuk dikunyah. Sebelum ada kemasan saset gini, saya rela loh bawa kemasan botol plastik yang kecil itu setiap keluar negeri. Niat banget, kan!

shenzhenhalal15

 

Memang tidak mudah mencari makanan halal di negara yang sedikit penduduk muslimnya. Tapi selama kita berusaha, pasti nemu aja kok. Gak perlu khawatir akan kelaparan. Jangan lupa:

Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya”. (QS. Al-An’am: 119)

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah, tetapi barang siapa terpaksa memakannya bukan karena menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maka Penyayang” (QS An-Nahl : 115)

Apa teman-teman ada yang punya pengalaman seru saat mencari makanan di negara orang?

Makanan Halal di Shenzhen

Makanan Halal di Shenzhen

Beberapa teman yang mengetahui pekerjaan saya, sering mengajukan pertanyaan “lo mondar-mandir ke China, gimana makannya?

Makan ya gampang lah, tinggal ambil pake tangan trus buka mulut. Hap … telan deh.

Hehehehe iya garing bercandanya, maap sih.

Alhamdulillah karena saya pakai jilbab, lebih mudah dikenali sebagai muslim. Hal ini meringankan saya, karena biasanya orang-orang yang mengingatkan saya “sorry, you can’t eat this. You can’t eat pork“. Penduduk China yang keturunan Mongol, kebanyakan muslim. Jadi mereka juga sudah tidak kaget dengan penampilan saya.

Biasanya saya minta ditulis huruf keriting China … aksara apa sih namanya? kalo Kanji kan bahasa Jepang tuh … isi tulisannya “no pork – no lard“. Dan dikasih poin-poin bahan makanan yang tidak bisa saya konsumsi dibawahnya:

  • Alkohol
  • Daging babi
  • Minyak babi
  • Kaldu babi
  • Lemak babi
  • Butter/Margarin dari babi

Kadang saya minta tolong teman (penduduk lokal Shenzhen) atau petugas resepsionis hotel tempat saya menginap. Kertas itu saya bawa kemana-mana, jadi setiap masuk restoran tinggal tunjukan kertas itu aja deh.

Pernah saya mendapat hotel yang petugasnya susah banget mengerti Bahasa Inggris. Ribet loh jelasin tentang makanan yang bisa saya makan, pakai bahasa tarzan. Pernah juga dapat hotel yang bahan makanan yang tersedia di dapurnya 80% mengandung bahan-bahan yang saya sebutkan di atas. Repot ajah!

Kalau ketemu kondisi seperti ini, saya minta ijin ke dapur *ini serius kejadian*. Saya minta wajan/penggorengan, saya cuci bersih (dioles sabun cuci piring cair/krim pakai tangan trus disiram air sampai yakin tidak ada minyak menempel), kemudian saya ambil telur dikocok pakai susu + lada + garam. Bikin scramble egg aja yang gampang deh. Saya pakai Anchor Butter kemasan kecil yang biasanya ditemukan dengan roti tawar. Sebagai tambahan, saya rebus brokoli atau sawi. Sayuran rebus memang hambar, jadi biasanya saya celup ke dalam kecap asin + potongan cabe rawit.

Gitu doang? Abis gimana lagi dong

Kenyang gak? Tentu tidak!

Hahahaha.

Ini kejadian paling heboh yang pernah saya jalani. Darurat banget .. tapi yaaahh daripada saya kelaperan. Seminggu di China, biasanya berat badan saya turun 2-4kg.

Untuk menjaga kondisi badan, saya banyak konsumsi buah. Nyemil sehat banget kan tuh.

Tenaaaannggg, gak sering kok kejadian daruratnya. Karena tahun lalu saya mulai menghafalkan letak resto muslim berlogo halal di sekitar Shenzhen.

Berikut beberapa yang sudah saya coba:

  1. Resto Halal di Hongli Rd (seberang Pavilion Hotel, dekat Yoshinoya) 
    shenzhenhalal1Pemiliknya ramah dan bisa berbahasa Inggris sedikit. Lumayan sempat ngobrol juga. Mereka tanya saya datang dari mana. Saya melihat pemiliknya sholat di parkiran depan resto.
    shenzhenhalal5
  2. Resto Halal di bawah Shenzhen Muslim Hotel – Wenjin South Rd
  3. Resto Halal (Mos Len Food tulisannya) di belakang Shenzhen University
  4. Resto Halal di sekitar kawasan Dongmen Food Street – Jiefang Rd
    Disini banyak jajanan yang bisa kita temukan.
    shenzhenhalal3
    Pelan-pelan cari logo halal berwarna hijau deh. Dongmen ini letaknya di sekitar Luohu, tempat perbelanjaan yang terkenal murah. Kalo di Jakarta semacam Mangga Dua gitu deh.
  5. Resto Halal di daerah Nanhai Ave (dekat WalMart)
    Saya menginap di Hotel DayHello. Di sini lah kejadian saya masak di dapur. Akhirnya pas cari-cari fast food di sekitar WallMart (target McD atau KFC) yang gak jauh dari hotel, eh saya malah nemu resto halal di jalan sebrangnya WallMart.
    shenzhenhalal2Girang banget deh malam itu. Besok paginya gak perlu ke dapur hotel lagi.
  6. Mongolian Halal Food
    Yang ini saya lupa ada di jalan apa. Gak jauh dari Window Of the World sih ruko nya. Saya sempat foto di tangga, yang atasnya ada tulisan “Assalamualaikum”
    shenzhenhalal4Tapi kenapa gak foto tampak depan resto nya sih *tepok jidat … lupa*.

Nanti deh kalo ke Shenzhen lagi, akan saya update tulisan ini biar lebih lengkap yah.

Owh ya … jangan kaget kalo di lemari pendingin resto suka ada bir. Saya pernah tanya juga ke pemilik “ini resto muslim, menyediakan makanan halal … tapi kenapa kalian jual minuman beralkohol. Itu kan gak halal

Alasan mereka “gak semua yang makan disini orang Islam. Dan kadang mereka minta bir, jadi kami sediakan juga

Harusnya sih mereka paham ya, kalau seorang muslim pun dilarang menjual minuman beralkohol walaupun kita tidak mengkonsumsinya. Biarlah hal ini menjadi urusan pribadi mereka dengan The Almighty.

Anywaaayyy … sebagai muslim kita harus berusaha sekuat tenaga untuk menjaga diri kita dari laranganNYA. Termasuk menjaga asupan tubuh kita. Walaupun resikonya harus masak sendiri di dapur hotel hihihi.

Pengalaman saya belum seberapa dibanding perjuangan Fety yang ditulis lengkap dalam postingan ini dan itu.

Pokoknya hindari yang mengandung babi yaa. Lebih gak boleh lagi kalo makan babi hamil, udah lah babi mengandung babi pula. Hahahahhaha *lawakan basi ah de*

Untuk lebih jelas bisa ke web ini aja: http://www.muslim2china.com/

Update:
Saya tambah 1 resto halal lagi mumpung ingat tuh.

Mungkin ada yang bertanya: Kenapa repot amat cari makanan disana, gak bawa popmi atau rendang atau makanan awet lainnya.

Begini yah, saya pergi kesana bukan untuk liburan yang sudah di plan jauh-jauh hari. Saya pergi untuk tugas kantor, yang perintahnya bisa datang kapan saja. Kadang bos saya kalo nyuruh berangkat itu kek nyuruh orang pergi ke Bogor. Sampe visa pun harus standby nempel di passpor.

Biasanya sih diminta siapin visa multi-entry, syaratnya harus minimal 2x menerima single entry visa sebelumnya. Artinya minimal sudah pernah ke China 2x (tidak termasuk Hongkong dan Taiwan). Hongkong tidak perlu visa. Sementara Taiwan beda visa dengan China daratan. *nah jadi inget kan tuh belum sharing tulisan ttg Taiwan*

Pernah nih, bos saya bbm jam 10 pagi “De, siap-siap berangkat ke Shenzhen ntar malam. Cari flight terakhir aja. Sampe sana besok pagi, langsung meeting ketemu si anu yah

Tuh ajaib kan?

Paling saya balas “Macam ke Depok aja ya bos :-P. Besok pagi aja berangkat nya boleh, kan? Gw pulang ke rumah dulu packing dan ijin ke suami + anak-anak dulu

Kalo udah kaya gini, mana kepikiran pulang kantor mampir ke warung padang untuk bawa rendang? Jadi yah gimana ketemu makanan di sana besok aja. Yang pasti tiap hari saya selalu nyetok buah di kamar hotel. Nyemil cherry udah paling enak deh. Disana murah banget soalnya.

Semua tulisan saya tentang China bisa dilihat disini