Kamis, 25 Feb 2010
Setelah sarapan di hotel, kami langsung bergegas ke Suvarnabhumi Airport untuk mengejar penerbangan jam 11:10 waktu Bangkok. Perjalanan dari hotel menuju airport memakan waktu kurang lebih 45 menit. Di airport kami punya cukup banyak waktu untuk santai dan melihat-lihat bangunan airport yang cukup megah ini.
Sampai di Changi Airport jam 14:30, alhamdulillah anak-anak menikmati perjalanan dipesawat sibuk baca buku dan corat coret buku tulis (diary) yang dibeli di Bangkok malam sebelumnya. Antrian stempel imigrasi juga tidak begitu panjang. Dari aiport kami naik taxi menuju hotel di jalan Bencoolen.
Setelah istirahat, sholat dan leyeh-leyeh sebentar di hotel, kami langsung keluar hotel untuk menikmati Singapore sore hari. Tujuan pertama langsung ke Esplanade dan Merlion park.
Di halte depan hotel IBIS Bencoolen, kami menunggu bis datang. Ketika masuk, saya cuma bawa 1 kartu EZlink. Niatnya masguh – rafa – fayra bayar cash aja ke supir. Tapi kami disuruh turun karena gak punya uang pas (coin). Pak supir tidak melayani kembalian. Pelajaran berharga!
Akhirnya kami jalan kaki sekitar 5 menit menuju stasiun MRT Bugis, beli 3 kartu EZlink disana. Untuk Rafa sudah dihitung dewasa, jadi harga kartu nya normal SGD 15 (pulsa nya $10, biaya kartu $5 non-refundable). Sementara untuk Fayra yang masih dibawah 7 thn, harga kartu cuma SGD 5 dengan menunjukkan pasport Fay. Kartu EZlink ini bisa digunakan selama 5 tahun.
Naik MR turun di stasiun Raffles Palace, ambil exit H. Kemudian jalan kaki menuju Anderson Brige. Foto-foto dulu disana. Liat nih aksi foto model (Rafa), pengarah gaya (Fayra) dan tukang poto (masguh). Sementara saya cekikikan liat ulah mereka.
Kemudian kami jalan kaki lewat kolong ke arah sisi sungai. Sebelum sampai di Esplanade, tukang tampil sibuk minta foto dulu.
Ada seorang ibu bersama anak perempuannya yang jalan-jalan di sekitar sini. Sang ibu dari Medan, sedangkan anak perempuannya bekerja di Jakarta. Sang anak mengajak ibunda liburan ke Singapore, dengan semua biaya ditanggungnya. Awalnya mereka minta tolong foto, akhirnya kami jalan sama-sama menuju Merlion Park. Mayan bisa ada yang gantian moto hehehe.
Adeknya sibuk minta foto, Rafa bosen dan mojok sendirian. Tapi begitu dia dijadikan objek foto, langsung bangkit dan semangat tampil.
Ampun kan gaya nya para tukang tampil? Ngebayangin tante Dinny ada diantara mereka, pasti lebih heboh deh potosesyen nya.
Kami lalu mengajak anak-anak lihat patung Merlion, yang menjadi ikon Singapura bagi dunia. Merlion pertama kali dirancang sebagai lambang Singapore Tourist Promotion Board (STPB) di tahun 1964 – dan sang kepala singa dengan badan ikan di atas puncak ombak ini segera menjadi ikon negara.
Merlion dirancang oleh Mr. Fraser Brunner, anggota panitia suvenir dan kurator di Van Kleef Aquarium. Kepala singanya melambangkan singa yang terlihat oleh Pangeran Sang Nila Utama saat ia menemukan kembali Singapura di tahun 11 M, seperti yang tercantum dalam “Sejarah Melayu”. Ekor ikan sang Merlion melambangkan kota kuno Temasek (berarti “laut” dalam bahasa Jawa). Nama Singapura sebelum sang Pangeran menamakannya “Singapura” (berarti “Kota Singa” dalam bahasa Sansekerta) dan juga melambangkan awal Singapura yang sederhana, yaitu sebagai perkampungan nelayan.
Berukuran tinggi 8,6 meter dan berbobot 70 ton, patung Merlion ini dibangun dari campuran semen oleh seniman Singapura, almarhum Mr. Lim Nang Seng. Patung Merlion kedua yang lebih kecil, berukuran tinggi dua meter dan berbobot tiga ton, juga dibangun oleh Mr. Lim. Bagian badannya terbuat dari campuran semen, kulitnya dari pelat porselen dan matanya dari cangkir teh kecil berwarna merah.
Perdana Menteri Singapura pada waktu itu, Mr. Lee Kuan Yew, meresmikan upacara pemasangan Merlion ini pada tanggal 15 September 1972. Sebuah prasasti perunggu mengabadikan peristiwa bahagia tersebut dengan tulisan, “Merlion ini didirikan sebagai lambang untuk menyambut semua pengunjung ke Singapura.” LIhat foto Fayra di belakang prasasti perunggu diatas foto dengan bunga-bunga (alhamdulillah gak bentol-bentol dekat bunga ini).
Lokasi Patung Merlion Rumah Merlion yang baru terletak bersebelahan dengan One Fullerton, sebuah taman seluas 2.500 meter persegi yang baru saja dibangun. Di One Fullerton, terdapat aneka restoran, lounge, dan klub dansa di tepi sungai. Foto diatas Rafa duduk merem diatas huruf U bagian dari tulisan FULLERTON.
Area ini juga memiliki sebuah tanjung dengan teras tempat duduk dan sebuah dek untuk menonton yang sanggup menahan sampai 300 orang, serta sebuah tempat pendaratan kapal sehingga pengunjung dapat turun dari taksi kapal. Dek ini memberi panorama sang Merlion yang terbaik bagi para fotografer, dengan latar belakang cakrawala kota dan Marina Bay yang indah, termasuk gedung-gedung landmark seperti The Fullerton Singapore dan Esplanade – Theatres on the Bay.
Merlion Cub terletak 28 meter di belakang sang Merlion. Dipasang pula sebuah sistem pompa untuk Merlion dan anak Merlion, sehingga dapat menyemburkan air sepanjang hari dan malam. Seperti kebanyakan turis lain, Rafa dan Fayra sibuk gaya foto seperti minum semburan air dari mulut Merlion. hehehe
Setelah itu kami kembali ke stasiun MRT – Raffles Place naik kereta menuju Orchad. Kami jalan-jalan, makan malam kemudian naik taxi ke hotel.
Semua posting tentang Singapore bisa dilihat disini