Browsed by
Tag: liburan hemat ke singapore

Singapore D3

Singapore D3

Hari ini hari terakhir kami di Singapore. Setelah sarapan kami beresin semua bawaan karena malam ini kami harus balik ke Jakarta. Kebetulan hari ini nte Tiwi baru datang ke Singapore dan menginap di sekitar Orchad, jadi kami bisa titip koper disana.

Setelah nitipin koper, kami jalan-jalan ke sekitar Orchad sampai makan siang di Lucky Plasa. Setelah itu naik taxi ke Tampines untuk berburu IKEA. Endonesah banget yah hihihihi. Maklum semangat punya rumah baru, jadi nyari pernak pernik mumpung disini.


Menjelang sore balik lagi ke hotel tempat nte Tiwi nginap, masukin barang ke dalam koper dan siap-siap ke erpot untuk pulang ke Jakarta.

Rincian biaya liburan di Singapore nya dipostingan selanjutnya yah. Biar detil semua ditulis nanti.

Semua posting tentang Singapore bisa dilihat disini

Sentosa – Singapore D2

Sentosa – Singapore D2

Walau belum puas menikmati Science Center, kami harus terus melanjutkan perjalanan ke Sentosa Island. Lumayan jauh dari Jurong ke Sentosa, beneran ujung ke ujung nya Singapore. Tapi karena naik MRT, perjalanan menempuh waktu hampir 1/2 jam.

Sentosa ini merupakan Integrated Resort di Singapore.  Selain menyajikan keindahan pantar, Sentosa makin melengkapi fasilitas didalamnya. Ada hotel, casino, restoran, tempat belanja, juga wahana permainan. Semuanya dibuka secara bertahap mulai tahun 2010 ini. Total luasnya 49 hektar.

Begitu turun MRT di stasiun Harbour Front (Vivo City), kami lanjut naik Sentosa Express dari lantai 3 Vivo City. Harga tiket Sentosa Express return (PP) adalah SGD3 per orang.

Sampai di Sentosa terlihat antrian di depan loket penjual tiket Song of The Sea. Kami langsung ikut ngantri, dan dapat tiket untuk yang jam 20:40 alias pertunjukan terakhir (1 hari ada 2 show). Harga tiketnya SGD10/orang.

Karena banyak atraksi yang belum buka, kami langsung naik Siloso Beach Tram. Fay mau main dipantai!!

Sayangnya gak bawa baju ganti. Jadi Rafa dan Fayra gak bisa puas main pasir dan cuma nyeburin kaki ke air. Mana Fayra sempat jatuh di pasir, udah bajunya basah … lengket pasir pula. Nunggu agak kering sambil kibas-kibasin buang pasirnya.

Ketika matahari terbenam, kami kembali naik Siloso Beach Tram ke tempat pertunjukan Song of The Sea. Antrian udah lumayan panjang disana. Padahal penonton show pertama baru aja masuk arena. Sistem kursinya siapa cepat dia dapat, jadilah kami ikut ngantri sampai pertunjukan pertama selesai dan pintu dibuka untuk pertunjukan berikutnya.

Song Of The Sea Show ini bercerita tentang seorang pemuda bersuara merdu bernama Li. Bersama dengan teman-temannya, mereka bernyanyi dalam usaha untuk membangunkan Putri Ami yang terkena kutukan. Pertunjukkannya yang didukung oleh teknologi tinggi ini menyajikan permainan air, efek cahaya dari sinar laser dan juga kembang api. Kalau di Indonesia mirip dengan Air Mancur Menari (Dancing Fountain) yang ada di Grand Indonesia tapi Songs of the Sea ini lebih canggih dan ada alur ceritanya. (nyontek dari sini)

Ceritanya kombinasi antara beberapa aktor didepan barisan kursi penonton dan beberapa icon yang ditampilkan dalam layar. Air mancur menari dijadikan layar, dikombinasikan dengan sorotan laser berbagai warna. Suara yang disajikan semuanya rekaman. Jadi para aktor tinggal joget-joget sambil pura-pura nyanyi didepan.

Pertunjukan berlangsung selama 1jam. Hampir 90% kursi penuh oleh penonton. Dari anak-anak sampai orang dewasa semua terpukau oleh pertunjukan ini. Lagu-lagunya enak. Rafa ama Fay aja menikmati banget. Dari Sentosa kami langsung kembali ke hotel untuk istirahat.

Tips ke Sentosa:

  • Sebaiknya luangkan waktu 1 hari penuh supaya bisa melihat seluruh Sentosa Island.
  • Bawa baju ganti dan peralatan mandi, supaya anak-anak bisa bermain dipantai sampai puas.
  • Kalau naik MRT, sebaiknya beli tiket Sentosa Express langsung PP. Saat pulang biasanya semua orang balik setelah Song of The Sea show terakhir. Jadi keretanya penuh dan antrian tiket kreta juga panjang.

Semua posting tentang Singapore bisa dilihat disini

Merlion Park – Singapore D1

Merlion Park – Singapore D1

Kamis, 25 Feb 2010

Setelah sarapan di hotel, kami langsung bergegas ke Suvarnabhumi Airport untuk mengejar penerbangan jam 11:10 waktu Bangkok. Perjalanan dari hotel menuju airport memakan waktu kurang lebih 45 menit. Di airport kami punya cukup banyak waktu untuk santai dan melihat-lihat bangunan airport yang cukup megah ini.

Sampai di Changi Airport jam 14:30, alhamdulillah anak-anak menikmati perjalanan dipesawat sibuk baca buku dan corat coret buku tulis (diary) yang dibeli di Bangkok malam sebelumnya. Antrian stempel imigrasi juga tidak begitu panjang. Dari aiport kami naik taxi menuju hotel di jalan Bencoolen.

Setelah istirahat, sholat dan leyeh-leyeh sebentar di hotel, kami langsung keluar hotel untuk menikmati Singapore sore hari. Tujuan pertama langsung ke Esplanade dan Merlion park.

Di halte depan hotel IBIS Bencoolen, kami menunggu bis datang. Ketika masuk, saya cuma bawa 1 kartu EZlink. Niatnya masguh – rafa – fayra bayar cash aja ke supir. Tapi kami disuruh turun karena gak punya uang pas (coin). Pak supir tidak melayani kembalian. Pelajaran berharga!

Akhirnya kami jalan kaki sekitar 5 menit menuju stasiun MRT Bugis, beli 3 kartu EZlink disana. Untuk Rafa sudah dihitung dewasa, jadi harga kartu nya normal SGD 15 (pulsa nya $10, biaya kartu $5 non-refundable). Sementara untuk Fayra yang masih dibawah 7 thn, harga kartu cuma SGD 5 dengan menunjukkan pasport Fay. Kartu EZlink ini bisa digunakan selama 5 tahun.

Naik MR turun di stasiun Raffles Palace, ambil exit H. Kemudian jalan kaki menuju Anderson Brige. Foto-foto dulu disana. Liat nih aksi foto model (Rafa), pengarah gaya (Fayra) dan tukang poto (masguh). Sementara saya cekikikan liat ulah mereka.

Kemudian kami jalan kaki lewat kolong ke arah sisi sungai. Sebelum sampai di Esplanade, tukang tampil sibuk minta foto dulu.

Ada seorang ibu bersama anak perempuannya yang jalan-jalan di sekitar sini. Sang ibu dari Medan, sedangkan anak perempuannya bekerja di Jakarta. Sang anak mengajak ibunda liburan ke Singapore, dengan semua biaya ditanggungnya. Awalnya mereka minta tolong foto, akhirnya kami jalan sama-sama menuju Merlion Park. Mayan bisa ada yang gantian moto hehehe.

Adeknya sibuk minta foto, Rafa bosen dan mojok sendirian. Tapi begitu dia dijadikan objek foto, langsung bangkit dan semangat tampil.

Ampun kan gaya nya para tukang tampil? Ngebayangin tante Dinny ada diantara mereka, pasti lebih heboh deh potosesyen nya.

Kami lalu mengajak anak-anak lihat patung Merlion, yang menjadi ikon Singapura bagi dunia. Merlion pertama kali dirancang sebagai lambang Singapore Tourist Promotion Board (STPB) di tahun 1964 – dan sang kepala singa dengan badan ikan di atas puncak ombak ini segera menjadi ikon negara.

Merlion dirancang oleh Mr. Fraser Brunner, anggota panitia suvenir dan kurator di Van Kleef Aquarium. Kepala singanya melambangkan singa yang terlihat oleh Pangeran Sang Nila Utama saat ia menemukan kembali Singapura di tahun 11 M, seperti yang tercantum dalam “Sejarah Melayu”. Ekor ikan sang Merlion melambangkan kota kuno Temasek (berarti “laut” dalam bahasa Jawa). Nama Singapura sebelum sang Pangeran menamakannya “Singapura” (berarti “Kota Singa” dalam bahasa Sansekerta) dan juga melambangkan awal Singapura yang sederhana, yaitu sebagai perkampungan nelayan.


Berukuran tinggi 8,6 meter dan berbobot 70 ton, patung Merlion ini dibangun dari campuran semen oleh seniman Singapura, almarhum Mr. Lim Nang Seng. Patung Merlion kedua yang lebih kecil, berukuran tinggi dua meter dan berbobot tiga ton, juga dibangun oleh Mr. Lim. Bagian badannya terbuat dari campuran semen, kulitnya dari pelat porselen dan matanya dari cangkir teh kecil berwarna merah.

Perdana Menteri Singapura pada waktu itu, Mr. Lee Kuan Yew, meresmikan upacara pemasangan Merlion ini pada tanggal 15 September 1972. Sebuah prasasti perunggu mengabadikan peristiwa bahagia tersebut dengan tulisan, “Merlion ini didirikan sebagai lambang untuk menyambut semua pengunjung ke Singapura.” LIhat foto Fayra di belakang prasasti perunggu diatas foto dengan bunga-bunga (alhamdulillah gak bentol-bentol dekat bunga ini).


Lokasi Patung Merlion Rumah Merlion yang baru terletak bersebelahan dengan One Fullerton, sebuah taman seluas 2.500 meter persegi yang baru saja dibangun. Di One Fullerton, terdapat aneka restoran, lounge, dan klub dansa di tepi sungai. Foto diatas Rafa duduk merem diatas huruf U bagian dari tulisan FULLERTON.

Area ini juga memiliki sebuah tanjung dengan teras tempat duduk dan sebuah dek untuk menonton yang sanggup menahan sampai 300 orang, serta sebuah tempat pendaratan kapal sehingga pengunjung dapat turun dari taksi kapal. Dek ini memberi panorama sang Merlion yang terbaik bagi para fotografer, dengan latar belakang cakrawala kota dan Marina Bay yang indah, termasuk gedung-gedung landmark seperti The Fullerton Singapore dan Esplanade – Theatres on the Bay.

Merlion Cub terletak 28 meter di belakang sang Merlion. Dipasang pula sebuah sistem pompa untuk Merlion dan anak Merlion, sehingga dapat menyemburkan air sepanjang hari dan malam. Seperti kebanyakan turis lain, Rafa dan Fayra sibuk gaya foto seperti minum semburan air dari mulut Merlion. hehehe

Setelah itu kami kembali ke stasiun MRT – Raffles Place naik kereta menuju Orchad. Kami jalan-jalan, makan malam kemudian naik taxi ke hotel.

Semua posting tentang Singapore bisa dilihat disini