1st World Hotel – Genting Malaysia
Melanjutkan postingan sebelumnya, kali ini saya akan menulis tentang tempat kami menginap di Genting. Kami mendapatkan voucher hotel dari Panorama travel agent, yang memberikan penawaran 2 malam di First World Hotel hanya USD70an.
Ini hotelnya … besar banget dan full color pula. Keren nih… itu lah kesan pertama saya.
10 April 2009
Karena kami menggunakan AirAsia yang termasuk penerbangan murah, kami mendarat di LCCT (low cost carrier terminal) yang berjarak 20KM dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Delay 5 jam membuat kami sampai di LCCT hampir jam 10 malam. Sedangkan kami masih harus menempuh sekitar 2 jam untuk sampai ke Genting. Saat itu masih ada bus dari LCCT ke KL Center. Tapi Information Center menyarankan kami untuk naik taxi, karena kendaraan umum dari KL Center ke Genting akan sulit ditemukan mengingat kami akan tiba di KL sekitar jam 11.30 malam.
Sampai dihotel sudah jam 12 malam lebih. Anak-anak yang tadinya tertidur di taxi, menjadi terbangun. Tapi ketika didudukan di stroller, Fayra kembali tertidur. Lobi hotel ini sangat berbeda dengan hotel yang biasanya menyediakan sofa. Hotel ini hanya menyediakan beberapa barisan kursi seperti foto dibawah ini.
Hotel ini terkenal sebagai hotel termurah dan terbesar. Jumlah kamarnya sekitar 6,000an. Makanya tidak heran, ketika kami sampai di lobi … kami diminta ambil nomor hanya untuk melakukan proses check in. Liat papan pada foto diatas? itu lah informasi nomor berapa harus ke counter mana. Kaya di rumah sakit yah? hihihi
Kabarnya antrian ini bisa makan waktu hampir 1 jam. Apalagi kami kesana bertepatan dengan libur Paskah (Good Friday). Kondisi hotel sangat ramai, dipenuhi turis lokal dan manca negara. Waks kasian anak-anak yang udah capek 1/4 hari menunggu di airport, dilanjut perjalanan pesawat 2 jam, plus perjalanan 2 jam dari LCCT sampai dihotel. Saya udah pasrah duduk menjaga koper, Rafa menyeder di pundak saya dan Fayra tidur di stroller.
Tiba-tiba Masguh berbisik “ma…itu kan Thomas dan Tantowi, temen kantor cabang Singapore“. Kemudian Masguh berjalan menghampiri mereka. Benar aja, mereka sedang berlibur kesini. Mereka menggunakan travel agent yang menyediakan mobil keluarga (kaya Alphard gede gitu) dan menempuh jalur darat dari Singapore ke Malaysia. Supir yang merangkap menjadi tour gudie membantu proses check in supaya lebih cepat. Kebetulan beliau mempunyai koneksi di hotel ini. Sementara pakcik mengurus check in, saya berkenalan dengan keluarga Thomas dan Tantowi.
Ternyata istri-istri beliau juga pernah bekerja ditempat yang sama. Jadi kami – para istri merupakan alumni gedung hitam semua. Ngobrol bisa nyambung. Walau saat ini mereka memilih menjadi ibu rumah tangga, karena mendampingi suami yang bertugas di negeri seberang. Keluarga Thomas memiliki 2 orang anak, yang besar perempuan sudah SMP dan yang kecil laki-laki kelas 3 SD. Keluarga Tantowi memiliki 3 orang anak, yang besar laki-laki kelas 1SD, yang tengah perempuan umur 3 th dan yang paling kecil perempuan masih bayi. Rafa senang banget melihat teman-teman barunya.
Keluarga Thomas dan Tantowi mendapat kamar di Tower 2, sedangkan kami mendapat kamar di Tower 1 lantai 8. Kami berpisah untuk menuju kamar masing-masing.
Lorong lantai 8 sepi, kami berjalan dan berusaha untuk tidak menimbulkan suara. Takut menganggu penghuni kamar yang lain. Wuiiihhh lorong ini … panjang sekali. Mungkin karena capek dan mengantuk, rasanya nyari nomor kamar kok gak sampai-sampai yah.
Masuk ke dalam kamar, Rafa berkomentar “kok pake kipas angin sih ma. Kenapa gak pake AC?“. Kami mendapat kamar berkategori Deluxe View seperti foto diatas. Setelah kami berganti baju dan sholat, dinginnya mulai terasa. Rafa kembali berkomentar “dingin banget ma, kipas anginnya matiin aja deh“. Hahaha makanya mas, di puncak gunung gini mah gak perlu AC udah dingin kan?
Malam itu kami tidur nyenyak sekali. Bangun pagi hari dengan kondisi yang segar. Masguh membuka tirai, dan langsung mengambil kamera. Subhanallah pemandangannya dari lantai 8 ini indah banget.
Kami telah berjanji untuk bertemu lagi ditempat sarapan, setelah itu baru sama-sama ke Theme Park. Alhamdulillah Rafa dan Fayra bangun tidur langsung minta mandi. Mereka gak sabar untuk bermain hari ini. Sarapan ada dilantai 3, sampai sana kami sulit mencari meja makan karena memang penuh sekali. Sambil mencari meja makan, saya sibuk melihat menu yang disajikan. Gak lupa memperhatikan makanan mana yang antriannya tidak panjang. hehehe
Masguh menjaga Fayra, sementara saya dan Rafa mulai mengantri makanan. Kebayang deh kaya antrian minyak tanah di pom bensin ketika dikabarkan langka. Ketika kami selesai makan, baru ketemu lagi sama keluarga Singapore. Anak-anak bisa langsung akrab gitu. Anak Thomas yang terbesar komentar “asyik nih pa, kita jalan-jalan dengan rombongan Three T … Teguh, Tantowi dan Thomas” hahaha benar juga.
Wah kebayang serunya jalan-jalan hari ini, 3 keluarga besar jalan bareng. Cerita jalan-jalan di Theme Park dipostingan selanjutnya yah…
Tips menginap di 1st World hotel – Genting Malaysia:
- Lebih murah beli voucher dari travel agent di Indonesia
- Paket dengan/tanpa sarapan cuma beda dikit. Kalo gak mau repot mending yang udah termasuk sarapan aja
- Proses Check In bisa makan waktu 1 jam karena menunggu antrian. Lebih baik tengok kanan kiri, siapa tau ketemu orang yg kita kenal udah didepan meja check in …. jadi bisa nitip. Kaya kami kemarin tuh hehehe
- 1st world hotel terdiri dari 6 RIBU kamar, jangan berharap ukuran kamar seperti hotel normal. Kamar disini kecil-kecil. Tapi tempat tidur nya berukuran standar.
- Ambil sarapan lebih pagi akan lebih baik, karena 6rb kamar kebayang kan brapa jumlah orang yang sarapan disitu. Cari meja makan agak susah, dan pasti antri untuk ambil makanannya. Kami bagi tugas, papa & Fayra cari meja dan nungguin di meja – Rafa ngantri makanan A – Mama antri makanan B. Kalo gak gini, gak akan mulai makan.
SEMUA POSTING TENTANG LIBURAN DI GENTING & KUALA LUMPUR
MALAYSIA BISA DILIHAT DI SINI