Shenzhen Garden & Flower Expo park
Bersyukur banget saat ke Shenzhen bulan May 2011 kemarin, teman seperjalanan saya juga tipenya Experience Buyer. Kami memang senang mencoba atau mencari sesuatu yang lokal ditempat mana pun yang kami kunjungi. Karena terbiasa bangun pagi, kami pun memanfaatkan waktu menunggu jemputan untuk jalan-jalan di belakang hotel. Dan kami berhasil beli buah di pasar setempat walo gak ngerti bahasanya dan gak bawa kalkulator :p
Di hari terakhir, jadwal kepulangan kami dari Hongkong jam 2 siang menggunakan Cathay. Kami memanfaatkan sisa waktu untuk pergi ke supermarket terdekat membeli makanan untuk oleh-oleh. Setelah itu kami sempatkan mampir ke Garden & Flower Expo Park yang letaknya tidak begitu jauh dari hotel.
Dari depan jalan raya yang mirip Sudirman-Thamrin di Jakarta, tampak lah pintu gerbang ke taman seperti foto berikut:
Image taken from here
Informasi tentang taman ini dari Om Wiki:
“This park started life as the site of an international garden exhibition in 2004. It is an enormous garden with an area of 660,000 sq m. It ranges from gently undulating to quite steep and contains gardens in many different styles, not only Chinese but from all over the world. ”
Sayangnya saya tidak membawa kamera, cuma mengandalkan kamera standar dari handphone aja. Maaf kalo gambarnya agak buram.
Saya tidak dikenakan biaya untuk masuk ke taman ini. Memang ada loket dan petugasnya dipintu masuk, tapi entah karena kami kesana masih pagi atau memang hari Minggu gratis gak ngerti juga deh. Yang pasti petugas nya cuma senyum dan nyuruh masuk tanpa minta uang. Walaupun gerimis, saya tetap penasaran dengan isi taman ini. Sambil membayangkan luas taman 6 hektar seperti apa. Yang ada di benak saya gak jauh kaya Monas lah. Eh iya, apa air mancur menari di Monas masih ada yah? *loh kok jadi ngomongin Monas*
Lanjut ngomongin taman besar di Shenzhen, saya salut dengan wanita-wanita lokal disini. Dimengerti sih bahwa bulan Mei itu udah mulai masuk summer, tapi hebat banget bisa standby jam 8-9 pagi dengan rok mini bunga-bunga – high heels – payung. Kalo mereka aja sanggup naik tangga sekian banyak, saya juga gak mau kalah deh.
Sampai diujung tangga, ada tembok dengan relief bergambar banteng dan sebuah keluarga kecil yang sedang becengkrama. Di sisi kanan kiri terdapat fiber bening bertuliskan aksara China yang tidak kami mengerti artinya. Di balik tembok ini terdapat monumen berbentuk bunga.
Saya terpana melihat ke arah kanan atas, ada kuil (Pagoda) yang sangat cantik tapi sayang posisinya diatas bukit. Kami melihat papan peta, posisi kami berdiri ditandai dengan ikon orang warna merah. Sementara letak Pagoda itu nun jauh ke atas lagi. Khawatir kalo kami paksa meneruskan langkah, tidak akan cukup waktu kembali. Karena Shenzhen – Hongkong menempuh waktu sekitar 1-1,5 jam, setidaknya kami harus berangkat dari hotel jam 11.
Kami perhatikan peta dengan seksama, sambil menimbang sejauh apa kami bisa explore taman ini. Kami memilih rute memutar daerah kiri peta saja, dengan maksimum waktu keliling 30 menit. Benar-benar hanya jalan, ambil foto sambil lalu, dan terus berjalan mengarah ke pintu keluar.
Saya terpukau dengan taman ini, meski hanya sebagian kecil yang saya kunjungi. Taman ini bersih sekali. Tempat sampah tersedia setiap jarak 200 meter. Minggu pagi seperti ini banyak juga orang-orang yang berolahraga. Sepertinya gerimis bukan penghalang mereka untuk menikmati keindahan taman kota.
Salut dengan pemerintah setempat, yang memikirkan untuk membangun taman seluas ini benar-benar ditengah kota. Jadi kalo kita sumpek dengan rutinitas, kita bisa lari kesini dengan mudahnya untuk menyegarkan pikiran. Berada ditengah taman ini, tidak terasa ada ditengah kota. Suasana nya sepi dari suara kendaraan, udaranya pun segar banget. Taman ini dilengkapi dengan air terjun mini juga loh.
Kami sempat masuk ke dalam rumah kuno ini. Didalamnya dihuni oleh petugas yang usia nya sudah lanjut. Rumah ini digunakan untuk tempat tinggal juga. Saya intip ada beberapa peralatan rumah tangga seperti rice cooker, dispenser air galon, tv, dll. Ruang tamu nya berisi sebuah etalase kaca yang ukurannya cukup kecil, seperti yang ada di warung rokok. Etalase kaca ini berisi koleksi berbagai macam uang koin China. Sepertinya pemerintah memanfaatkan orang-orang lanjut usia (pensiunan usia 50 tahun keatas) untuk menjaga taman ini dengan memberikan fasilitas tempat tinggal didalamnya. Bagus kan kalo rumah kuno ini tidak hanya dijadikan ‘pajangan’ atau sekedar museum koin. Dengan ada petugas yang tinggal didalamnya, rumah ini menjadi lebih terawat. Dan pengunjung yang datang pun bisa mendapat penjelasan detil dari petugas tsb. Sayang kami tidak mengerti bahasa mereka, jadi cuma liat-liat aja. Petugasnya juga tidak bisa berbahasa Inggris, jadi senyum-senyum doang.
Tertarik dengan suara musik mengalun, kami masuk ke kawasan yang ternyata didalamnya ada danau kecil. Dipinggir danau kecil terdapat gubuk sederhana. Beberapa orang tua asyik memainkan alat musik disitu. Lagu tradisional China mereka mainkan dengan sangat harmonis. Sementara tidak jauh dari gubuk itu, beberapa orang lain sedang asyik ber-Taichi. Enak yah olahraga diiringi musik.
Ada juga kawasan taman kering. Seperti hal nya taman kering jepang, disini taman kering nya juga berhiaskan kerikil dan batu koral berwarna putih. Dibeberapa bagian terdapat batu besar untuk aksen. Beberapa pot bunga dihiasi dengan tanaman bonsai.
Katanya kalo malam minggu suka ada pertunjukan air mancur menari disini. Lokasinya di belakang gedung yang biasa digunakan untuk pameran bunga (exhibition hall).
Gak sia-sia deh memberanikan diri untuk memanfaatkan waktu yang sempit dengan berjalan-jalan di sekitar hotel. Walau keluar dari taman ini agak ngos-ngosan dan baju basah keringat. Kami masih sempat kembali ke hotel, basuh-basuh dan ganti baju sebelum ke Hongkong.
Kapan yah Jakarta punya taman seperti ini?
Semua posting tentang China bisa dilihat disini
5 thoughts on “Shenzhen Garden & Flower Expo park”
Salam kenal mbak De,
Blognya inspiring, semangat pembelajarnya memotivasi pembacanya. Terus berkarya ya, salam.
Aaaak..gue gak sempat explore banyak tempat waktu ke Shenzen 🙁
Dear mbak De,
Trimakasih tuk singgah di http://rynari.wordpress.com
Konsistensi mbak De menulis luar biasa.
Kerapihan pengelolaan taman di Shenzhen yang mbak paparkan semoga menginspirasi taman2 kita.
Salam, prih
haloo mbak De, warna kerudungnya kok sama dengan bajunya, nyambung dg baju or terpisah,semoga sukses
Mbak Sulis,
itu mini cardigan dan luaran kerudungnya beda kok. Kebetulan aja warna nya sama