Saung Angklung Udjo

Saung Angklung Udjo

Saat saya ada tugas kantor di Bandung, keluarga (Masguh, Rafa, Fayra dan papanya masguh) mengantar hari minggu sekalian menikmati kota yang selalu bikin kangen itu.  Sebenarnya Fayra minta ke kebun strawberry, tapi karena berangkat udah agak siang kebayang macet arah Lembang. Akhirnya kami cari makan di tengah kota, dan langsung menuju Saung Angklung Udjo. Klik gambar dibawah ini untuk melihat lebih besar (source: Saung Angklung Udjo)

Saat kami tiba disana pertunjukan masih belum dimulai, jadi kami memiliki cukup banyak waktu untuk berkeliling area Saung Angklung Udjo yang luasnya 1000 meter persegi. Bpk Udjo Ngalagena beserta istrinya Uum Sumiati mendirikan sanggar kesenian Sunda in tahun 1966. Udjo Ngalagena sangat terinspirasi oleh filosofi gurunya Daeng Soetigna yang disingkat dengan 5M; Mudah, Murah, Mendidik, Menarik dan Masal. Kemudian, Udjo menyempurnakan filosofi ini dengan menambahkan satu nilai, yaitu Meriah.

Kami pergi ke belakang tempat produksi Angklung yang terbuat dari bambu. Cara memainkan alat musik ini sangat sederhana, tinggal menggoyangkan saja. Tetapi pembuatannya tidak sesederhana itu.

Bambu dipilih berdasarkan usia yaitu minimal 4 tahun dan tidak lebih dari 6 tahun dan dipotong pada musim kemarau dari pukul 9 pagi sampai pukul 3 sore hari. Setelah memotong dasar dari pohon bambu, dengan ukuran kurang lebih 2-3 jengkaldari permukaan tanah, bambu harus disimpan selama sekitar 1 minggu, sehingga bambu benar2 tidak berisi air. Setelah seminggu bambu harus dipisahkan dari cabang-cabangnya dan dipotong menjadi berbagai ukuran tertentu. Kemudian, bambu harus disimpan selama sekitar satu tahun untuk mencegah dari gangguan hama. Barulah bambu tsb dibentuk menjadi tabung suara, disemat, dimasukan ke dalam rangka dan terakhir diikat dengan tali rotan.

Di dekat loket tiket pertunjukan ada toko cindera mata. Barang yang dijual dan ditampilkan disana mulai dari suvenir pernikahan dan peralatan tulis–menulis hingga kerajinan seni dan segala pernak–pernik. Sebagian besar menggunakan bahan dasar bambu. Ada juga topeng, wayang dan berbagai batik yang berasal dari Jawa Barat. Sambil lihat-lihat, kami menyaksikan pertunjukan 2 orang yang memainkan gitar dan angklung. Mereka memaikan lagu top40 manca negara, Keren banget!

Fayra dan Rafa membeli gantungan kunci yang terbuat dari bambu. Sang bapak mengukir nama pembeli dengan peralatan semacam las yang diselimuti bambu. Ujung alat itu runcing dan mengeluarkan api, kemudian membakar permukaan bambu dan meninggakan bekas bakaran berbentuk ukiran nama Rafa dan Fayra. Harganya cuma 5rb per buah.

Pertunjukan setiap hari dimulai pukul 15:30 sampai jam 17:30. Harga tiket masuk pertunjukkan sebesar Rp 35,000 untuk anak-anak, Rp 50.000 untuk WNI (dewasa) dan Rp 80.000 untuk tamu asing. Sudah termasuk kalung berbandul angklung kecil dan welcome drink yang bisa dipilih antara lain: air mineral botol, teh botol sosro, teh bersoda, jus jeruk, wedang jahe. Dan ternyata beneran gak rugi bayar tiket masuk segitu, karena pertunjukan benar-benar 2 jam non-stop.

Pertunjukan Bambu Petang (afternoon regular show) terdiri dari:

  1. Demonstrasi wayang golek
  2. Upacara Helaran
  3. Pencak Silat
  4. Tari Kuda lumping
  5. Tari burung Merak
  6. Arumba (Alunan rumpun bambu) –> instrumen yang memainkan beragam jenis musik yang berbeda, dari tradisional, klasik, hingga kontemporer.
  7. Angklung pemula
  8. Angklung orkestra
  9. Angklung masal
  10. Di akhir pertunjukan, para penonton akan diajak untuk menari bersama anak–anak

Semua pengumuman dan pengarahan selama acara disampaikan dalam beberapa bahasa: Sunda, Indonesia, English, Dutch bahkan Korea. 2 orang MC remaja sangat fasih dengan kemampuan bahasanya. Begitu juga saat anak-anak (para pemain) memperkenalkan diri mereka menggunakan bahasa Inggris, menyebutkan nama dan usia. Kemampuan bahasa ini sangat penting karena 90% pengunjung yang datang berasal dari manca negara. Saat kami kesana, mungkin hanya 10-15 org yang penduduk lokal. Sementara sisanya berasal dari Belanda, Malaysia, Singapore dan Korea.

Gemes banget liat 70% pemain berusia 3-10 tahun. Iyaaa bener, ada anak berusia 3 tahun yang ikut tampil disana. Hebat kan!

Para remaja nya pun gak kalah hebat. Mereka menampilkan sebuah pertunjukan interaktif dan orkestra. Keharmonisan suara Angklung terdengar memainkan lagu-lagu populer. Jadwal mereka setahun ini (2011) padat loh untuk tampil keliling dunia. Kebetulan mereka baru pulang dari beberapa kota di China (tampil di berbagai perayaan Tahun Baru Imlek), jadi mereka memainkan lagu-lagu popluer China.

Setelah Bpk Udjo wafat tahun 2001, saat ini Saung Angklung Udjo dikelola oleh keturunan beliau (10 anak dan beberapa cucu nya). Bahkan sekarang sudah resmi berdiri sebagai badan hukum bernama PT. Saung Angklung Udjo. Selain memberikan pertunjukan hiburan, SAU juga memiliki banyak program lain seperti:

  • Pelestarian Seni & Budaya Sunda (memberikan beasiswa dan sosialisasi)
  • Seminar dan lokakarya
  • Pelatihan
  • Program magang
  • Riset
  • Dokumentasi seni

Bapak pada foto diatas, adalah salah satu anak Bpk Udjo. Dan 2 anak kecil disebelahnya, adalah anak beliau atau cucu Bpk Udjo. Saat semua penonton dibagikan angklung, 2 anak ini memimpin kami dengan kode tangan untuk memainkan beberapa lagu. Fayra dan Rafa senang banget bisa merasakan main angklung. Di akhir acara Fayra ikut turun dan menari bersama, tentunya milih teteh sang penari merak. She really loves their costume!

Semoga SAU bisa terus berkarya dan mengharumkan bangsa Indonesia di dunia Internasional.

Notes: Jangan ngaku sebagai orang Indonesia kalo belum ke SAU ya!

Pelestarian Seni & Budaya Sunda
Share this...
Share on Facebook0Share on Google+0Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn0

3 thoughts on “Saung Angklung Udjo

  1. hiks..hiks..jd malu. alm. bapakku org Sunda tp aku belum pernah ke sana…

    kalo gitu cucu nya orang Sunda harus dibawa kesana hehehe

  2. Saya adalah pecinta musik angklung dan sejak sma di bandung tepatnya SMA Pasundan 1 Bandung , pernah Ikut team Angklung, tahun 1983, tuk mengenang memory masa lalu saya sama rekan rekan alumni team musik angklung kalo nggak salah 4 angkatan pingin ngadain reuni .dan menginginkan reunian tersebut di saung mang ujo. adakah facilitas tempat dan waktu tuk riung mungpulung di saung mang ujo .

    Salam Hormat

    Asep wahyudi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *