Runaway Moms ver.2

Runaway Moms ver.2

Sebenarnya masih menunggu foto-foto dari kamera tw dan yang lain, baru afdol untuk posting. Tapi khawatir nanti nasibnya sama seperti versi 1 yang baru tayang 3 tahun setelah pelaksanaannya … jadi mari posting dengan foto seadanya di iPhone saya sebelum cerita ini basi.

Acara versi 2 ini sudah direncanakan beberapa bulan sebelumnya. Tiket dan voucher hostel pun sudah ditangan sejak Oktober. Peserta kali ini 6 orang: de (emak beranak 2), tw (emak beranak 2), nana (emak beranak 2), ei (emak beranak 3), flo (emak beranak 1) dan frida (calon pengantin). Tujuan kami kali ini: Singapore.

Hari pertama: 15 Desember 2012

Kami naik pesawat Batavia jam 7 pagi. Pesawatnya udah lama, agak kotor, sempit, dapat aqua gelas + roti abang-abang yang biasa keliling di sekitar rumah. Kenapa saya bilang roti abang-abang? Karena rotinya keras, seret, hambar … pokoknya susah banget ditelan.

Sampai di Changi sekitar jam 10 pagi. Langsung cari mesin tiket MRT untuk top-up 6 kartu (3 milik saya + 3 milik tw). Kami naik MRT ke China Town. Ibu-ibu ini pada niat loh, kopernya besar-besar banget. Cuma saya dan Frida yang bawaannya paling kecil. Setengah isi koper saya pun titipan 2 teman yang tinggal di Singapore (wink to Dian and Dessy). Maksudnya setelah titipan dikeluarkan, masih ada tempat untuk ngisi belanjaan *alibi*

Kami menginap di 5footway Inn di kawasan China Town. Karena belum bisa check in, kami hanya menitipkan koper di ruangan kecil belakang meja resepsionis. Kemudian makan di McD yang letaknya hanya sekitar 100 meter dari penginapan, dan langsung naik MRT ke Marina Bay Sands.

Niatnya kan mau foto-foto di luar MBS dan ke Garden By The Bay, apa daya hujan turun deras sekali. Setelah capek keliling mall MBS, kami balik ke China Town untuk check-in, sholat dan istirahat. Keasyikan leyeh-leyeh dan ngobrol, baru sadar udah jam 7 malam.

Masih agak gerimis di luar, kami naik MRT menuju Little India. Hujan gini mending menghabiskan waktu di Mustafa Center kan? Baru hari pertama dan emak-emak sudah heboh belanja aja. Lumayan saya dapat kaos kaki bola titipan Rafa dan Nivea Night Cream titipan Didit (di Jakarta kok gak ada yah krim ini).

Bagaimana dengan ibu-ibu lain? Dari kacang campur, coklat, kaos, sampai hand blender pun masuk kantong belanjaan mereka.

Kami balik ke hotel udah tepar. Pada males cari makan. Tapi karena saya terima SMS dari mama (mertua) yang isinya “jangan lupa makan ya, nak” … terpaksa menyeret kaki menuju McD lagi untuk bungkus ayam dan kentang, dimakan di kamar aja.

Hari kedua: 16 Desember 2012

Melihat toko Tintin dari jendela kamar, kami penasaran untuk mampir ke seberang. Saya pernah ke toko Tintin di Brussel akhir tahun 2003 (sebelum museumnya ada, museum nya baru buka Juli 2009) , tapi sayang gak kesampaian foto-foto disana. Makanya senang banget bisa liat ada toko ini di China Town. Walau ukuran toko jauh lebih kecil, tapi isinya lumayan lengkap.

Jiwa narsis tersalurkan deh disini:

Saya membungkus beberapa figurin untuk teman-teman kantor, dan kaos ini untuk Masguh.

Jadwal hari kedua kami akan bermain di Sentosa. Ternyata sampai di VivoCity hujan deras kembali turun. Salah juga sih liburan di musim hujan, resiko nya ya begini. Disini kami berpencar, ngapain lagi deh perempuan di mall sebesar ini kalo gak belanja lagi. Kami berkumpul saat makan siang di Food Republic. Setelah hujan berhenti, baru kami ke lantai 3 untuk naik Sentosa Express.

Puas main-main di Sentosa, mumpung gak ujan kami lanjut ke Orchad. Sebelumnya taruh belanjaan dulu di hostel sih.

Ngapain coba ibu-ibu ini di Orchad? Ya belanja lagi lah *geleng-geleng menatap sendu ke dompet*. Benar-benar uji nyali melihat banyak papan bertuliskan SALE up to 50% – 70%.

Saya sibuk komat kamit “aku berlindung dari godaan diskon yang terkutuk” hihihihi

Malamnya kami mencoba mencari hawker terdekat, tapi sayang banyak yang tutup. Akhirnya cuma makan malam di China Street Food, hanya 1 blok di belakang gang hostel kami. Ketemu juga gerobak bertuliskan “no pork – no lard

Sebenarnya teman-teman masih lanjut jalan ke Esplanade untuk foto-foto di sekitar Merlion. Cahaya lampu saat malam di sana kan bagus banget yah. Tapi badan penuh tambelan ini memberikan alarm untuk rebahan. Saya dan Ei kembali ke hostel untuk istirahat. Tw, Flo, Nana dan Frida masih lanjut jalan-jalan malam.

Hari ketiga: 17 Desember 2012

Kami berdoa semoga hari terakhir ini tidak hujan seperti 2 hari sebelumnya. Kami pergi ke Marina tapi langsung ke Garden By The Bay. Seperti saya tetap tidak beruntung. Udah niat banget mau masuk ke dome, eh ndilalah *jawirnya keluar lagi* kok ya tutup karena ada maintenance. Naseeebbb, cuma bisa jalan-jalan dan foto-foto aja deh.

Saya paling suka foto kami yang ini, sayang tw gak ikutan karena kami gak nemu korban untuk bisa fotoin. Jadi tw harus jadi tukang fotonya:

Dan tentunya suka juga foto yang ini dong:

Kami harus segera kembali ke hostel untuk check out. Batas waktunya cuma sampai jam 12 siang. Alhamdulillah petugas hostel baik banget, kami dicarikan taxi besar. Muat semua 6 manusia + koper-kopernya. Gak perlu 2 taxi biasa.

Saya, Flo, Nana dan Ei turun di IKEA Tampines. Tw dan Frida lanjut ke apartemen Dian untuk menitipkan semua koper kami. Setelah itu Tw dan Frida menyusul ke Ikea.

Kami makan siang di Ikea, cuma di Tampines yang ada line khusus HALAL certified. Saya suka troli untuk membawa banyak makanan disini. Gak perlu repot mondar mandir, secara tangan kita cuma sanggup menampung 1 nampan. Dengan troli ini, beberapa nampan bisa diangkut dan dorong ke meja. Akhirnya bisa merasakan the famous Swedish Meatball karena disini dilengkapi dengan sertifikasi halal. Rasa bakso nya biasa aja di lidah saya, masih lebih enak bakso abang-abang di Jakarta lah. Cuma saos jamurnya memang enak. Yang aneh makanan ini disandingkan dengan selai strawberry, dimana nyambungnya sih?

Saya beli Dave Laptop Table karena belum punya meja kerja di kamar tidur. Kasian Masguh kalo kerja malam-malam, suka nebeng di meja belajar kamar anak-anak. Seringnya di meja makan tuh. Dengan meja ini, masguh bisa kerja di kamar kami.

Saya pulang duluan ke Jakarta karena tidak mau terlalu malam sampai di rumah. Saya naik taxi dari Ikea ke apartemen Dian hanya untuk ambil koper, kemudian lanjut ke erpot. Yammpuun ketemu Dian cuma cipika cipiki peluk dikit, gak sempat ngobrol karena uncle taxi menunggu di bawah. Titipan untuk Dessy pun ditinggal di apartemen Dian, maaf gak sempat ketemu ya Des 🙁

Alhamdulillah pesawat Lion malam itu jauh lebih baik dari Batavia saat berangkat. Pesawat kali ini masih baru, bersih, meski tidak dapat minum atau cemilan. Yang paling penting ON TIME.

Iiihhh saya senang banget dengan perjalanan ini.

Runaway moms benar-benar memberikan kesegaran. Berhenti sejenak dari rutinitas sebagai istri, ibu dan karyawan kantoran.

Ada teman yang komentar “kok tega sih ninggalin anak dan suami untuk senang-senang sendiri? gak egois tuh namanya?

Well, we are just ordinary human being. Not superwomen. We deserve a little break.

Kami tidak melakukan perjalanan seperti ini setiap minggu atau bahkan setiap tahun. Perjalanan ini baru kali ke dua setelah 3 tahun yah.

Lagipula … 3 dari 365 hari?

Menurut kami itu tidak egois. Itu tidak sampai sepersepuluh nya loh. Baby sitter saja berhak dapat cuti 1 hari per minggu, karyawan kantor pun dapat cuti 12 hari per tahun … kadang ada yang dapat uang cuti juga dari employer. Apalagi kami yang merangkap baby + toddler + daddy sitter :-p

Permainan basket yang cuma beberapa menit saja, boleh timeout 5x. Mosok kami yang cuma timeout 1x setahun aja *kemungkinan akan jadi rutin per tahun karena papan sale dimana-mana masih terbayang dalam pikiran* dibilang egois sih?

Bukan cuma ibu pekerja luar rumah saja loh yang butuh me-time atau cuti. Saya rasa semua ibu apapun itu julukannya, butuh istirahat sejenak dari rutinitasnya.

Bersyukur suami-suami kami (bukan 1 suami 6 istri loh yaaaa) memberikan ijin *plus uang saku tentunya*, dan ijin mereka tentu saja kami anggap rewards. Keluarga juga mendukung. Orang tua dan mertua kami juga tahu perjalanan ini, tidak ada satupun dari kami yang berbohong demi melakukan perjalanan ini. Mereka semua juga ikut mengijinkan. Mama Ei bahkan menawarkan diri menjaga anak-anaknya dan menginap di rumah nya selama kami pergi. We’re blessed indeed.

Ijin dan uang saku merupakan bentuk penghargaan dari suami atas kinerja kami sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya.

Bukan berarti postingan ini untuk komporin ibu-ibu lain menuntut suaminya memberikan yang sama yah.

Kalian bisa pergi me-time seperti KAMI, tapi sehari-hari juga harus bisa melakukan rutinitas seperti yang kami lakukan.

Bangun lebih pagi untuk masakin orang rumah. Siapkan bekal anak sekolah sebelum kita berangkat ke kantor. Pulang kantor langsung pegang anak-anak (setidaknya menemani mereka belajar, cek buku komunikasi ortu-guru, membacakan cerita sebelum tidur). Bisa tidur 6 jam sehari itu sudah rejeki banget untuk kami, karena rata-rata kami paling tidur maksimal 5 jam.

Nooo … we’re not that prefect enough.

Kami masih dibantu oleh PRT dan baby sitter (utk 3 org teman yang masih punya bayi) juga kok.

Dan jangan tanya dari mana kami dapat BONUS ENERGI untuk melakukan itu semua. Yang pasti, makin banyak anak yang kami punya … makin tidak ada waktu bagi kami untuk memikirkan tenaga ekstra ini datang dari mana. Tentunya kami melakukan dengan cinta, bukan semata terpaksa.

Happy mommy – happy family.

That’s enough!

Share this...
Share on Facebook0Share on Google+0Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn0

23 thoughts on “Runaway Moms ver.2

  1. Saya sering melakukannya, De, dlm bentuk yg lebih sederhana. Misalnya krn begadang sampai mlm, paginya stlh sholat subuh saya minta ijin tidur lg dg suami. Setelah saya bangun, biasanya si keci udah makan dan mandi pagi bersama ayahnya 🙂

  2. deee…aiih tagline nya juara dehhh happy mommy-happy family…

    kalo EGOIS iiihh engga dooong…tapi jujur sampe saat ini gue blom kepikiran buat punya me time kek gini…mungkin karna gue tinggal beda kota ama anak2 saat weekdays yaa…klo tinggal sekota PASTI maulaaaahhh….hahahahaa…

    seruuu banget de…dan seperti biasa sangaatt informatif…

  3. aku juga suka lihat foto mba de yang sendirian, cantik hampir kaya luna maya pake kacamata. Eh aku kira roti batavia itu cuma aku yang ngrasain kalo susah ditelen mba#brb salim sama batavia

  4. Aku jg pengen tuh kayak gini, tp sayang belom ada kesempetannya….ntar anak2 dititipin ke sapa, ke suami gak mgkn, secara dia super sibuk dan susah Cuti. Trus di Bekasi ga ada sodara. Paling aku suka minta ijin pas wiken, pergi sendirian, paling 2-3 jam lah

  5. Aaaah, someday i want to be a runaway mom, too!
    Sounds really fun!

    Klo ada yang bilang kok tega ninggalin anak, itu tandanya sirik tanda tak mampu hehehe…
    Jadi ibu itu adalah pekerjaan 24 jam sehari 7 kali seminggu, kapan sih ada liburnya? Seorang ibu pun terkadang bisa low-bat, dan me-time adl chargingnya. Dan klo ada yg komentar begitu, berarti dia yg egois toh? 🙂

  6. I like the way you describe that we -mommies- deserve to get a little break time hehe. Saya jadi pengin runaway moms juga. Ayoo jurusan bekasi dan sekitarnya 😀

  7. Iiih, koper akyu juga kan kecil *protes*

    Aahhh sabodo amat org lain mo bilang apa, keluarga, orang tua dan yg penting suami gw ngijinin sudah cukup melegalisir runaway gw 🙂

    Rutinin ayo, tapi tempat laen donk ah 😛

  8. bener banget tuh mba, mom deserves banget buat ambil liburan/ Me Time. Kebayang dong cuapeknya kita sehari-hari, masa iya runaways sebentar ajaa dibilang egois *curhat

  9. Mbak De, mau pingsan gw lihat foto Tintin-nya, me am big fans of him, kok bisa gak pernah tau ya ada tokonya di Sg. Museum di Brussel, oooh i envy you Mbak De :).

    Btw gw setuju mbak, kalau ada yg nanya knp gw tega pergi bizztrip sendirian atau jalan-jalan sendirian sama temen-temen ninggalin suami dan anak, gw akan bilang gw tega karena daripada gw getting insane dan melampiaskan kepada keluarga, hanya beberapa hari dari 365 hari pula… Lagipula gw kan tetap kangen anak-anak, berarti gw still masih mikirin mereka ya gak :))

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *