Persiapan pindah rumah
Sejak pertama beli rumah tahun 2005, kami sudah membuat rencana bahwa rumah tsb hanya akan kami tempati untuk periode 5 tahun. Jadi kami mencari bentuk bangunan yang pas untuk keluarga pemula, dengan komposisi 2 kamar tidur + 1 kamar mandi + 1 kamar pembantu + 1 kamar mandi pembantu + dapur + ruang serbaguna (ruang makan, ruang tamu, ruang keluarga). Walau bangunan tsb cuma 65 meter persegi dan tanahnya seluas 90 meter persegi.
Waktu itu Rafa tanya “abis ini kita pindah kemana lagi?”
Wajar sih, karena sebelumnya kami sudah pindah 4 kali selama menjadi kontraktor (kontrak rumah sana sini). Tapi waktu itu kami bilang “liat nanti ya mas, sementara kita disini dulu”.
Setelah Fayra memasuki usia sekolah Playgroup (3thn), dan Rafa juga makin besar (9thn) … kamar tidur menjadi masalah diantara mereka.
Sering Fayra telpon siang cuma ngeluh “ma, aku gak bisa bobo siang nih. teman kakak dikamar semua gak pulang-pulang dari tadi”
Biasa lah cowok-cowok yang udah beranjak remaja, senengnya ngumpul dikamar temannya. Kalo gak dikamar, ya pasti konvoi main sepeda atau main bola di lapangan sport center.
Pertengahan tahun lalu, kami mulai survey harga rumah dengan komposisi 3 kamar tidur. Gak cuma itu, kami pun langsung menghitung dan simulasi biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli rumah tsb. Ketika sudah punya cukup rasa ‘percaya diri’, kami putuskan untuk membeli rumah baru.
Pergulatannya lumayan berat.
Kami ambil pinjaman di bank untuk melunasi rumah lama (yg kreditnya masih sisa 5 tahun) + DP rumah baru. Sambil kami mencoba menawarkan rumah lama. Alhamdulillah sebelah rumah bersedia membeli rumah. Dan uang tsb kami gunakan untuk melunasi utang di bank, sesaat sebelum kami memulai KPR rumah baru. Yaaakkkk gali lubang – tutup lubang – gali lubang baru lagi hihihihihi.
Kami berani nekat seperti itu karena hutang mobil sudah habis periodenya di bulan Feb kemarin. Jadi pengeluaran yang biasanya dipakai untuk bayar mobil, dialihkan untuk cicilan rumah baru. Jadi hutang sekarang cuma 1 … RUMAH BARU.
Ketika masalah utang piutang sudah selesai, dan bisa tarik napas lega … kami memulai hidup baru hanya dengan 1 hutang aja.
Untuk pindah sekolah, saya sudah tulis disini gimana repotnya mencari sekolah baru … yang semuanya diluar prediksi kami. Untuk biaya nya, alhamdulillah tabungan pendidikan anak-anak memang dijadwalkan cair bulan Feb 2010. Jadi tepat waktu, hanya tinggal menambah sebagian yang diluar rencana saja.
Ternyata urusan pindah rumah belum berhenti sampai disitu.
Rumah baru kami tidak memiliki kamar tidur dan kamar mandi untuk pembantu. Jadi kami harus menambah sedikit bangunan dibelakang, yang artinya renovasi. Dan untuk membayar DP renovasi kami harus menguras tabungan yang ada. phieewwhhh.
Perintilannya berdatangan dari mulai biaya pembuatan kitchen set, korden, teralis, furniture untuk kamar Rafa, pembuatan taman depan dan belakang, water heater, tambah AC dan lain-lain.
Semakin mendekati kesiapan rumah yang direncanakan akhir Juni selesai renovasi, kepala saya semakin pusing. Kami tau bahwa semua perintilan itu tidak harus dipenuhi dalam waktu singkat. Tapi tetap aja begitu survey dan tau perkiraan biaya … kepala saya langsung nyut-nyutan. hahahaha
Belum lagi urusan packing dan kendaraan angkut barang nanti. Wuiihhh
Kami hanya punya waktu 2 bulan kedepan, karena kami ingin hidup disana saat tahun ajaran baru di sekolah anak-anak mulai. Karena saya dan suami adalah pekerja luar rumah, otomatis hanya punya waktu libur sabtu dan minggu. 2 bulan x 4 akhir pekan …. bukan waktu yang banyak. Belum lagi dipotong antar anak-anak les, ngemal, acara pentas akhir tahun, ambil raport, acara keluarga. hedeeehhh. Jadi wajar kan kalo saya harus mulai packing dari sekarang? Yah cukup mengisi 2 kardus setiap akhir pekan. Supaya nanti tidak panik dan kecapekan.
Ada teman yang bilang “gila lo banyak duit banget de. Abis beli rumah, masukin anak-anak ke sekolah internasional, liburan ke luar negeri, renovasi … kaya nya duit gak berseri gitu tuh”
Saya cuma tersenyum dan mengucap alhamdulillah.
Modalnya adalah perencanaan keuangan yang matang (uang liburan udah disiapkan dari tahun lalu, beli tiket – voucher hotel – USD dilakukan sebelum beli rumah baru), nekat (musti ngukur kemampuan dan lihat peluang), rajin survey cek harga lebih murah sana sini.
Orang kan hanya lihat hasil akhirnya aja, gak tau perjuangan jumpalitan selama proses pencapaiannya. Tidak ada hasil yang instant. Semua harus diawali dengan tekad kuat dan dilanjutkan dengan kerja keras juga gak putus berdoa mohon kelancaran. Insya Allah apapun bisa kita wujudkan.
Sementara segitu dulu sharing tentang pindah rumahnya. Nanti dikabarin lagi kalo ada perkembangan lain. Atau ada yang mo bantuin? bantu packing boleh, bantu angkut barang nanti pun boleh, bantu kasih pinjaman lunak lebih boleh banget hehehehe
6 thoughts on “Persiapan pindah rumah”
Gue bantu doa lah, semoga lancar pindahannya nanti.
Dan, gue bantu ngabisin makanannya saat acara syukurannya *dikeplak*
Betul betul, betul… Gw dunk, sering ada sodara yg bilang (dg agak gimana gitu): Makanya, kalo punya rumah gak usah gede2. Kalo ada tamu jadi gak tahu!!
Euuuh, padahal ada bel gitu. :p
Dah gitu yak, sering juga mereka menganggap kami “selalu punya uang”. Padahal, yg ada ya… samalah. Gali lubang, tutup lubang… wakakaka. 😀 Cicilan rumah gw masih lama lunasnya. Nikki SMP baru lunas. 🙁
kok foto gambar rumahnya ala arsiteknya ga ada seh ? *celingak celinguk wakakakaka
love this blog very insipiring me, thanks for sharing de 🙂
Aku mau bantu pindahaaan… *_*
Congratulation untuk De dan keluarga
Yah setuju, perencanaan yang matang memang membuahkan keajaiban keajaiban …
aku dulu hanya seneng coret coret merancang bagan rumah .. rasanya impossible di wujudkan, tapi ternyata sekarang jadi mungkin, krn fokus itu lah yg kita pengenin, dimulai dr nyicil tanah dan kusen serta toilet he..he..
dan demi tidak jadi kontraktor terus2an, kita juga nekat pindah di rumah yang masih 60% jadi …
Sukses di tempat yang baru ya … keep in touch