Lebay menuju Dubai
Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga menginjakan kaki di timur tengah. Walau cuma sebentar dan untuk urusan kantor.
Undangan rapat grup baru diterima awal minggu lalu. Cuma punya 5 hari kerja untuk meminta persetujuan bos besar, mencari tiket sampai mengurus visa. Rapat ini dihadiri peserta dari Indonesia, Malaysia, India, Kuwait, Saudi Arabia, Turki dan Afrika Selatan.
Pengurus rapat bilang kalo visa bisa diperoleh N+2, jadi kalau mengirim berkas hari selasa maka visa diterima hari kamis.
Kami sangat ketar ketir, karena kamis minggu lalu merupakan hari libur nasional di Indonesia. Sementara Jumat dan Sabtu adalah akhir pekan di Dubai, jadi kantor-kantor tutup.
Karena dijanjikan elektronik visa dikirim Kamis, saya dengan pedenya pesan tiket kamis tengah malam. Kebetulan ada teman yang tinggal disana, jadi bisa jalan-jalan dulu jumat dan sabtunya.
Ternyata sistem imigrasi Dubai bermasalah, semua wisatawan yang mengurus visa tidak bisa diproses. Efeknya bukan cuma untuk peserta dari Indonesia, tapi peserta lain yang butuh visa juga gak bisa terima.
Akhirnya saya rubah jadwal keberangkatan menjadi sabtu tengah malam. Karena kamis hari libur, kantor Emirates pun tutup. Saya harus pergi ke airport hanya untuk membatalkan penerbangan malam itu dan keesokannya dilanjut dengan menelpon kantor Emirates untuk memberikan jadwal keberangkatan yang baru.
Jumat sore dikabarkan kemungkinan mendapat visa sebelum Minggu sangat kecil. Akhirnya jadwal keberangkatan berubah lagi menjadi minggu malam. Jadwal rapat pun diundur 1 hari.
Akhirnya visa dikirim via email hari Minggu jam 7 malam, sementara pesawat kami jam 12 malam. Phiewwhh mepet banget. Begitu terima email, kami bertiga langsung janjian ketemu dikantor. Mengerjakan beberapa slide presentasi yang kurang, ngeprint dokumen (konfirmasi hotel, e-ticket dan e-visa), setelah itu bablas ke airport.
Alhamdulillah di pesawat dapat bangku disebelah cewek bule di dekat jendela. Beliau tinggal di Sanur-Bali selama 5 tahun terakhir. Ngomong bahasa indonesia nya lancar banget. Beliau transit di Dubai untuk lanjut mudik ke Belanda. Perjalanan 8 jam gak begitu bosan karena kami asyik ngobrol sampe masing-masing ketiduran.
Sampai di airport langsung cari mushola untuk sholat subuh. Setelah itu celingak celinguk nyari jalan keluar. Nemu antrian imigrasi, asyik aja langsung masuk barisan. Setelah 30 menit ngantri, maju ke meja stempel … cuma dikasih tau “eye scan, over there“. Tangan petugas menunjuk ke pojokan ruangan. Ealah kampungan bener deh kami.
Meja untuk memindai mata perempuan di kasih garis khusus. Proses scan cuma 3 detik. Petugasnya bilang “buka mata” heh? Kaget juga dia bisa bahasa indonesia. Trus mendekatkan mata kita ke sebuah alat seperti teropong kecil, klik … selesai.
Dari situ kami balik lagi ke antrian imigrasi. Mayan berdiri lagi 15 menit, sampai di meja petugas dikasih pertanyaan standar “where do you stay?” langsung deh dapat stempel.
Lanjut mencari koper, ternyata karena saking lama nya … koper kami sudah diturunin dari ban berjalan. Ditata rapih dipinggir, tinggal seret aja. Alhamdulillah gak ada yang hilang.
Duhhh lebay banget kan proses menuju ke Dubai.
Serba buru-buru, kehambat sana sini, tapi alhamdulillah kejadian juga.
Cerita tentang Dubainya sendiri dipostingan berikut yah, udah ngantuk soalnya.
Semua posting tentang Dubai bisa dilihat disini
3 thoughts on “Lebay menuju Dubai”
slmt bersenang2 temaaan *_*
biar lebay yang penting happyyy…safe trip…
btw…ngumpulin D* berapa bisa ke Dubai =)) =))