Kumpul Pasien TBC Jogja
Sampai hari ini komen untuk posting tentang penyakit saya, TBC Tulang, sudah mencapai lebih dari 350. Ini belum termasuk sms, email, telpon dan private message di FB yang datang setiap hari nya.
Sejak diberikan kesempatan hidup kedua, saya memang bertekad untuk menyebarkan informasi tentang penyakit ini. Yah menjadi Penyuluh TBC Tulang dengan sukarela dan tanpa badan perkumpulan resmi lah.
Saya juga melakukan kunjungan pasien TBC yang masih di Rumah Sakit atau bertemu mereka yang sudah sembuh di luar kesibukan saya mengurus keluarga dan kerja kantoran tentunya. Kalau ke RS, biasanya saya sendiri atau berdua sama suami. Tapi kalo ketemu di luar RS, saya bisa mengajak anak-anak. Dengan begitu anak-anak saya juga paham bahwa ibunya pernah sakit yang sama dan sekarang membantu mensosialisasikan tentang penyakit ini ke orang-orang lain. Supaya makin banyak orang yang tau bahwa penyakit ini bisa disembuhkan.
Dengan rajinnya saya menceritakan di blog, reaksi negatif juga sering saya terima. Ada yang hampir tiap hari menelpon untuk menyampaikan keluhannya tentang penyakit ini, kalo gak ditanggapi mereka akan marah. Saya mengerti bahwa toleransi seseorang terhadap rasa sakit pasti berbeda. Tapi saya juga capek kalo mendengarkan keluhan yang sama dari orang yang itu-itu aja setiap hari nya. Saya berharap semangat mereka menuju kesembuhan bisa mengalahkan rasa sakitnya.
Ada juga yang minta saya datang ke rumah nya, sambil bilang “kenapa yang lain bisa didatangi bahkan sampai bisa ktemu pasien di luar kota, ke rumah saya kok gak mau?”
Mungkin mereka gak paham, kalo saya menjalani ini semua secara cuma-cuma. Gak digaji, gak minta ongkos mereka, gak minta diisiin pulsa telepon. Mungkin mereka tidak mengerti, kalau kegiatan saya di luar ini lumayan menguras waktu dan tenaga. Saya punya keluarga, 2 orang anak dan bekerja kantoran dari Senin sampai Jumat.
Tapi saya senang masih lebih banyak orang lain yang mendukung kegiatan saya ini, diluar suami dan keluarga besar saya. Teman-teman yang sudah bebas dari penyakit ini, mengajak saya untuk membentuk grup di Facebook dengan nama TBC Tulang dengan jumlah member sudah mencapai lebih dari 250 orang. Beberapa di antara mereka meneruskan kegiatan ini di daerah masing-masing.
Salah satunya bernama Dona tinggal di Jogja, yang ternyata masih sodaraan sama mbak Ika. Awalnya Dona gugling tentang TBC tulang yang dideritanya dan sampailah ke blog saya. Diskusi kami lanjutkan melalui SMS dan telpon. Waktu saya liburan keluarga ke Jogja tahun 2011, kami bertemu di kawasan Malioboro. Dona masih menggunakan korset besi dan belum bisa berjalan tegak.
Beberapa hari sebelum berangkat dinas ke Jogja 11-14 Juni 2014, saya memberi kabar di FB grup dan mengajak siapapun yang mau ketemu untuk sharing tentang TBC. Dona dan Dono (bukan kembar cuma kebetulan nama panggilan mirip aja), datang ke hotel saya dan membawa saya ke sebuah restoran yang ditempuh kurang dari 10 menit menggunakan motor.
Saya senang melihat banyak kemajuan dari 2 orang mantan pasien ini. Mereka berdua sama-sama dioperasi tahun 2011, dan sekarang sudah sehat bisa naik motor sendiri kesana kesini. Mereka aktif menjawab pertanyaan2 pasien lain di FB grup, mereka juga siap mengunjungi pasien lain di Jogja. Mereka melakukan kegiatan yang sama dengan saya untuk wilayah Jogja.
Hati saya meleleh menerima komentar di atas, sama hangatnya seperti waktu menerima tag foto di FB Alan.
Belum lagi komentar dari teman-teman lain:
Hal seperti ini yang kembali membakar semangat saya untuk tidak mudah lelah dan terus berusaha menjadi teman, pendengar dan penyemangat pasien lain.
Terima kasih untuk teman-teman atas dukungannya dan kerelaan nya melakukan kegiatan yang sama. Semoga kegiatan ini menjadi ladang kebaikan untuk bekal kita menghadapNYA kelak. Amin Ya Rabb.
11 thoughts on “Kumpul Pasien TBC Jogja”
Aduuh terharu biru… :”
seneng banget bs ketemu idola..hihihi..
makasih banyak mb De yg jd motivator hidup kami pasien tbc tulang belakang..
untung skrg jamannya udah canggih,mudah menemukan temen senasib seperjuangan, bisa saling support n berbagi info 🙂
#walaupun sebenarnya miris, kenapa pasiennya tambah banyak 🙁
oh, mbak retno habis acara di Grha Sabha Pramana UGM ya? saya ikutan kemarin. 🙂
Kebetulan saya mengikuti lomba blog TB Indonesia, saya bisa mengambil beberapa pelajaran dari tulisan mbak retno.
trima kasih..
bagus juga kumpul2 gini jadi bisa saling menyemangati ya 🙂
Ikut seneng Mbak.
Btw, TBC tulang belakang itu kayak gimana ya Mba?
Saya baru tahu seluk beluk Tb setelah mengikuti kompetisi tentang TB. Ternyata berbahaya ya mbak
De….kamu hebat banget 🙂
aku bangga jadi temenmu hihi *loh*
saling menyemangati ya
Subhanallah.. semoga jadi amal jariyahmu De ^_^
Dear mbak De.. makasih ya support dan kunjungannya banyak sekali membantu proses penyembuhanku. Aku sudah hampir 3 minggu ini ngantor pasca operasi 2 bulan yang lalu. Thanks ya mbak De.. Tetap semangat ya..
Mbak saya juga menderita TB tulang thorakal 4-6 dan sudah operasi tapi kenapa saraf nya maaih rusak dan belum bisa bergerak padahal udah masuk bulan ketiga pasca operasi, kalo boleh minta kontak dong email …?
sudah saya email ya, silakan cek