Exploring Week
Saat menerima edaran dari sekolah, saya kaget dan gagu. Surat itu berisi informasi tentang kegiatan sekolah di bulan maret yang berupa “exploration week”.
Exploration week ini rutin diselenggarakan tiap tahun. Kegiatan ini adalah kegiatan belajar diluar sekolah selama 1 minggu. Diharapkan dengan berada di dunia luar sekolah dan rumah, para siswa akan bisa belajar untuk mandiri, berpikir cepat, selalu siap, saling menghormati, mampu bertahan dan bertanggung jawab.Kegiatannya ada 2 macam: in-house dan Cultural program.
Untuk yang in-house kegiatan yang bisa dipilih oleh siswa ada berbagai macam: renang, golf, robokidz, dll. Penyelenggara nya pihak ketiga yang sudah diminta sekolah untuk menyusun kurikulum yang berhubungan dengan pelajaran akademis di sekolah. Misalnya untuk renang, selama 1 minggu siswa akan berenang setiap hari. Tapi gak cuma nyemplung ke kolam aja, melainkan siswa diminta menghitung luas kolam – mengenal sifat benda cair – memahami gerakan renang yang berhubungan dengan ilmu fisika. Jadi semua pengetahuan akademis diimplementasikan pada kegiatan renang. Belajar jadi lebih menyenangkan.
Untuk Cultural Program dibagi 2 lagi, ada yang lokal dan internasional. Pilihan untuk SD kelas 4-6: Bali-Lombok, Menado, Singapore, China, Australia. Sementara yang SMP-SMA sampai ke Paris atau Spanyol. Disana mereka akan mempelajari sejarah dan budaya setempat selama 1 minggu. Mereka akan pergi ke museum, perkampungan penduduk asli atau tempat yang menyajikan pertunjukan budaya.
Ada program immersion juga, hasil kerjasama dengan beberapa sekolah di Singapore dan China. Jadi selama seminggu tsb para siswa akan belajar di boarding school. Jam 7 pagi sampai jam 2 siang di sekolah, setelah itu dilanjut oleh kegiatan dari sekolah sampai jam 7 malam, kemudian kembali mengikuti kegiatan malam di asrama sekolah (belajar malam dan istirahat). Kegiatan yang ini lebih seperti pertukaran pelajar, karena siswa benar-benar merasakan sekolah disana.
Ketika mereka kembali ke sekolah, mereka akan mempresentasikan apa aja yang didapat selama seminggu dari kegiatan tsb.
Okay kegiatannya emang bagus, tujuannya bagus, dan beneran niat menyelenggarakannya.
Tapi tetap aja kami sebagai orang tua dari anak baru kaget. Walaupun dijelaskan kalau kegiatan ini sudah rutin dilakukan dari tahun ke tahun di semua cabang sekolahnya, dan peminatnya juga cukup banyak. Tetap aja gak masuk di otak kami, anak kelas 4 SD udah mau pergi sejauh itu? Perasaan jaman saya SD, piknik paling jauh ke Bogor deh. Jaman SMP paling jauh ke Jogja. Waktu STM baru lah paling jauh ke Sumatera atau Bali. Apa emang jaman udah berubah yah *ngelap keringet di jidat*
Dari sisi biaya, masuk akal sih karena perginya pakai Garuda dan menginapnya juga di hotel bereputasi bagus. Tapi uang segitu bisa kami pakai untuk pergi ber4 (sekeluarga) ala setengah backpacker hehehe. Untuk yang Immersion Program memang lebih murah, karena menginap di asrama sekolah. Tapi mending uangnya dipakai untuk masuk SMP Rafa akhir tahun depan toh?
Pada saat pertemuan orang tua murid dan pihak sekolah, kami berdiskusi tentang kegiatan ini. Kami mohon walikelas untuk memberi pengertian ke para siswa, bahwa tidak semua anak bisa mengikuti kegiatan ini. Ada orangtua yang tidak mampu atau mungkin mampu tapi mungkin tidak mengijinkan. Dan seminggu sebelum acara agar diumumkan berapa peserta dari masing-masing kegiatan. Supaya siswa paham bahwa tidak semua ikut pergi ke LN.
Papanya Rafa mengusulkan walikelas agar menghimbau anak-anak untuk memperingan biaya dengan program menabung. Atau berjanji untuk mengurangi beban orang tua dengan gak beli mainan selama beberapa bulan, gak minta nge-mall .. semua ini supaya anak-anak bertanggung jawab untuk ikut mengurangi biaya pengeluaran orang tua. Walikelas Rafa menanggapi dengan antusias dan tertarik untuk menerapkan hal ini setidaknya ke murid di kelasnya.
Konsekuensi bersekolah disini udah kami cemaskan sebelumnya. Kami sudah waspada bahwa kegiatan semacam ini akan ada. Karena saya juga sudah mendengar cerita dari teman-teman yang kebetulan menyekolahkan anaknya ke sekolah Internasional lain. Makanya nama sekolah ini pun gak ada di daftar sekolah anak-anak yang kami buat saat mencari sekolah untuk mereka. Tetapi kondisi juga yang membuat kami mau gak mau menyekolahkan anak-anak kesana. Dan saya pun sudah berjanji ke Rafa bahwa kami akan berusaha sekuat tenaga untuk melakukan dan memberikan yang terbaik untuk anak-anak semampu kami, selama anak-anak bisa menikmati proses belajar.
Jadi Rafa ikut yang mana?
Tahun ini sepertinya Rafa ikut yang inhouse aja. His passion are art and swimming. Tiap ditanya mau jadi apa kalau besar nanti, jawabannya selalu ada 2 : pelukis atau atlet renang. Kebetulan program renang nya kerjasama dengan club renang tempat Rafa latihan. Makin semangat deh jadinya.
Mungkin nanti kelas 6 baru ikut yang Immersion Program. Supaya Rafa bisa merasakan sekolah di asrama yang isinya berbagai macam anak manusia dengan beda bahasa, beda budaya, beda bentuk rupa. Eh tapi liat kondisi keuangan mama papa juga sih. Kalo emang gak ada, ya gak bakal dipaksain ikut. Dan liat kondisi Rafa juga, udah siap mental (mandiri dan tanggung jawab) apa belum. Kalo Rafa belum siap, ya gak akan ikut juga.
Kami cuma bisa memberi pengertian untuk Rafa. Kecewa pasti ada, namanya jalan-jalan ama teman kan beda dibanding pergi sama keluarga … walaupun tujuannya sama. Ortu Rafa juga pernah muda kan hehehe. Tapi sejauh ini Rafa bisa menerima dan paham. Bahkan kemarin dengan semangat dia bilang “aku udah berhasil membujuk beberapa teman untuk ikut renang juga ma!”
Sekarang tinggal tunggu aja pengumumannya. Acara akan dibatalkan kalau pendaftar tidak memenuhi syarat jumlah minimum peserta. Masih bulan depan kok. Semoga Rafa bisa menikmati exploring week nya, dan mendapat banyak pelajaran dari kegiatan nya.
ps: saatnya mencari SMP untuk Rafa dan SD lain untuk Fayra hehehe
para siswa mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan karakter dan menerapkan rasa yang lebih besar dalam kesiapan, tanggung jawab, saling menghormati dan ketahanan seiring dengan perjalanan mereka menuju pengalaman - pengalaman yang menantang dan belum dikenal, yang dapat menambah pengalaman nilai akademis mereka.
5 thoughts on “Exploring Week”
*cegluk* jauh yee darmawisatanya
walopun ikut in-house hope u enjoy the activity ya Rafa. Insya Allah mama+papa rejekinya banyak so next year Rafa bisa ikut yg cultural program or immersion program 🙂
itu sekolah emang top banget mbk
pengalaman wkt workshop yubiami di binus itl school simprug 😉
Mbak boleh saya tanya2 soal sekolah ini? Khususnya utk SDnya saya sempat dpt masukkan mengenai kurikulumnya yg katanya agak sedikit berantakan. Anak tidak mendapat pelajaran sebagaimana mestinya dan pada saat ujian jadi keteteran karena ujian harus disesuaikan dengan standard Cambridge. Mohon tanggapannya ya..
Hi Sharon,
Mau diskusi tentang sekolah ini? Emang udah tau sekolahnya apa yah? hehehe. De sudah email account YM yaaa. Kita ngobrol di YM aja gimana?
Salam kenal mbak 🙂
Rafa udah hampir sama tinggi nya dengan mbak, serasa jalan dengan berondong ya hehehehe
*maaf mbak, komennya di luar topik 😀