Keyakinan
Suatu hari seorang mbak vendor (supplier) datang ke kantor saya. Kebetulan saya baru keluar dari toilet habis wudhu. Saya minta maaf dan minta waktu sebentar untuk sholat Ashar. Eh mbak ini minta ikut
“Can I come with you to your praying room? I want to see what you are doing”
Hah? Ngapain coba?
Tapi karena saya yakin dia tidak akan mengganggu prosesi ibadah, saya persilahkan dia untuk ikut ke mushola. Saya minta dia duduk di pojok belakang sebelah lemari tempat penyimpanan mukena. Sementara saya sholat tak jauh di depan nya.
Setelah salam, saya tengok ke belakang untuk melihat apakah mbak ini masih ditempatnya. Ternyata si mbak duduk bersimpuh seperti posisi sinden dengan mata terpejam dan posisi tangan seperti ini:
Mbak itu tanya “it’s very short and simple. May I know what do you whisper along the process?”
Beliau Atheist – tidak pernah beribadah.
Saya beritahu urutan sholat, doa yang saya baca dan artinya in a very simple way. Bahwa saya memuji Tuhan, bersyukur atas hidup saya dan segala yang dilimpahkanNYA, memohon ampun atas kesalahan yang pernah saya perbuat, saya mohon diberikan kesehatan – kebahagian – berkat, dll.
Mbak ini takjub, terdiam dan berpikir. Dia mengangguk-anggukan kepalanya sambil bilang “next time you pray, I will join la”
Beberapa teman yang melihat mbak ini keluar dari mushola, langsung membombardir saya dengan berbagai macam pertanyaan “eh ngapain dia dari mushola? lo mo bikin dia muslim ya?”
Ih pada nuduh aja deh. Keinginan mbak ini simple banget. Gak pingin masuk Islam kok. Gak pingin memeluk agama apapun juga. Dia cuma bilang “I did many sins, I never ask to be forgiven”
Di China tidak ada pelajaran agama yang diberikan di sekolah. Orang tua nya tidak pernah mengenalkan konsep ketuhanan ke semua anak-anaknya.
Seumur hidupnya (yang belum 30 tahun juga sih), mbak ini tidak tahu apa itu ibadah, apa guna berdoa, harus minta ke siapa saat dia sedih / takut / khawatir / bingung. Dia tidak pernah mengerti arti dari bersyukur dan mohon ampun.
Yang lucunya, dia gak percaya Tuhan tapi takut setan hehehehe.
Kebayang gak sih hidup tanpa pegangan keyakinan?
Jalanin hidup plain tanpa arah dan tujuan akhir. Tanpa ada acuan dan batasan.
Beberapa hari setelah itu, status BBM dia berubah menjadi “learn to pray”
Terlepas dari cara berdoa dan kepada siapa mbak itu mengajukan doanya. Saya bersyukur karena saya jadi ikut belajar.
Saya belajar untuk mensyukuri bahwa setidaknya saya masih punya ‘pegangan’ keyakinan. Terlahir, terpaksa, atau dengan hati terbuka kita menerima keyakinan tsb, itu adalah pilihan kita sendiri.
One thought on “Keyakinan”
speechless…..