Kecekalaan
Saat mama pulang kerja kamis lalu, Rafa tidak menyambut kedatangan mama dengan membukakan pintu dan cium pipi mama. Rafa duduk diatas kasur sambil memegangi kakinya yang kini ada gambar ‘pulau kecil’. Ternyata tak hanya di lututnya, di pipi kanan nya pun ada pulau kecil tepat dibawah mata.
mama : anak sholeh kenapa, kok gak nyambut mama?
rafa : aku sakit ma. tadi kece-kalaan
mama : kece-kalaan? *bingung dgn bahasa Rafa*
rafa : iya…tadi aku tabrakan sama aspal. lagi lari trus jatuh
Asisten melaporkan kalau Rafa jatuh saat bermain di depan rumah sore tadi. Dan luka tsb sudah dibersihkan, juga sudah dioles minyak tawon. Rafa paling takut sama betadin. Tapi melihat luka yang basah itu, mama kasih kode ke papa untuk mengambil betty (sebutan kami untuk betadin, supaya Rafa tidak ngeh). Sambil meringis menahan perih, Rafa pasrah tidak berani menolak mama mengobati lukanya.
Ketika luka sudah mulai mengering, wiken kemarin Rafa sudah lupa dengan lukanya. Bertemu dengan saudara sepupunya adalah kesempatan besar bagi Rafa untuk bermain dan berlari-lari lagi. Minggu malam saat menjelang tidur, Rafa meringis kesakitan.
rafa : kenapa sih orang harus merasakan sakit ma?
*pertanyaan yang hebat…bentar mama mikir dulu*
mama : supaya orang tidak mengulangi lagi kesalahannya
rafa : emang apa salahku?
mama : Rafa larinya tidak hati-hati. jadi jatuh. Allah sudah kasih kesembuhan, Rafa ulangi lagi lari-lari
rafa : ya udah aku minta maaf. sekarang mama do’ain aku supaya cepat sembuh yah.
papa, asisten semua diminta berdoa. Bunda, Om, Mbah mami dan Uti yang menelpon pun diminta untuk mendoakan kesembuhannya. Teman-teman jangan lupa do’ain Rafa ya
wah mas…berita kece-kalaan kamu boleh dikirim ke Buser atau Patroli gak nih….hehehehe