Dear Bapak

Dear Bapak

Assalamu’alaikum,

Selamat ulang tahun yang ke 82, Pak.

Eh tapi Bapak akan selalu berumur 68 tahun 9 hari kan, yah?

Gimana kabar Bapak di sana?

Semoga lebih baik ya, Pak. Karena Bapak sudah tidak merasakan sakit lagi sekarang. Cukup 2 tahun saja Bapak merasakan keganasan kanker paru-paru. Lagian Bapak juga dulu bandel sih, merokok bisa sampe 2 bungkus sehari. Udah kayak kereta api yang gak berenti mengeluarkan asap sepanjang perjalanan.

Aku mau cerita hidupku setelah ditinggal Bapak nih. Maaf baru sempat sekarang ceritanya.

Dulu Bapak pernah mengancam, kalo anak-anaknya gak bisa dapat sekolah negeri … maka Bapak gak akan bayarin uang sekolahnya. Aku agak khawatir setelah lulus STM, karena yakin gak akan bisa bersaing dengan anak SMA untuk mendapatkan bangku kuliah di universitas negeri. Soalnya aku gak dapat pelajaran Biologi dan IPS, pelajaran Kimia aja cuma dapat 1 tahun, sebagai dasar ilmu elektronika. Walo aku gak ikut UMPTN, aku tetap kuliah sampai selesai kok. Aku sisihkan gajiku di kantor untuk bisa bayar kuliah. Alhamdulillah anak Bapak ini memegang gelar Sarjana, walo kuliahnya baru selesai 7 tahun setelah pendaftaran.

Bapak masih inget gak, dulu aku pernah nyeletuk mau jadi pramugari biar bisa keliling dunia. Ternyata aku gak jadi pramugari, pak. Tapi tiap bulan aku dapat kesempatan pergi ke luar negeri karena tugas kantor. Aku jadi bisa ngerti sekarang, kenapa Bapak berbinar-binar saat menceritakan perjalanannya. Betapa kita bisa melihat dan belajar banyak hal, dari mengunjungi negara orang lain ya, Pak.

Aku udah punya 2 anak sekarang, Pak. Aku menyesal dulu gak manut perintah Bapak untuk mempelajari bahasa Arab dan Mandarin. Selalu punya alasan menghindar setiap sore saatnya menyetor hafalan kosakata dalam bahasa Mandarin. Ternyata sekarang pekerjaan aku berhubungan dengan negara yang menggunakan bahasa Mandarin. Coba kalo dulu aku nurut sama Bapak, pasti aku udah casciscus ngomong Mandarin setiap tugas ke China. Karena itu sekarang aku membalasnya dengan memasukan anak-anak ke sekolah yang memberikan mata pelajaran bahasa itu. Rafa udah masuk tahun ke 4 belajar bahasa Mandarin, sementara Fayra udah masuk tahun ke 2 belajar bahasa Arab. Kalo bahasa Inggris, insya Allah mereka selalu menggunakannya untuk percakapan sehari-hari di sekolah. Semoga anak-anak ku bisa seperti kakek nya yang lancar bicara dalam beberapa bahasa ya, Pak.

Bapak tau gak sih, saat seorang kakak pamer anaknya umur 3 tahun yang sudah bisa menghafal Pancasila tapi malah Bapak balas dengan kalimat “Pancasila kok dihafal, udah disuruh ngapalin surat Al-Fatihah atauΒ belum tuh anakmu?

Nada bicara Bapak saat itu datar, tapi nancep banget di otak ku. Secara gak langsung Bapak mengingatkan bahwa pendidikan agama itu jauh lebih penting dari segalanya. Insya Allah aku dan suami sekarang berjuang untuk memberikan pendidikan yang baik untuk anak-anak. Aku sadar ilmu agamaku masih jauuuhhh dari pemahaman yang dalam, dan aku masih merasa haus ilmu. Aku mau meniru Bapak yang selalu aktif mempelajari agama dari beberapa guru dan masih rajin membaca aneka buku sampai beberapa hari menjelang kepergian Bapak. Aku akan selalu ingat kalimat yang sering Bapak ucapkan dulu “Islam itu bukan sekedar sholat dan ngaji. Tapi harus paham kenapa kita harus melakukan itu semua. Pelajari ilmunya

Aku mau minta maaf ya, Pak. Dulu aku shock dan menggerutu saat mendengar permintaan terakhir Bapak, supaya aku menikah di depan jenazah sebelum Bapak masuk liang kubur. Awalnya aku memang merasa tersiksa dan terpaksa, anak masih kecil kok udah disuruh kawin sih, Pak. Tapi aku tak kuasa menolak permintaan terakhir itu, karena aku gak tau dengan cara apa lagi aku bisa berbakti sama Bapak. Sekarang aku baru merasakan, betapa menyenangkan punya anak remaja saat orangtua masih muda dan produktif. Sekarang justru aku malah bersyukur atas permintaan terakhir Bapak. Suwun ya, Pak.

Aku juga mau minta maaf, kalo aku baru 2x datang ke makam Bapak sejak 14 tahun lalu Bapak tinggal disitu. Insya Allah doaku untuk Bapak gak pernah putus di setiap akhir sholatku.

Ya Allah SWT,

Ampunilah dosa-dosa Bapak, terima lah amal ibadahnya.

Lapangkanlah kuburnya.

Jauhkanlah ia dari siksa kubur.

Hindarkan ia dari api neraka.

Salam sayang dari anak yang selalu merindukanmu.

 

 

*abis tisu 15 lembar, hanya untuk mengetik posting ini*

Share this...
Share on Facebook0Share on Google+0Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn0

26 thoughts on “Dear Bapak

  1. Jeng, betapa bapak sungguh bersyukur dan sangat bangga akan pencapaian putri terkasih dalam keluarga dan karya. Kecintaan Jeng De belajar menginspirasi banyak jiwa. Salam

  2. *mewek*

    Aku selalu sedih klo baca cerita tentang ortu, terakhir baca postingan nya Dani tentang Bapak itu πŸ™

    Pasti Bapak bangga sm dirimu dan anak2mu Mba πŸ™‚

  3. Ya Allah, Mbak De…

    Karena lagi di kantor, aku cuma bisa menangis dalam hati baca posting ini πŸ™ Terharu banget πŸ™ Jadi ingat keluargaku sendiri yang beberapa bulan belakangan ini juga lagi diuji Allah…

    Al Fatihah buat almarhum Bapak Mbak De dan buat almarhum Abangku…

  4. De…. hiks, buat baca ini aja nunggu siang…karena sepagian udah mewek2
    apa ini yang sempat disentil Noni itu ya…
    semoga Bapak dilapangkan kuburnya dan diterima segala amal baiknya, diampuni segala dosanya, aamiin
    Bapak pasti bangga De….aku yang cuma teman aja seneng luar biasa kamu mau berteman denganku πŸ˜€

  5. Peluk erat mbak De… ikutan nangis aku mbak
    InsyaAllah bapak sudah tenang di sisi-Nya mbak.. dan alhamdulillah bapak punya putri yang salihah kok, jadi beliau makin tenang karena yang ditinggalkan tidak melupakan ajarannya dan bisa mengambil hikmah dari semua yang pernah beliau ajarkan…

  6. Hiks.. jadi ikut sedih.. inget Alm bapak juga :((
    *peluk erat bunda rafaaaaa*

    salam kenal bunda, selama ini silent reader, berani koment pas postingan bapak ini hiksss πŸ™

  7. Aduh, De…
    aku jadi inget almarhum bapakku yang nggak ku kenal sama sekali. Beliau wafat pas aku umur 4 tahun, sungguuuuhhh.. nggak punya kenangan sama sekali ttg beliu.. :'(
    Sekarang aku tahu alasan kamu nikah muda, dan subhanallah ya.. almarhum bapak bener2 tahu yang terbaik untuk anaknya..
    *ikut baca al fatihah untuk beliau*

  8. I already said what I want to say about this post kan De, but still when I re-read this, I got this watery eyes again. Pas minggu lalu nonton Agnes akademia ya, ada kontestan yang bisa piano sambil nyanyi dan bagus banget, komen si Agnes “You should thank your parents for pushing you to take the piano lesson!” Aku jadi kangen bapak mamakku De

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *