Browsed by
Category: Rumah

Dapur Merah Cif

Dapur Merah Cif

Mesin pencari internet itu bagaikan pencatat amal perbuatan kita di dunia maya deh. Iseng gugling nama sendiri dan ternyata nemu foto dapur rumah kami dalam web Cif. Kalo liat hasil fotonya, sepertinya ini dari sumber yang sama yaitu Tabloid Rumah.

dapurmerah9

Memang waktu itu kami sudah tandatangan surat pernyataan bahwa foto boleh digunakan mereka untuk media cetak atau online. Sepertinya cairan pembersih ini kerjasama dengan tabloid tsb.

Liputan lengkap di tabloid nya sudah pernah saya tulis di sini dan situ.

Kondisi dapur sehari-hari mah pasti gak serapih di foto lah ya. Secara kalo masak, pasti dapur penuh barang dan bahan makanan. Belum lagi tumpukan cucian piring. Hihihihi

Ruang Makan

Ruang Makan

Untuk pertama kalinya dalam 10 tahun berumahtangga, di rumah terakhir ini lah akhirnya kami memiliki meja makan yang baik dan benar mendingan. Saya gak bilang ruang makan kami sempurna ala sinetron rampunjabi yah, cuma setidaknya kami sudah gak makan di atas karpet depan TV lagi. Hehehe

Setelah 2 tahun kami tinggal di rumah ini, posisi meja makan sedikit dirubah. Yang tadinya mepet tembok, dan plain banget … sekarang dikasih jarak dengan memindahkan lemari buku di belakang sofa ke sisi tembok ruang makan. Ditambah kaca hias, violaaa jadi gak plain lagi deh.

Sebelum

Lemari buku di belakang sofa ini yang dipindahkan:

Sesudah

Dibawah kaca hias:

Kotak merah itu dalamnya ada 3 partisi, kami gunakan untuk menyimpan handphone dan jam tangan. Setiap sampai rumah, semua gadget masuk ke dalam kotak tsb. Makanya mohon maaf sama tetangga sebelah rumah *waving to Dita*, kalo BBM jam 9 malam sampai jam 5 pagi suka gak dibalas. Kalo telpon rumah bunyi, pasti kami tetap lari turun kok. Biasanya orang yang sampai telpon ke nomor rumah (fixed line) pasti membawa berita penting banget, mostly keluarga dan kerabat dekat aja yang tau nomornya.

Keberadaan meja makan ini selain untuk makan bersama anak-anak, menjadi ajang meja kerja dan belajar bersama. Walau anak-anak sudah punya meja belajar di kamarnya masing-masing, tapi senangnya ngerjain PR disini. Saya pun bisa nyambi makan malam, sambil mendampingi anak-anak mengerjakaan PR mereka. Begitu juga dengan papa nya anak-anak, lebih sering kerja disini.

Jadi kalau malam, meja ini penuh laptop, kertas dan buku. Seru kaya di warnet … satu meja besar tapi ada 4 orang yang sibuk sendiri-sendiri di atas nya. Hehehe

My cozy space

My cozy space

Posting rumah lagi yuuk.

Masih ingat dengan penampakan ini?

Eh udah pernah mejeng foto itu di blog apa belum yah? Lupa deh.

Yang pasti foto itu ada di Tabloid Rumah pertama kali rumah kami hadir dalam rubrik Renovasi.

Gak terasa deh, udah 2 tahun tinggal di rumah ini. Yang artinya cicilan masih berjalan 8 tahun lagi, hehehe. Berasa ding!

——-

Sofa biru itu sudah ada sejak kami tinggal di rumah Ciputat. Cuma beda kulit doang. Awalnya berwarna kuning, ada diposting yang ini:

Karena sudah penuh coretan anak-anak, maka diputuskan ganti cover nya. Kapok pake warna cerah, jadi kami pilih biru tua.

——-

Nah setelah dua tahun ini, posisi sofa biru dipindahkan ke kiri meja TV. Sekarang sisi kanan digantikan oleh kursi kerajaan yang sekarang menjadi rebutan antara saya dan Fayra:

Kursinya nemu di salah satu toko furniture dalam Teras Kota – BSD. Sementara meja nya hasil diskonan Informa – Living World Serpong. Bantal tatakan sofa bulat itu bisa dicopot untuk dimasukan ke dalam mesin cuci. Tatakan besi nya bisa dilipat. Kuat untuk menahan beban 150kg katanya. Posisi wenak didapat kalo kita ngerungkel diatasnya. Makanya harus rebutan sama Fay, dia senang banget disitu kalau nonton TV.

Berikut penampakan isi meja bulat kalau dilihat dari dekat:

Vas nya hadiah lebaran tahun 2001 dari siapa yah? Lupa euy. Bunga plastiknya juga lupa beli dimana, tapi yang pasti itu ditata oleh Fayra.

Frame fotonya nemu ditempat yang sama saat beli sofa bulet itu. Toples tutup merah beli diskonan Metro PIM kalo gak salah, cuma 20rb-an deh. Toples yang kecil itu bekas tempat selai strawberry oleh-oleh mbak Irma, teman kantor ungu beberapa tahun lalu.

Itu lah pojokan asyik kami.

Bagaimana dengan kalian, mojok dimana kalo lagi pingin santai dirumah?

Dapur Merah

Dapur Merah

Setelah posting tentang Selametan Rumah, ada beberapa pembaca *tsaahhh* dan teman-teman yang minta foto dapur nya dipajang disini secara lengkap. Mintanya pakai cerita pula seperti posting Dapur di rumah lama. Mbok ya main ke rumah aja, nanti diceritakan langsung.

Setelah menimbang-nimbang, baiklah mari coba ditulis. Jangan dibilang sombong atau pamer yaaaa.

Ini foto yang diambil oleh tim Tabloid Rumah, untuk edisi yang pernah saya ceritakan juga disini:

Saya udah lama mimpi pingin punya dapur yang membuat saya betah menghabiskan waktu didalamnya. Ukuran bukan masalah untuk saya, yang penting kebutuhan dasar sudah terakomodasi (ada kompor, tempat menyimpan barang dan tempat cuci piring). Saya senang mengumpulkan pernak pernik dapur sejak mulai menikah. Sayangnya pernak pernik itu hanya tersimpan rapih di dalam dus, karena kami pindah-pindah rumah kontrakan.

Dapur rumah lama, hanya berukuran 2×2. Tapi dari situ lumayan menghasilkan beberapa jenis makanan. Apalagi itu adalah rumah pertama kami, dapur pertama saya, dan kebetulan saat itu saya masih semangat untuk mencoba bereksperimen karena pengaruh milis masak yang saya ikuti. Di dapur itu lah, pertama kali nya saya berani menjual hasil karya sendiri. Malu punya mami yang bisa jalani usaha katering, sementara anaknya cuma mampu segini aja.

Begitu ada rencana untuk ‘geser’ rumah, saya langsung minta ruangan dimana saya berkuasa mengatur segala hal didalamnya. Masguh menyediakan ruangan berukuran 2×3 meter yang bisa saya gunakan sebagai daerah kekuasaan ratu rumah tangga hihihi. Pernak-pernik dapur yang sudah saya kumpulkan sejak lama, mulai terpasang. Alhamdulillah luas ruangan sedikit lebih besar dari dapur sebelumnya. Dilengkapi dengan jendela besar yang menghadap ke arah taman dan kolam ikan.

Saya pilih warna merah hanya karena sudah punya mixer merah sebelumnya. Biar mecing aja jagoan ganteng saya ini dengan ruangan sekitarnya. Hehehe norak yah, tapi memang saya tidak punya alasan lain. Setelah memilih warna ini, baru deh ngumpulin pernak pernik merah lainnya.

Dapur merah ini pernah dibahas khusus di Tabloid Rumah dengan judul ‘Dapur Merah Penuh Gairah’:

Mari bahas lebih detil …

Menurut fengshui, kompor yang berada di bawah jendela itu tidak bagus. Tapi saya tetap nekat meletakkannya disitu, semata-mata karena tidak mau mengeluarkan uang untuk beli exhaust fan *mak irit Mode ON*. Secara logika kompor yang ada di bawah jendela, apinya tidak stabil karena banyak angin. Tapi tidak masalah karena tutup kompor saya saat dibuka akan menghalangi angin *_^.

Sisi kiri dapur:

Bagian kiri atas penuh dengan lemari tempat menyimpan peralatan makan. Lemari dengan list merah atas berisi tempat saji lauk dan sayur untuk acara besar (pirex hias besar), yang bawah berisi piring dan mangkok untuk makan harian. Lemari putih di kanan berisi peralatan makan yang jarang digunakan seperti stok piring dan gelas untuk tamu, piring kue, botol minum anak-anak, dll. Sementara di dekat jendela ada tempat untuk meletakan microwave, itu toaster asal digeletakin diatasnya karena sering dipakai. Saat dipakai sih turun ke bawah, abis dipakai dan dibersihkan balik nongkrong diatas microwave lagi.

Bagian kiri bawah ada sink untuk tempat cuci piring dengan ukuran besar, rak diatasnya bisa diangkat. Saya sengaja tidak beli sink dengan 2 bak, karena saya butuh sink untuk mencuci loyang dan panci yang agak besar supaya muat. Saya tidak mau mencuci panci dan loyang besar di luar dapur. Dengan ukuran rumah kami yang tidak besar, gak mungkin punya dapur kotor – dapur bersih. Dapur nya cuma satu ini aja, harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Diatas rel saya tempelkan Bygel Rail dan container nya hasil berburu di Ikea setiap saya tugas luar dari kantor. Lumayan nyicil berburu di Spore, Kuala Lumpur, Dubai, dll. Pokoknya banci Ikea banget deh.

Sisi kanan dapur:

Bagian kanan ini tempat menyimpan bahan makanan dan peralatan bikin kue. Lemari atas dengan list merah atas berisi bahan bikin kue (berbagai tepung seperti terigu – maizena – tepung panir – dll, gula, mentega, berbagai pewarna kue, coklat bubuk dan chips). Saya memang selalu nyetok, jadi setiap saat anak-anak minta cemilan … tinggal cemplang cemplung ngadon aja.

Lemari putihnya berisi berbagai cetakan kue dan puding, timbangan bahan kue, cookie cutter, aneka loyang dan spatula. Bagian bawah berisi bahan makanan (aneka pasta seperti makaroni – spageti – lasagna, stok garam, dan aneka bumbu dapur)

Hiasan dindingnya juga dari Ikea: magnet untuk menyimpan pisau dan gunting, Bygel basket untuk menyimpan aneka kecap dan saos. Jadi lebih rapih dan gampang cari saat butuh.

Tempat bumbu dapur bubuk dengan bentuk meliuk ini saya temukan di toko kelontong saat ke Utrecht – Belanda tahun 2003. Selama 7 tahun tempat bumbu ini duduk manis aja di dalam dus. Kasian ya baru bisa dipajang tahun 2010 hahahaha.

Saya pernah cerita tentang tempat bawang dipostingan ini kan yah? Jadi gak perlu ditulis disini. Ada yang tanya “gak terlalu besar tuh untuk tempat bawang?” Untuk saya yang ke pasar nya cuma sebulan sekali, tempat ini gak besar. Cukup untuk stok bawang merah-putih-bombay selama sebulan. Hehehe

Owh iya hampir lupa …

Saya juga memasang vertical blind sebagai penutup jendelan. Supaya mecing, saya pesan warna putih kombinasi merah sedikit. Diatasnya saya taruh jam warna yang sama.

Udah segitu aja kok.

PR saya lunas yaaaa

Makeover – Kursi Taman

Makeover – Kursi Taman

Saya dulu pernah cerita tentang Taman Belakang rumah Ciputat disini. Nah kursi taman itu kami bawa ke rumah BSD untuk mengisi teras depan.

Wujud aslinya seperti ini:

Karena merasa gak mecing dengan tampak depan rumah yang menggunakan kombinasi warna putih – abu-abu – orange – hitam, maka saya yang kurang kerjaan iseng beli cat pilox 3 botol untuk merubah tampilan kursi taman ini. Gak pake di amplas dulu, langsung aja disemprot cat putih.

Beginilah wujudnya sekarang:

Mayan kan yah?