Browsed by
Category: Shenzhen

Makanan Halal di Shenzhen

Makanan Halal di Shenzhen

Beberapa teman yang mengetahui pekerjaan saya, sering mengajukan pertanyaan “lo mondar-mandir ke China, gimana makannya?

Makan ya gampang lah, tinggal ambil pake tangan trus buka mulut. Hap … telan deh.

Hehehehe iya garing bercandanya, maap sih.

Alhamdulillah karena saya pakai jilbab, lebih mudah dikenali sebagai muslim. Hal ini meringankan saya, karena biasanya orang-orang yang mengingatkan saya “sorry, you can’t eat this. You can’t eat pork“. Penduduk China yang keturunan Mongol, kebanyakan muslim. Jadi mereka juga sudah tidak kaget dengan penampilan saya.

Biasanya saya minta ditulis huruf keriting China … aksara apa sih namanya? kalo Kanji kan bahasa Jepang tuh … isi tulisannya “no pork – no lard“. Dan dikasih poin-poin bahan makanan yang tidak bisa saya konsumsi dibawahnya:

  • Alkohol
  • Daging babi
  • Minyak babi
  • Kaldu babi
  • Lemak babi
  • Butter/Margarin dari babi

Kadang saya minta tolong teman (penduduk lokal Shenzhen) atau petugas resepsionis hotel tempat saya menginap. Kertas itu saya bawa kemana-mana, jadi setiap masuk restoran tinggal tunjukan kertas itu aja deh.

Pernah saya mendapat hotel yang petugasnya susah banget mengerti Bahasa Inggris. Ribet loh jelasin tentang makanan yang bisa saya makan, pakai bahasa tarzan. Pernah juga dapat hotel yang bahan makanan yang tersedia di dapurnya 80% mengandung bahan-bahan yang saya sebutkan di atas. Repot ajah!

Kalau ketemu kondisi seperti ini, saya minta ijin ke dapur *ini serius kejadian*. Saya minta wajan/penggorengan, saya cuci bersih (dioles sabun cuci piring cair/krim pakai tangan trus disiram air sampai yakin tidak ada minyak menempel), kemudian saya ambil telur dikocok pakai susu + lada + garam. Bikin scramble egg aja yang gampang deh. Saya pakai Anchor Butter kemasan kecil yang biasanya ditemukan dengan roti tawar. Sebagai tambahan, saya rebus brokoli atau sawi. Sayuran rebus memang hambar, jadi biasanya saya celup ke dalam kecap asin + potongan cabe rawit.

Gitu doang? Abis gimana lagi dong

Kenyang gak? Tentu tidak!

Hahahaha.

Ini kejadian paling heboh yang pernah saya jalani. Darurat banget .. tapi yaaahh daripada saya kelaperan. Seminggu di China, biasanya berat badan saya turun 2-4kg.

Untuk menjaga kondisi badan, saya banyak konsumsi buah. Nyemil sehat banget kan tuh.

Tenaaaannggg, gak sering kok kejadian daruratnya. Karena tahun lalu saya mulai menghafalkan letak resto muslim berlogo halal di sekitar Shenzhen.

Berikut beberapa yang sudah saya coba:

  1. Resto Halal di Hongli Rd (seberang Pavilion Hotel, dekat Yoshinoya) 
    shenzhenhalal1Pemiliknya ramah dan bisa berbahasa Inggris sedikit. Lumayan sempat ngobrol juga. Mereka tanya saya datang dari mana. Saya melihat pemiliknya sholat di parkiran depan resto.
    shenzhenhalal5
  2. Resto Halal di bawah Shenzhen Muslim Hotel – Wenjin South Rd
  3. Resto Halal (Mos Len Food tulisannya) di belakang Shenzhen University
  4. Resto Halal di sekitar kawasan Dongmen Food Street – Jiefang Rd
    Disini banyak jajanan yang bisa kita temukan.
    shenzhenhalal3
    Pelan-pelan cari logo halal berwarna hijau deh. Dongmen ini letaknya di sekitar Luohu, tempat perbelanjaan yang terkenal murah. Kalo di Jakarta semacam Mangga Dua gitu deh.
  5. Resto Halal di daerah Nanhai Ave (dekat WalMart)
    Saya menginap di Hotel DayHello. Di sini lah kejadian saya masak di dapur. Akhirnya pas cari-cari fast food di sekitar WallMart (target McD atau KFC) yang gak jauh dari hotel, eh saya malah nemu resto halal di jalan sebrangnya WallMart.
    shenzhenhalal2Girang banget deh malam itu. Besok paginya gak perlu ke dapur hotel lagi.
  6. Mongolian Halal Food
    Yang ini saya lupa ada di jalan apa. Gak jauh dari Window Of the World sih ruko nya. Saya sempat foto di tangga, yang atasnya ada tulisan “Assalamualaikum”
    shenzhenhalal4Tapi kenapa gak foto tampak depan resto nya sih *tepok jidat … lupa*.

Nanti deh kalo ke Shenzhen lagi, akan saya update tulisan ini biar lebih lengkap yah.

Owh ya … jangan kaget kalo di lemari pendingin resto suka ada bir. Saya pernah tanya juga ke pemilik “ini resto muslim, menyediakan makanan halal … tapi kenapa kalian jual minuman beralkohol. Itu kan gak halal

Alasan mereka “gak semua yang makan disini orang Islam. Dan kadang mereka minta bir, jadi kami sediakan juga

Harusnya sih mereka paham ya, kalau seorang muslim pun dilarang menjual minuman beralkohol walaupun kita tidak mengkonsumsinya. Biarlah hal ini menjadi urusan pribadi mereka dengan The Almighty.

Anywaaayyy … sebagai muslim kita harus berusaha sekuat tenaga untuk menjaga diri kita dari laranganNYA. Termasuk menjaga asupan tubuh kita. Walaupun resikonya harus masak sendiri di dapur hotel hihihi.

Pengalaman saya belum seberapa dibanding perjuangan Fety yang ditulis lengkap dalam postingan ini dan itu.

Pokoknya hindari yang mengandung babi yaa. Lebih gak boleh lagi kalo makan babi hamil, udah lah babi mengandung babi pula. Hahahahhaha *lawakan basi ah de*

Untuk lebih jelas bisa ke web ini aja: http://www.muslim2china.com/

Update:
Saya tambah 1 resto halal lagi mumpung ingat tuh.

Mungkin ada yang bertanya: Kenapa repot amat cari makanan disana, gak bawa popmi atau rendang atau makanan awet lainnya.

Begini yah, saya pergi kesana bukan untuk liburan yang sudah di plan jauh-jauh hari. Saya pergi untuk tugas kantor, yang perintahnya bisa datang kapan saja. Kadang bos saya kalo nyuruh berangkat itu kek nyuruh orang pergi ke Bogor. Sampe visa pun harus standby nempel di passpor.

Biasanya sih diminta siapin visa multi-entry, syaratnya harus minimal 2x menerima single entry visa sebelumnya. Artinya minimal sudah pernah ke China 2x (tidak termasuk Hongkong dan Taiwan). Hongkong tidak perlu visa. Sementara Taiwan beda visa dengan China daratan. *nah jadi inget kan tuh belum sharing tulisan ttg Taiwan*

Pernah nih, bos saya bbm jam 10 pagi “De, siap-siap berangkat ke Shenzhen ntar malam. Cari flight terakhir aja. Sampe sana besok pagi, langsung meeting ketemu si anu yah

Tuh ajaib kan?

Paling saya balas “Macam ke Depok aja ya bos :-P. Besok pagi aja berangkat nya boleh, kan? Gw pulang ke rumah dulu packing dan ijin ke suami + anak-anak dulu

Kalo udah kaya gini, mana kepikiran pulang kantor mampir ke warung padang untuk bawa rendang? Jadi yah gimana ketemu makanan di sana besok aja. Yang pasti tiap hari saya selalu nyetok buah di kamar hotel. Nyemil cherry udah paling enak deh. Disana murah banget soalnya.

Semua tulisan saya tentang China bisa dilihat disini

Shenzhen Garden & Flower Expo park

Shenzhen Garden & Flower Expo park

Bersyukur banget saat ke Shenzhen bulan May 2011 kemarin, teman seperjalanan saya juga tipenya Experience Buyer. Kami memang senang mencoba atau mencari sesuatu yang lokal ditempat mana pun yang kami kunjungi. Karena terbiasa bangun pagi, kami pun memanfaatkan waktu menunggu jemputan untuk jalan-jalan di belakang hotel. Dan kami berhasil beli buah di pasar setempat walo gak ngerti bahasanya dan gak bawa kalkulator :p

Di hari terakhir, jadwal kepulangan kami dari Hongkong jam 2 siang menggunakan Cathay. Kami memanfaatkan sisa waktu untuk pergi ke supermarket terdekat membeli makanan untuk oleh-oleh. Setelah itu kami sempatkan mampir ke Garden & Flower Expo Park yang letaknya tidak begitu jauh dari hotel.

Dari depan jalan raya yang mirip Sudirman-Thamrin di Jakarta, tampak lah pintu gerbang ke taman seperti foto berikut:

Image taken from here

Informasi tentang taman ini dari Om Wiki:

This park started life as the site of an international garden exhibition in 2004. It is an enormous garden with an area of 660,000 sq m. It ranges from gently undulating to quite steep and contains gardens in many different styles, not only Chinese but from all over the world. ”

Sayangnya saya tidak membawa kamera, cuma mengandalkan kamera standar dari handphone aja. Maaf kalo gambarnya agak buram.

Saya tidak dikenakan biaya untuk masuk ke taman ini. Memang ada loket dan petugasnya dipintu masuk, tapi entah karena kami kesana masih pagi atau memang hari Minggu gratis gak ngerti juga deh. Yang pasti petugas nya cuma senyum dan nyuruh masuk tanpa minta uang. Walaupun gerimis, saya tetap penasaran dengan isi taman ini. Sambil membayangkan luas taman 6 hektar seperti apa. Yang ada di benak saya gak jauh kaya Monas lah. Eh iya, apa air mancur menari di Monas masih ada yah? *loh kok jadi ngomongin Monas*

Lanjut ngomongin taman besar di Shenzhen, saya salut dengan wanita-wanita lokal disini. Dimengerti sih bahwa bulan Mei itu udah mulai masuk summer, tapi hebat banget bisa standby jam 8-9 pagi dengan rok mini bunga-bunga – high heels – payung. Kalo mereka aja sanggup naik tangga sekian banyak, saya juga gak mau kalah deh.

Sampai diujung tangga, ada tembok dengan relief bergambar banteng dan sebuah keluarga kecil yang sedang becengkrama. Di sisi kanan kiri terdapat fiber bening bertuliskan aksara China yang tidak kami mengerti artinya. Di balik tembok ini terdapat monumen berbentuk bunga.

Saya terpana melihat ke arah kanan atas, ada kuil (Pagoda) yang sangat cantik tapi sayang posisinya diatas bukit. Kami melihat papan peta, posisi kami berdiri ditandai dengan ikon orang warna merah. Sementara letak Pagoda itu nun jauh ke atas lagi. Khawatir kalo kami paksa meneruskan langkah, tidak akan cukup waktu kembali. Karena Shenzhen – Hongkong menempuh waktu sekitar 1-1,5 jam, setidaknya kami harus berangkat dari hotel jam 11.

Kami perhatikan peta dengan seksama, sambil menimbang sejauh apa kami bisa explore taman ini. Kami memilih rute memutar daerah kiri peta saja, dengan maksimum waktu keliling 30 menit. Benar-benar hanya jalan, ambil foto sambil lalu, dan terus berjalan mengarah ke pintu keluar.

Saya terpukau dengan taman ini, meski hanya sebagian kecil yang saya kunjungi. Taman ini bersih sekali. Tempat sampah tersedia setiap jarak 200 meter. Minggu pagi seperti ini banyak juga orang-orang yang berolahraga. Sepertinya gerimis bukan penghalang mereka untuk menikmati keindahan taman kota.

Salut dengan pemerintah setempat, yang memikirkan untuk membangun taman seluas ini benar-benar ditengah kota. Jadi kalo kita sumpek dengan rutinitas, kita bisa lari kesini dengan mudahnya untuk menyegarkan pikiran. Berada ditengah taman ini, tidak terasa ada ditengah kota. Suasana nya sepi dari suara kendaraan, udaranya pun segar banget. Taman ini dilengkapi dengan air terjun mini juga loh.

Kami sempat masuk ke dalam rumah kuno ini. Didalamnya dihuni oleh petugas yang usia nya sudah lanjut. Rumah ini digunakan untuk tempat tinggal juga. Saya intip ada beberapa peralatan rumah tangga seperti rice cooker, dispenser air galon, tv, dll. Ruang tamu nya berisi sebuah etalase kaca yang ukurannya cukup kecil, seperti yang ada di warung rokok. Etalase kaca ini berisi koleksi berbagai macam uang koin China. Sepertinya pemerintah memanfaatkan orang-orang lanjut usia (pensiunan usia 50 tahun keatas) untuk menjaga taman ini dengan memberikan fasilitas tempat tinggal didalamnya. Bagus kan kalo rumah kuno ini tidak hanya dijadikan ‘pajangan’ atau sekedar museum koin. Dengan ada petugas yang tinggal didalamnya, rumah ini menjadi lebih terawat. Dan pengunjung yang datang pun bisa mendapat penjelasan detil dari petugas tsb. Sayang kami tidak mengerti bahasa mereka, jadi cuma liat-liat aja. Petugasnya juga tidak bisa berbahasa Inggris, jadi senyum-senyum doang.

Tertarik dengan suara musik mengalun, kami masuk ke kawasan yang ternyata didalamnya ada danau kecil. Dipinggir danau kecil terdapat gubuk sederhana. Beberapa orang tua asyik memainkan alat musik disitu. Lagu tradisional China mereka mainkan dengan sangat harmonis. Sementara tidak jauh dari gubuk itu, beberapa orang lain sedang asyik ber-Taichi. Enak yah olahraga diiringi musik.

Ada juga kawasan taman kering. Seperti hal nya taman kering jepang, disini taman kering nya juga berhiaskan kerikil dan batu koral berwarna putih. Dibeberapa bagian terdapat batu besar untuk aksen. Beberapa pot bunga dihiasi dengan tanaman bonsai.

Katanya kalo malam minggu suka ada pertunjukan air mancur menari disini. Lokasinya di belakang gedung yang biasa digunakan untuk pameran bunga (exhibition hall).

Gak sia-sia deh memberanikan diri untuk memanfaatkan waktu yang sempit dengan berjalan-jalan di sekitar hotel. Walau keluar dari taman ini agak ngos-ngosan dan baju  basah keringat. Kami masih sempat kembali ke hotel, basuh-basuh dan ganti baju sebelum ke Hongkong.

Kapan yah Jakarta punya taman seperti ini?

Semua posting tentang China bisa dilihat disini

OCT east di North Shenzhen

OCT east di North Shenzhen

Lanjut cerita tentang kunjungan kerja saya ke China yaa, mumpung masih ada semangat ngedit fotonya (iya tauuu masih utang laporan trip ke Universal Studio Singapore Januari lalu. Nanti yaaa)

Perhatian: postingan ini akan banyak foto loh!

Kunjungan kerja yang resmi cuma 3 hari (Rabu – Kamis – Jumat), tapi kami perpanjang 2 hari (Sabtu – Minggu). Saya punya teman lama yang sekarang sudah kembali ke China dan tinggal di Shenzhen, dan kebetulan beliau pernah tinggal bareng di Austalia dengan salah satu teman trip saya. Asyik kan, mereka saling mengenal dan kami bisa seru-seruan bersama. Jadi hari Sabtu kami akan ditemani penduduk lokal untuk mengenal Shenzhen lebih jauh.

Sehari sebelumnya saya ditunjukan sebuah tiket “We’re going to OCT-east tomorrow morning“. Ah tempat apa itu? Tapi kan ini bulan May bukan October, apakah ini sebuah event atau festival? Saya lihat tiket nya dengan wujud seperti ini:

owh wowwww, saya terpukau dengan gambar pemandangan alam yang disajikan pada lembaran tiket mungil ini. Ketika saya tanya deskripsi tempat ini, teman saya hanya menjawab “perkebunan teh dan bunga, diatas bukit. pokoknya pemandangan alam disana sangat spektakuler

Baiklah saya makin tidak sabar. Saya coba mencari di internet dan mendapat penjelasan:
The Shenzen OCT East is a combination of two large theme parks, resort hotels, three small scenic towns, golf courses and more covering an area of 9 square kilometers. It is HUGE.

Esok paginya kami bertemu di lobby hotel. Kami akan pergi ber4. Saya dan teman kantor (cowok), 2 teman yang pernah tinggal bareng ini sama-sama cewek dan penduduk lokal. Melihat 2 wanita ini hanya menggunakan rok mini dan sepatu flat, saya yakin gak salah kostum. Standar lah saya pakai tunik dengan daleman manset kaos lengan panjang, dipadu dengan jeans dan sendal gunung. Saya siap deh mo diajak jalan kemanapun hari ini.

Perjalanan naik mobil kami tempuh selama kurang dari 1 jam dari tengah kota ke arah utara Shenzhen. Jalan menanjak dan makin mengecil, hanya cukup untuk 2 mobil (1 ke arah atas dan 1 ke arah bawah). Mungkin sama jaraknya seperti dari Monas ke Puncak (Bogor). Bedanya disana gak ada macet, jadi bisa lebih cepat.

Begitu pintu mobil dibuka, udara dingin menusuk kulit saya. Penuh kabut diluar sana. Ah saya pikir udah pakai kostum yang benar, ternyata dingin sekali. Dan saya menggigil kedinginan sementara 2 teman cewek saya santai aja dengan rok mini nya. Beruntung teman cowok saya membawa jaket kulit.

Di depan pintu masuk, ada sebuah rebana raksasa dengan gambar hamparan kebun bunga warna warni seperti ini:

Begitu masuk, gambar tersebut berubah menjadi nyata di depan mata saya:

Saya tengok ke kiri, hamparan luas bunga lavender dan matahari. Diatas bukit ada gereja kecil:

Kami mencari peta untuk menentukan arah perjalanan. Dan saya cukup kaget ketika membayangkan luas area ini dari peta yang terdapat di sebuah papan besar:

Taman ini dibagi menjadi 6 bagian utama. Kami menyusuri semua bagian dengan berjalan santai. Bagaikan berolahraga di musim dingin, jalan menanjak – capek – tapi gak keringetan. hehehe

Setelah asyik bermain-main di area bunga, kami lanjut menuju kebun teh. Di salah satu bangunan di tengah area ini, disajikan upacara lengkap pembuatan teh. Dan bagi pengunjung yang ingin membeli teh, bisa memilih beberapa jenis teh dengan berbagai khasiat dan beda harga.

Disini kami juga menonton wayang, bedanya wayang mereka tidak terbuat dari kulit binatang. Wayang mereka terbuat dari plastik transparan yang diberi warna. Dalangnya pun tidak cuma 1, tetapi ada beberapa orang yang memainkan peran berbeda-beda. Saya sempat mengintip ke belakang layar dan mengambil foto mereka:

Setelah itu kami menuju ke jembatan gantung yang menghubungkan 2 bukit. Dibawahnya terdapat jurang yang sangat curam, tetapi penuh dengan kebun teh dan kebun jagung. Kapasitas maksimal jumlah manusia yang ada di atas jembatan adalah 50 orang. Walaupun di udara terbuka seperti ini, tetap ada larangan merokok di atas jembatan. Selain itu ada larangan untuk loncat. Apa mungkin ada yang pernah mencoba Buggy Jumping dari jembatan ini? Atau mungkin banyak yang suka iseng loncat-loncat diatas jembatan sehingga dikhawatirkan mengganggu orang lain karena jembatan akan bergoyang-goyang. Yang pasti sih saya tidak akan melakukan keduanya. Kurang kerjaan :p

Saya suka banget disini. Udaranya enak, pemandangan bagus, lingkungan terawat, kebersihan dijamin. Karena kedinginan saya pun harus ke toilet. Takjub saya, karena ditengah hutan pun toiletnya bersih lengkap dengan air dan tisu. Walau cuma WC jongkok, tapi kalau bersih dan gak bau kan enak toh? Bener deh rakyat China sudah berubah, gak lagi jorok seperti dulu. Setidaknya tempat umum sangat mereka jaga kebersihannya.

Terlintas dalam benak saya bagaimana kalau membawa keluarga kesini, terutama anak-anak. Kalau Rafa sudah pasti akan lari-lari karena area ini sangat luas. Kalau Fayra sudah pasti akan bentol-bentol sekujur tubuhnya, bisa sebulan lagi deh. Masih ingat kan Fayra alergi serbuk bunga? Di taman bunga cipanas aja bisa bentol sebulan, apalagi disini. hehehe

Ada hall besar yang berisi tanaman indoor. Disini ada pameran kupu-kupu yang sudah dibekukan, diatur rapih dalam sebuah frame kaca yang panjang sekali (hayah apa sih itu bahasanya kalo disiram air raksa / air keras). Ada berbagai jamur, anggrek, umbi-umbian dan berbagai tanaman merambat. Saya juga lihat labu raksasa loh. Ukurannya jauh lebih besar dari kepala saya tentunya. Ada 1 yang bisa disentuh oleh pengunjung. Dan saya memanfaatkan kesempatan ini untuk foto supaya kebayang besarnya. Kalo di kolak untuk ramadhan nanti, bisa untuk berapa puluh orang tuh ya? hihihi

Tidak terasa sudah setengah hari kami berjalan mengelilingi area ini. Laper juga. Ternyata gak sulit cari makan, karena banyak banget tempat makan disepanjang area. Walau kendala untuk saya tentunya mencari yang halal. Pokoknya tinggal minta menu Mongolian, insya Allah tidak mengandung babi (kebanyakan penduduk Mongol adalah muslim). Saya rewel banget tanya detil, bahkan sampai teman saya bingung “without pork, even if it is only oil?” ya iya lahh tentu saja makanan apapun yang mengandung babi gak boleh. Lebih gak boleh lagi kalo makan babi hamil, udah babi mengandung babi pula. hahahahaha

Didalam OCT east terdapat kawasan Interlaken (salah satu kota di Swiss). Area ini dibuat seperti layaknya di Eropa, lengkap dengan arsitektur bangunannya. Ditengah-tengah terdapat danau yang penuh dengan ikan Koi, ikan keberuntungan (membawa hoki) untuk orang China. Juga ada alun-alun khas Eropa loh, dengan burung-burung merpati putih yang berkeliaran disekitarnya. Ada beberapa orang mempertunjukan pantomim dan beberapa seniman melukis pengunjung.

Aaahh saya suka banget ada disini (eh tadi udah bilang yah?). Gak pingin pulang. Setengah hari rasanya belum cukup untuk keliling. Belum sempat naik kereta gantung, belum sempat naik kereta tua yang mengitari bukit, belum liat air terjun, belum coba naik balon terbang. Tapi saya harus pulang, karena kami masih harus ke tengah kota untuk pergi ke tempat lain.

Padahal kalau malam katanya ada pertunjukan theater. Tapi sayang kami gak bisa nonton juga.

Insya Allah lain kali kalau ada kesempatan, saya pingin banget mengajak keluarga kesini. Mungkin kalau Fayra udah agak gedean, biar daya tahan tubuhnya cukup untuk mengatasi alergi bunganya. Selain itu menunggu kemampuan bahasa Mandarin anak-anak meningkat, sehingga saya gak perlu repot cari penerjemah. hehehe

Semua posting tentang China bisa dilihat disini

Tempat Wisata di Shenzhen

Tempat Wisata di Shenzhen

Akhirnya mood untuk menulis perjalanan ke China bulan lalu datang lagi. Jadi mari kita lanjutkan dengan cerita tentang tempat wisata di Shenzhen yang selalu masuk dalam daftar ‘tempat untuk dikunjungi’ dari biro jasa perjalanan.

Perhatian: postingan ini akan banyak foto!

——————————————————————

Chinese Folk Culture Village (Splendid China)

Tempat ini adalah miniatur China layaknya Taman Mini Indonesia Indah. Menampilkan versi mungil dari bangunan bersejarah, tempat-tempat ikonik (seperti Great Wall, Forbidden City, Terracotta Warriors, etc), dan sejarah China. Luasnya 30K meter persegi. Harga tiket masuknya CNY 120 (1 yuan = Rp 1,300). Tempat ini dibuka dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam.

Karena kantor berada di pinggir kota dan rapat baru selesai sore banget, jadi kami sampai di Splendid China setelah matahari terbenam. Salah kostum deh saya kesini. Masih pake high-heels, tempatnya luas banget, sampe sana udah malem. Harus lari-lari mengejar pertunjukan yang dimulai jam 19:30. Udah gitu tempat souvenir dan jajanan udah pada tutup. Jadi ngos-ngosan tanpa nemu penjual minuman sama sekali. Phiewwhh


Kami hanya sempat menonton theater colossal yang sangat spektakuler dan menampilkan seluruh budaya China. Bentuk theater nya seperti foto dibawah ini:

Bentuk panggungnya 3 dimensi. Dengan lantai yang bisa maju mundur, lantai samping yang bergerak ke kanan dan ke kiri, ditambah pencahayaan yang sangat luar biasa indah.

Pertunjukannya terdiri dari beberapa bagian, ada sejarah china – upacara pernikahan – perayaan hari lahir – persembahan untuk dewa bunga – olahraga khas China – adegan  sirkus – tarian lampion – barongsai – kungfu – dll. Efek nya bagus, ada air mancur diatas panggung – kobaran api – sampai laser seperti dibawah ini:

Penari nya cantik-cantik, tinggi dan langsing. Putih mulus kaya keramik. Kalo ada lalat nemplok pasti langsung kepeleset deh. hihihi

Setelah pertunjukan selesai, kami gak bisa keliling area ini karena sudah mau tutup. Sebentar-bentar diingatkan oleh petugas kebersihan “buruan woy, mo tutup nih“. Tapi kami curi-curi kesempatan untuk memanfaatkan lokasi tertentu untuk foto-foto, walo kucing-kucingan sama petugas keamanan.

Liat gak tulisan difoto atas? The park is DOSED

hehehe maksudnya CLOSED, mungkin saat pesan papan tulisan dikertas closed terlihat nyambung huruf c dan l jadi seperti d.

Kalo ke Shenzhen harus sempatkan waktu untuk mengunjungi Splendid China ini. Dan jangan lupa tonton pertunjukannya. Bagus banget. Sulit dilukiskan dengan kata-kata. Makanya saya kasih sebagian fotonya aja yah biar kebayang, walau aslinya jauuuhhhh lebih indah. Maafkan kemampuan moto saya yang gak canggih.

——————————————————————

Window of the World (WoW)

Ini mirip sih ama taman mini juga, tapi miniatur dunia. Lokasinya gak jauh dari Splendid China. Harga tiket masuknya sedikit lebih mahal: CNY 140. Walau lokasinya dekat, saya main kesini satu hari setelah kunjungan ke Splendid China. Gerimis pun gak menjadi halangan deh. Daripada gak kemana-mana, mosok ke China cuma rapat doang.

Tempat ini dibuka dari jam 9 pagi sampai jam 10:30 malam. Untuk mengelilingi area WoW, ada beberapa kendaraan yang tersedia didalam contohnya kereta monorel seperti dibawah ini:

Harga tiket untuk naik kendaraan ini berbeda dengan tiket masuk yah. Selain monorel, bisa naik mobil gandeng berbentuk kreta seperti ini:

Saat berhenti di beberapa spot, pak supir menawarkan penumpang untuk foto-foto selama 3 menit sebelum perjalanan dilanjutkan lagi. Hebatnya supir bus gandeng ini bisa cakap melayu. Karena saya dan teman duduk didepan  percakapan kami dalam bahasa Indonesia terdengar oleh pak supir, beliau bilang “foto dulu 3 menit“. Begitu pun mbak-mbak penjaga tempat souvenir “mampir, murah“. Pasti karena banyak orang indo atau malay sering kesini deh.

Ikon atau bangunan apapun yang ngetop di dunia, tersedia versi KW nya disini. Dengan ukuran yang lebih kecil tentunya (biasanya 1:3 atau 1:5 atau 1:15 dari ukuran asli). Termasuk Borobudur juga ada loh. Tapi saya gak sempat foto 🙁

Di wilayah Mesir ini, ada Spinx dan piramid kecil. Lengkap dengan pasir dan pohon palem disekitarnya. Eh ada yang nawarin foto juga, lengkap dengan kostum dan onta. Tapi males aja foto pake kostum duduk di atas onta, sementara si penggembala onta nya sipit. Gak akan ada yang percaya kalo itu ada di Mesir beneran deh hahahaha.

Saya juga sempat naik ke atas menara Eiffel nya. Walo tinggi nya cuma 1/3 ukuran aslinya, tapi tetap deg-degan karena lift nya cuma muat untuk 6 orang dan geraknya diagonal dulu mengikuti kaki tower setelah itu baru lurus keatas. Dari atas tower kita bisa melihat kota Shenzhen yang penuh dengan ribuan gedung bertingkat.

Menurut saya gak ada yang istimewa lah dari taman WoW ini. Pertunjukan theater nya masih bagus di Splendid China. Mungkin kalau kita bawa anak-anak, taman ini memang berguna untuk mengenalkan anak-anak akan ikon yang terkenal di seluruh dunia. Sebenarnya WoW ini lengkap beberapa wahana permainan seperti DuFan. Ada indoor ski juga seperti yang saya kunjungi di Dubai, tapi tentunya lebih kecil ukuran arena ski nya. Tapi untuk manusia dewasa, taman ini ya sekedar taman bermain aja. Lucu untuk foto narsis-narsisan sih. Hehehe

——————————————————————

Ada satu tempat lagi yang saya kunjungi. Nantikan di postingan berikutnya ya!

Semua posting tentang China bisa dilihat disini