Cappadocia Yang Luar Biasa
Hari ke 4 di Turki, Senin 23 Nov 2015
Setelah menempuh perjalanan sekitar 10 jam dengan menggunakan bus malam, akhirnya kami sampai ke bagian tengah Turki. Kalau digambarkan dalam peta, seperti ini perjalanan kami selama 4 hari di Turki:
Makin menjauh dari Istanbul, tapi kami sudah membeli tiket pesawat untuk kembali ke Istabul. Gak sanggup kalo harus balik ke Istanbul naik bus malam 12 jam, lagipula gak punya banyak waktu tersisa.
‘Tempat kuda-kuda indah’, begitu arti Cappadocia dalam bahasa Persia. Terletak di daerah Anatolia Tengah, Turki, Cappadocia merupakan area penting bahkan menjadi jembatan dalam jalur perdagangan sutra ribuan tahun lalu. Keunikan lanskap membuat UNESCO menjadikan Cappadocia salah satu warisan dunia yang harus dijaga.
Sebenarnya kota terbesar di wilayah Cappadocia itu kota Urgup, tapi kami memilih Goreme karena kotanya lebih unik. Jam 6 pagi bus malam kami sudah sampai di tengah kota Goreme. Saat kami turun bus di terminal (disebut Otogar dalam bahasa Turki), seseorang menghampiri kami yang tak lain adalah penjemput dari travel agent. Beliau mengantarkan kami ke penginapan dengan menggunakan mobil kecil.
Kenapa kami memilih Goreme, karena seluruh kota ini merupakan goa dari bebatuan. Pak suami yang ketika saya ajukan proposal untuk menginap di Cave Hotel, berkomentar “kok syerem amat nginep di goa” … sampai di sini beliau baru melihat kalau kota ini memang goa semua. Hahaha maafkan jiwa petualang bu istri yang pingin merasakan sesuatu yang berbeda ya, pa.
Kami sampai di hotel saat matahari belum terbit. Di akhir musim gugur memang matahari terbit sekitar jam 7 pagi. Suhu berbeda drastis dari 3 kota sebelumnya (Istanbul, Selcuk, Pamukkale). Sampai di Goreme kami disambut dengan suhu 2 celcius. Karena kami belum bisa check-in atau masuk ke kamar, kami membuka koper di lobby hotel. Kami keluarkan jaket yang lebih tebal, syal dari rajutan wol yang hangat, tak ketinggalan sarung tangan. Agak norak emang deh anak tropis (tunjuk jidat sendiri), suhu belum sampai 0 celcius aja udah butuh sarung tangan. Hihihihi
Begini lah tampak hotel saat kami tiba:
Penasaran mau tau kayak apa tampak dalamnya? Nanti dibuatkan posting khusus yang membahas semua penginapan kami selama di Turki yah. Sekarang saya mau cerita tentang Cappadocia dulu.
Begitu matahari terbit, petugas hotel mengajak saya keluar. Beliau pun menunjuk ke langit di belakang saya. Subhanallah … balon udara sudah pada naik. Cakeb banget!
Saat itu pak Suami masih di kamar mandi untuk berganti pakaian yang lebih hangat. Petugas hotel meminta henpon saya untuk mengabadikan pagi pertama saya di Goreme. Mas nya baik banget deh.
Ketika pak suami sudah siap, saya mengajaknya berjalan kaki ke atas bukit di belakang hotel sesuai petunjuk mas di lobby tadi. Katanya bukit ini tempat terbaik untuk menikmati pemandangan Goreme yang penuh dengan balon udara di pagi hari.
Di atas bukit, kami bertemu dengan mas dari Singapore. Beliau menolong kami untuk mengabadikan gambar kami berdua dengan latar belakang kota Goreme yang penuh balon udara. Gak salah deh kami tidak memilih Urgup, karena Goreme ini kota yang cantik dan unik banget.
Kami kembali ke hotel, eh mas di lobby mempersilahkan kami untuk sarapan di restoran. Padahal jatah kami cuma dapat 1x sarapan yaitu besok pagi. Tapi beliau bilang November ini termasuk low-season, tidak banyak pengunjung hotel jadi kami boleh makan gratis pagi itu. Alhamdulillah rejeki tidak untuk ditolak.
Setelah sarapan kami berganti pakaian yang lebih tipis meski tetap berlapis-lapis, karena suhu mulai naik 6-8 derajat celcius. Kami mendoping badan dengan minum vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh terhadap naik turunnya suhu udara. Jam 9 kami dijemput petugas travel yang akan membawa kami menikmati keseluruhan wilayah Cappadocia.
Fairy chimneys
Selama ribuan tahun, angin dan air hujan mengalir ke lembah yang menyebabkan erosi, kemudian membentuk struktur dan pahatan-pahatan yang dikenal dengan fairy chimney (cerobong peri). Ini adalah bongkahan batu tinggi dan bertopi yang bentuknya kerucut atau seperti jamur.
Orang-orang yang tinggal di Cappadocia jaman dahulu melubangi batu-batu untuk dijadikan tempat tinggal, membangun toko, penampungan air, hingga kota ini berkembang seperti sekarang.
Awalnya penduduk Cappadocia menggali lubang di bebatuan vulkanik untuk melindungi diri dari binatang buas dan cuaca musim dingin yang ekstrim. Seiring waktu, mereka memperluas gua-gua dan menggali yang baru sesuai dengan kebutuhan. Hingga akhirnya terbentuklah kota dalam tanah yang saling terhubung oleh terowongan berliku-liku seperti labirin.
Di saat perang, kota bawah tanah ini menjadi tempat berlindung dari serangan musuh. Sampai saat ini sudah ditemukan sekitar 40 kota bawah tanah peninggalan ribuan tahun lalu, namun hanya 6 yang bisa dikunjungi.
Seperti hal nya Pamukkale, wilayah Cappadocia ini juga dilindungi oleh UNESCO yang diumumkan tahun 1985. Jutaan wisatawan berkunjung ke Cappadocia untuk menikmati pemandangan yang luar biasa.
Uchisar Pigeon Valley
Bukit ini dinamakan Pigeon Valley karena memang banyaknya burung burung dara yang tinggal di daerah ini.
Kalau saya bilang sih, dari kejauhan bukit ini memang mirip kandang burung dara. Hehehe
Devrent Valley
Sesuai namanya Devrent Valley artinya bukit imajinasi. Di tempat ini berjajar batu-batu besar dengan aneka bentuk.
Bentuk apa yang kita lihat, tergantung dari imajinasi kita sendiri. Yang paling gampang dikenali oleh semua orang, adalah bentuk unta. Mungkin karena itu juga disebut Camel Rock Valley. Pemandu wisata menyebutkan beberapa bentuk lain, diantaranya: Dacing Couple, Kissing Couple, Praying Mary, Pinguin, Buaya, Ular Cobra, Anjing Laut, Topi Napoleon, dll. Coba lihat 2 foto di bawah ini, bisa tebak bentuk apa?
Yang diatas itu bentuk unta, sementara yang bawah katanya seperti pasangan berdansa.
Open Air Museum
Museum yang satu ini sungguh berbeda dengan museum lain yang pernah saya kunjungi sebelumnya.
Kalau museum lain terdapat di dalam gedung yang dibangun oleh manusia, di Goreme ini museumnya tercipta karena kuasa Tuhan. Alami dan berada di alam terbuka.
Pada jaman dahulu, wilayah ini digunakan untuk tempat tinggal para pemuka agama Nasrani. Dengan masuknya ajaran kristen ke Turki, mereka memahat bagian dalam goa dan menjadikannya sebagai gereja, kamar tidur dan dapur. Dari sekian banyak gereja yang ada di dalam kawasan ini, hanya 6 yang dibuka untuk wisatawan. Selebihnya masih dalam perbaikan dan restorasi, ditutup untuk wisatawan karena dianggap cukup berbahaya. Usia goa ini sudah ribuan tahun jadi rawan runtuh.
Bagian dalam gereja, berbeda antara gereja yang satu dengan yang lain. Yang membedakan adalah lukisan dinding dalamnya. Sayangnya kami tidak berdaya untuk naik ke beberapa lantai atas dan melihat bagian dalam bangunan secara lebih detil.
Tua itu nyata yaa … hahahaha
Sambil menunggu peserta lain keliling area museum, kami memilih duduk di tengah sambil memandangi pemandangan sekitar.
Kerajinan tangan Cappadocia
Sebagai bagian dari paket Green Tour hari ini, kami juga diajak ke tempat pengrajin karpet dan keramik.
Seperti yang sebelumnya, kami juga tidak belanja di 2 tempat ini. Justru karena tau dibuat oleh tangan (bukan mesin) dan kualitas produknya tidak diragukan lagi, kami tidak dapat membeli. Harga yang sangat tinggi tentu menjadi penyebab utamanya.
Sajadah yang terbuat dari anyaman serat sutra, dibandrol dengan harga $3.000 … mau nawar juga bingung hahahaha. Keramik yang dilukis seniman ternama dengan sangat detil dan bisa menyala di ruang gelap (glow in the dark), dihargai $2.000 – 30.000 tergantung ukurannya.
Meski peserta tur diberikan diskon 10% dari harga yang tertera dan katanya juga gratis ongkos kirim sampai ke depan rumah kita di negara apapun, tetap aja kami gak sanggup.
Bagi Anda yang berencana untuk pergi ke Cappadocia dan punya waktu tinggal yang terbatas, saya sarankan untuk mengambil paket tour (ada RED tour atau GREEN tour, beda lokasi yang dikunjungi). Cappadocia ini terletak di remote area, tidak ada kendaraan umum untuk keliling. Paling kita bisa menyewa mobil atau ATV saja.
Untuk yang hobi hiking, sebaiknya luangkan waktu lebih dari 2-3 hari untuk bisa menikmati semua area perbukitan di wilayah Cappdocia. Dan waktu yang cocok untuk hiking adalah saat musim semi atau musim gugur. Udaranya tidak terlalu panas dan kering.
Semua posting tentang Turki bisa dilihat disini
4 thoughts on “Cappadocia Yang Luar Biasa”
Ckckck….. sajadah di sana bisa dipake buat nebus ongkos Umroh Plus ya mbak, hehehe
Barakallah mba de.. someday pengen juga bulan madu ke turky