Apa yang menarik dari Selcuk?
Setelah menempuh penerbangan 5 jam dari Doha ke Istanbul, lanjut terbang 1,5 jam dari Istanbul ke Izmir, masih dilanjut lagi dengan perjalanan kereta 1 jam dari Izmir ke Selcuk … akhirnya kami sampai juga.
Banyak yang tanya “emang apa sih yang menarik dari Selcuk?”
Mungkin memang banyak yang gak tau kota kecil di bagian selatan Turki ini, makanya bingung ngapain kami bela-belain ke sana.
Kota Selcuk
Jumat, 20 Nov 2015
Kami tiba sekitar jam 7 malam, 2 jam setelah matahari terbenam di musim gugur ini. Setelah menaruh koper di penginapan, kami berjalan kaki ke pusat kota Selcuk yang jaraknya cuma 500 meter saja.
Karena sudah malam, kota ini mulai sepi. Saya tidak melihat ada wanita di sepanjang jajaran toko dan restoran. Hanya pria yang keluar dari rumah, sekedar minum teh dan ngobrol dengan kawan-kawannya. Walau sepi, kota kecil ini sangat aman. Penduduknya saling mengenal satu sama lain. Kami cuma mampir di sebuah kedai untuk menikmati makan malam berupa caesar salad, kebab dan teh panas. Setelah itu kami kembali ke penginapan untuk istirahat.
Cukur Rambut di Turki
Di jalan menuju penginapan, pak suami melihat Barbershop yang cukup ramai. Kebetulan pak suami sudah sebulan menahan diri untuk tidak potong rambut, karena harga cukur di Doha bisa dapat Peter Saerang di Jakarta. Padahal biasanya beliau potong rambut setiap 3 minggu sekali di Jakarta.
Melihat orang-orang yang keluar dari Barbershop di pinggir jalan ini, kok hasilnya rapih-rapih yah. Mungkin karena standar muka orang-orang Turki juga pada mirip Jeremy Thomas semua.
Jiiiaaahh ketauan lawasnya deh umur gw, nyebut artis kok JT. Anak sekarang mana kenal JT yah. Hahahahaha
Iseng lah pak suami mau nyobain cukur rambut di sini. Saya yang cuma jadi penonton, senyum-senyum sendiri memperhatikan langkah-langkah tukang potong rambut yang ganteng itu dalam menangani pelanggannya:
- Meja di depan kursi, ternyata sebuah wastafel. Jadi saat keramas, pelanggan disuruh nungging (posisi rukuk dalam sholat) menundukkan kepala yang dimasukan ke dalam wastafel tsb.
- Setelah keramas, pelanggan akan dipasangkan kertas di leher. Kemudian dipakaikan kain untuk menutup seluruh badan. Bagian atas kertas, akan dilipat ke arah kain di leher.
- Tukang cukur mulai memegang alat cukur elektronik. Bagian belakang dan samping kepala dikerjakan terlebih dahulu. Setelah itu bagian depan dipotong menggunakan gunting dan sisir.
- Setelah rambut dianggap telah rapih dan sesuai dengan model yang diinginkan pelanggan, tukang cukur mengambil besi kecil yang ada sumbu dibagian ujungnya. Besi ini mengingatkan saya pada alat cucuk api ke sumbu untuk menyalakan kompor minyak tanah jaman saya kecil. Tukang cukur pun menyalakan api, kemudian didekatkan ke daerah pipi juga kuping. Katanya sih untuk merapihkan area jambang (ya cowok-cowok Turki kan kebanyakan pada bewokan).
- Kalau rambut sudah beres, tukang cukur lanjut merapihkan alis yang disambung dengan adegan merapihkan bulu hidung! Iya beneran, gak salah baca kok … saya baru ngerti pantas saja kalo cowok-cowok yang saya temui selama di Turki biar alisnya tebal tapi rapih semua. Etapi suami saya skip bagian ini, karena dianggap tidak segondrong orang-orang lokal.
- Terakhir ditutup dengan adegan nungging untuk keramas lagi.
Bayar 20 Lira (kali goceng), hasilnya memuaskan loh!
Kami pun melanjutkan jalan kaki menuju penginapan. Tepar …tapi sekali lagi saya cuma tidur sebentar. Karena waktu di Turki itu mundur lagi 1 jam dari waktu Qatar (selisih 5 jam dari Jakarta). Saya terbangun pukul 03:35, karena badan saya berasa jam 08:35 waktu Jakarta. Meski matahari baru akan terbit jam 7 kurang, tapi mata saya udah ON banget.
Ah demyu timezone!
Sabtu, 21 Nov 2015
Saat sarapan di penginapan, pemilik yang ramah banget menjelaskan kota Selcuk melalui sebuah gambar di kertas. Ternyata ada beberapa objek wisata yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari penginapan. Dengan semangat kami mengikuti petunjuk dalam gambar tersebut dan mengunjungi tempat di bawah ini satu per satu.
Isa Bey Mosque
Aristektur mesjid yang dibangun tahun 1374 ini cukup unik karena memiliki 2 kubah dan 1 menara. Pintu masuknya juga ada 2, yaitu di sisi barat dan timur. Di tengahnya terdapat air mancur yang digunakan sebagai tempat wudhu pria. Sementara untuk wanita, tempat wudhunya tidak jauh dari air mancur … ada kran di bawah pohon yang sekelilingnya ditutup oleh pembatas dari bahan terpal.
Karena masih pagi, kami sempatkan untuk sholat dhuha di mesjid ini.
Aristek yang membangun mesjid ini bernama Ali b. Mushaimish Dımışklıoğlu. Selain mengabadikan nama Isa Bey, patung kepala Isa Bey juga diletakan di sisi Barat sebagai bentuk penghormatan kepada beliau.
Keunikan mesjid ini tidak hanya dari kubahnya, juga karena ukuran yang digunakan tidak simetris. Bangunan mesjid dibangun dengan ukuran 48 x 56 meter. Satu kubah berdiameter 9,4 meter, sementara kubah yang lain dibuat dengan diameter 8,1 meter. Bangunan ini disanggah oleh 12 tiang di bagian dalam. Pemerintah terus merenovasi mesjid ini secara bertahap untuk melestarikannya.
Bersyukur saat kami ke sana, seorang bapak menghampiri kami. Beliau memperkenalkan diri dan mengaku sudah menjadi imam mesjid Isa Bey selama 25 tahun terakhir. Beliau menunjukan surat tugas dan foto-fotonya. Dari beliau juga kami mendapatkan banyak penjelasan tentang mesjid ini. Walaupun sebagai imam mesjid beliau digaji oleh pemerintah, tapi beliau juga membuka kios souvenir di samping mesjid untuk menambah penghasilan. Salah seorang anak beliau sedang menempuh pendidikan Islamic Art di salah satu universitas negeri, dan kaligrafi pada keramik yang dijual di kios sang bapak adalah hasil karya si anak.
Sebelum kami pergi, pak Imam (maaf saya lupa nama beliau) memberikan hadiah kepada kami berupa kaligrafi bertuliskan nama saya, pak suami, dan anak-anak dalam huruf Arab. Terima kasih banyak, pak … semoga Allah membalas dengan berkah yang melimpah untuk keluarga bapak.
Basilica of St. John
Basilika adalah bahasa latin untuk menggambarkan sebuah bangunan terbuka pada jaman Romawi yang kemudian bangunan ini paling banyak digunakan sebagai gereja.
Basilica of St. John adalah reruntuhan gereja katolik pada jaman Ephesus yang dibangun tahun 548. Material yang digunakan sebagian besar adalah batu dan marmer. Untuk masuk ke dalam tempat ini, kita diminta untuk membayar tiket 20 Lira.
Sayangnya kami tidak memiliki pemandu wisata di tempat ini. Sehingga kami hanya berjalan-jalan sambil foto-foto. Mungkin karena masih terlalu pagi juga, kami tidak melihat wisatawan lain di dalam area basilika. Justru ketika kami keluar, baru deh ada 1 rombongan wisatawan yang turun dari bus dan masuk ke tempat ini.
Weekend Bazaar
Sabtu adalah hari nya pasar di tengah kota Selcuk. Para pedangan mulai menggelar aneka produk di tempat yang telah ditentukan untuk berjualan.
Sebenarnya tujuan kami adalah mencari terminal (disebut Otogar dalam bahasa Turki) bus untuk ke Ephesus, tapi kami sengaja berjalan kaki lewat tengah keramaian pasar kaget untuk cuci mata.
Menurut kami, kota Selcuk ini semacam kota pensiunan. Sejauh mata memandang, kami hanya melihat orang-orang tua. Kalaupun ada anak muda, biasanya pekerja sektor pariwisata atau malah wisatawan. Kota ini memang terkenal dengan Ephesus, reruntuhan bangunan Romawi, tapi berkembangnya sektor pariwisata tidak membuat kota ini berubah. Selcuk tetap menjadi kota kecil yang tenang, bersih dan aman. Sayangnya tidak banyak orang yang bisa berbahasa Inggris di kota ini.
The House of Virgin Mary
Kami menyewa mobil dengan supir untuk mengunjungi objek wisata yang agak jauh dari tengah kota Selcuk. Supir membawa kami pertama kali ke rumah akhir hayat Maryam, ibunda dari nabi Isa AS.
Rumah ini ditemukan pada abad 19 dan dinyataan sebagai rumah terakhir Bunda Maria oleh seorang biarawati yang bernama Anne Catherine Emmerich (1774-1824). Rumah terletak di Bulbuldagi di gunung Nightingale, tidak jauh dari kawasan Ephesus.
Untuk masuk ke dalamnya, kita diminta untuk membayar tiket sebesar 20 Lira. Sayangnya kita tidak bisa ambil foto di dalam rumah Bunda Maria. Tempat ini menjadi tujuan yang populer bagi para ziarah Katolik dan telah dikunjungi oleh tiga paus terakhir.
Dibawah halaman depan rumah Bunda Maria terdapat 3 pancuran yang katanya air tsb berasal dari mata air dan air ini bisa diminum juga dipercaya bisa memberikan kesembuhan untuk berbagai penyakit. Disampingnya terdapat dinding cukup panjang yang disebut The Wishing Wall, tempat pengunjung mengaitkan gulungan kertas berisi tulisan doa atau harapan. Bagi yang percaya sih.
Ephesus
Ini adalah tujuan wisatawan datang ke kota Selcuk, yaitu untuk melihat reruntuhan kota yunani kuno. Lokasi ini dulunya merupakan salah satu dari 12 kota dari Liga Ionia selama era Yunani Klasik. Pada periode Romawi, Ephesus memiliki populasi lebih dari 250.000 di abad ke-1 SM dan menjadi salah satu kota terbesar di Mediterania yang kaya karena perdagangan dan bernilai budaya tinggi.
Area Ephesus sendiri totalnya 415 hektar. Kota ini terkenal karena kuil Artemis (yang dibangun sekitar 550 sebelum masehi), yang menjadi salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Kaisar Konstantin I mengembangkan kembali perkotaan ini dan mendirikan pemandian umum baru. Kota ini sempat hancur pada tahun 401 oleh sekelompok massa yang dipimpin oleh St Yohanes Krisostomus dan juga hancur oleh gempa bumi tahun 614.
Di dalam Ephesus terdapat Odeon, yaitu teater kecil yang beratap yang dibangun oleh Vedius Antonius dan istrinya sekitar tahun 150, teater untuk drama dan konser yang bisa menampung 1500 orang. Sementara untuk Grand Theater, yaitu teater terbuka terbesar bisa menampung kapasitas 44 ribu tempat duduk.
Yang paling terkenal di Ephesus adalah Celsus Library. Tempat ini dibangun untuk menyimpan 12 ribu dokumen berharga juga sebagai makam monumental untuk Celsus. Konon katanya, Celsus sendiri dimakamkan dibawah bangunan perpustakaan ini. Walau kondisi bangunan sudah hancur, tapi pilar bagian depan masih kokoh berdiri.
Saking luasnya tempat ini, lumayan gempor juga jalan kaki dari pintu masuk sampai ke pintu keluar. Kalau mau mengikuti petunjuk dan membaca semua papan keterangan sejarah, dibutuhkan waktu 3-4 jam untuk menyusuri Ephesus ini. Tapi kami cuma menghabiskan waktu total 1,5 jam karena harus menyimpan tenaga dengan beristirahat kembali di penginapan.
Baru hari ke 2 di Turki nih, kami masih punya 5 hari lagi … musti menyiapkan stamina.
Cerita kota lainnya di postingan berikut yaa.
Semua posting tentang Turki bisa dilihat disini
5 thoughts on “Apa yang menarik dari Selcuk?”
mba….aku bakalan nyimak terus ini postingan ke turkinya..secara viewnya yang mba posting di IG keren2 semua.. :*
mbaaaaa…. wajahnya 11 12 sama yg di sanaa..
masih ketawa2 geli ngebayangin cukur di sana, pake disurun nungging2 pas kramas. kalo di sini kan kita nya yg disuruh rebahaaan… hahaha..
menanti crita hanimun selanjutnyaaa
Aku kenal sama Pak JT kok, Mbak. 😀
Banyak juga destinasinya, ya. Ngga seperti pada umumnyaa. Apik2 bangunanya.