Surat Wasiat
Saya menghadiri pengajian di sekolah Fayra beberapa bulan lalu dan baru tau kalo ternyata Rasulullah menghimbau orangtua untuk meninggalkan surat wasiat ketika akan berpergian lebih dari 3 hari.
Pantas saja banyak orangtua yang membuat surat wasiat sampai dititipkan ke notaris ketika mereka akan berangkat melakukan ibadah haji yang bisa sampai 40 hari itu. Bahkan orangtua teman saya sampai meninggalkan pasfoto dengan pesan “untuk di buku yasin kalo mama papa sampai gak kembali alias meninggal di tanah suci”
*ambil tisu dulu*
Surat wasiat yang kita berikan untuk anak-anak, tentu saja bukan sekedar daftar harta benda atau hutang yang kita tinggalkan selama berpergian (kalo yang ini bisa diberikan ke anggota keluarga yang sudah dewasa). Surat yang ini lebih berisi pesan untuk menguatkan jiwa mereka.
Surat ini bertujuan untuk melembutkan hati anak-anak, sekiranya kemungkinan terburuk terjadi pada diri orangtuanya. Supaya anak-anak siap melanjutkan kehidupannya, walau tanpa orangtua di sekitar mereka. Naudzubillah min dzalik …
Surat ini bisa kita berikan secara spesifik ke setiap anak, atau 1 surat untuk semua anak yang ditinggalkan. Bisa juga kita berikan ketika anak akan berpergian meninggalkan orangtuanya lebih dari 3 hari. Misalnya untuk sekolah di luar kota/negara, masuk sekolah berasrama atau hidup mandiri tidak serumah dengan orangtua.
Karena malam ini saya akan pergi meninggalkan anak-anak, maka saya juga sudah menyiapkan surat wasiat untuk mereka. Isi surat ini sesuai dengan ajaran ustadzah dan sudah dimodifikasi setelah berdiskusi dengan pak suami.
Surat ini ditulis untuk kedua anak kami, tidak ditujukan ke salahsatunya karena mereka sejajar di mata kami dan mendapatkan kasih sayang yang sama.
Tidak ada pesan adek harus nurut sama kakak, atau kakak harus menjadi contoh adek. Tidak ada yang direndahkan, dan tidak ada yang diberikan beban lebih.
Semoga dengan demikian anak-anak akan merasa lebih dihargai.
Dear mas Rafa dan dek Fayra,
Sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW yang menghimbau untuk membuat wasiat jika berpergian lebih dari 3 hari, maka bacalah pesan ini karena mama akan meninggalkan kalian sementara untuk mengunjungi dan menjemput papa.
Selama mama dan papa tidak ada di samping kalian, ingatlah selalu untuk:
Bertanggung jawab terhadap diri kalian sendiri, patuhi uti dan akung yang sementara mendampingi kalian.
Berdisiplinlah terhadap aturan Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Sholat di awal waktu dan perbanyak membaca Quran supaya spiritual kalian kokoh.
Saling menjaga, yang akur dan rukun juga saling tolong-menolong lah kalian, karena kalian hanya memiliki satu sama lain sebagai saudara kandung.
Jaga kesehatan kalian, makan tepat waktu, minum susu dan banyak air putih supaya otak kalian teraliri oksigen dan sel tubuh kalian mendapatkan zat makanan yang baik.
Bersyukurlah terhadap sesuatu yang kalian miliki dan tunjukkan rasa syukur dengan merawat dan memanfaatkannya sebaik mungkin atau sesuai fungsinya. Termasuk badan kalian sendiri.
Bersiaplah untuk menjadi DUTA ISLAM yang bermanfaat bagi umat dan jadilah PEMIMPIN YANG BERTAQWA.
Berdoalah selalu untuk mama papa di setiap akhir sholat karena doa kalian begitu kami nantikan untuk menyelamatkan akherat kami. Doakan juga semoga mama papa diberikan kesehatan dan kemudahan dalam perjalanan sampai kembali lagi ke rumah.
Mama papa selalu mendoakan semoga kalian dikayakan dengan ilmu, dihiasi dengan kelembutan, dimuliakan dengan ketaqwaan, diperindah dengan kesehatan dan kalian selalu berada dalam perlindungan Allah SWT.
*bentar … ambil tisu lagi*
Apakah ada yang pernah menuliskan surat serupa untuk anaknya?
21 thoughts on “Surat Wasiat”
Hiks.. *tisu mana tisu*
Jd pngen nangis beneraan..
Kebetulan dulu waktu dinas seminggu, blm ada anak mba.. Jdnya blm pernah.. Skrg2 ini, dinas ga lebih dr 3 hari..
Mbaa.. Ati2 yaa.. Jaga kesehatan. Smoga semuanya lancar sampe balik ke tanah air. Safe flight mba cantiik
Mbaaaa… Aku lemes bacanyaa… Selalu lemes kalo inget umur itu rahasia yg diatas..
Semoga perjalanannya lancar & kembali berkumpul sekeluarga dalam keadaan sehat walafiat ya mbaa..
Hati2 yah mbak.. Lancar dan sehat2 sampai kembali *mewek dulu yah huhuhuhu*
Hiks…..#sesenggukan …
Haru tapi indah….
Wah, baru tahu mbak kalau harus nulis surat wasiat. Dulu pernah nulis kyak gitu di buku harian, seandainya udah nggak ada. Jadi dikasih langsung atau gimana mbak?
Hati2 di perjalanan dan sungguh berharap mbak dan suami kembali dengan selamat tiada kurang satu apa pun…
Waktu orang tua berangkat haji saya dipanggil sebagai anak tertua untuk diberi pesan dan titipan. Kalo inget rasanya masih terharu dan sedih.
Semoga lancar perjalanannya hingga kembali ke tanah air ya, Mbak 🙂
Deee, bikin nangiiiissss….huaaaaa….
nanti kalau gw mau pergi rada lamaan, gw nyontek ya suratnya… lah? hihihi
take care ya, safe flight, pulang berdua dengan selamat, aamiin…. :*
nggak, nggak minta oleh2 kok….hihihihi
Aku selalu bikin De dan dikasihkan ke temen kepercayaan aku. Jd kalau ada apa2 temen aku itu yg kasih tau ke ortu hehe.
Huhuhu.. Menyayat hati banget yah.. Aku sendiri sih blm pernah bikin untuk anak2ku. Kurang tau juga deh apa di nasrani ada nasehat yg sama mengenai surat wasiat ini. Tapi yang jelas kalau orang tuaku traveling dalam jangka waktu yang agak panjang dimana ada anak yang gak ikut, bokap biasanya ke notaris dan nanti anak yg gak ikut pergi dititipin wasiat gitu. Aku sih gak pernah buka, wong cuma ngeliat itu surat aja bisa mewek trs, dan gak sabar nunggu bokap dkk balik lg. Yang jelas kebayang bgt itu mata pasti bengep yaa Mba pas lagi drafting suratnya.. *brb *tisumanatisuu. Semoga lancar urusan disana ya Mba, dan bs pulang kembali berkumpul bersama dengan sehat walafiat. Amin.
Belum pernah, dan sekarang jadi tahu. Thanks ya De. Semoga Allah selalu melindungimu dan keluarga yaa.. *hug*
Aamiin Allahumma aamiin
have a save flight mb hiks…hiks…
Waktu orangtua naik haji 16 tahun lalu, mereka meninggalkan pesan lisan saja dan memberitahu soal simpanan/ deposito yang mereka punya, jika keduanya tidak kembali pulang ke Tanah Air.
Nampaknya dijadikan tulisan lebih baik ya mba untuk anak-anak…
Hati2 ya mba…moga lancar perjalanannya dan dimudahkan urusannya ya..
mbak dhe,, semoga selamat sampa tujuan dan sekembalinya ke tanah air.. T_T ilmu baru,
aaaah baru tau aku nih mbak.. >.<
thanks for sharing…dan semoga selamat sampai kembali ke tanah air ya mbak..
mrebes mili baca suratnya T.T
Hiks…lom pernah mak
Haduh pasti sedih banget nulis surat begitu ya. Have a safe flight ya…
ya ampun mbaa….. *ambil tisu*
semoga mba De dan suami sampe dengan selamat di sini ya mba..kembali berkumpul dgn anak2… :,)
Terpikir beberapa kali tapi belum terlaksana. Saya hanya mengelompokkan surat2 penting, seperti surat rumah & kendaraan, supaya semua tahu letaknya kalau saya tiba2 nggak ada.
Wasiat ngga melulu harta ya, Mbak. Aku baru tahu tentang ini. 😀
Belum pernah menuliskan surat wasiat untuk kedua anak-anakku. Tapi aku jadi belajar, bahwa pesannya harus sama, karena semua sama dimata orangtuanya. Duh, kudu perbaiki bahwa tidak ada yang direndahkan dan tidak ada yang dilemahkan ya.
Hm…Mbak, doa yang terbaik untuk Mbak dan suami serta anak-anak
Papaku udah begini dari dulu, Mbak. Namanya juga LDR. Tiap kali papa mau balik lagi ke tempat tugasnya, kami dikasih tau apa kemungkinan terburuk dan bahwa ada surat yang dititipin ke mama. Kalo papa pulang, surat itu dibakar terus pas saatnya beliau balik lagi, papa nulis surat baru. Gitu terus. Aku malah berharap semoga nggak pernah bisa baca surat itu, semoga papa baik-baik dan sehat terus sampe kapan pun..
Aku nangiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiisssss mbak baca surat Mbak De.. T^T