Tutup Karir
Orang-orang yang dekat dengan saya, mengetahui kalo cita-cita saya sejak dulu adalah menjadi ibu rumah tangga. Sebenarnya waktu hamil Rafa, saya sudah memutuskan berhenti menjadi mbak-mbak kantoran. Tapi begitu Rafa menginjak usia 6 bulan, kondisi keuangan keluarga kecil kami mendadak minus karena Masguh ditipu orang ratusan juta. Karena tidak tega melihat suami, saya memutuskan untuk membantunya dengan kembali kerja.
Waktu hamil Fayra, keinginan untuk pensiun sebelum umur 40 tahun kembali menguat. Sadar belum punya bekal pensiun, saya pun mempersiapkan diri dengan ikut kursus memasak sampai cake decorating. Saya juga mulai jualan online supaya tetap bisa punya penghasilan. Pokoknya apapun akan saya lakukan deh.
Bulan Ramadhan tahun kemarin ada 1 doa yang saya panjatkan secara khusus dan terus menerus:
“Ya Allah, kalo memang Engkau takdirkan aku sebagai ibu pekerja maka berilah kemudahan proses rekrutmen di PT. X (kebetulan waktu itu ada tawaran di tempat lain)… tapi kalo Engkau takdirkan aku sebagai ibu rumah tangga maka berilah kemantaban hati dan perluaskan pintu rejeki keluarga kami”
Kenapa kemantaban hati?
Karena saya merasa lemah dan khawatir tidak bisa membedakan mana kesempatan dan mana yang godaan. Saya khawatir labil berkepanjangan.
Dan alhamdulillah semakin kesini saya semakin merasa mantab untuk pensiun. 3 tahun lebih cepat dari target saya untuk pensiun di usia 40 tahun. Lebih cepat lebih baik bukan?
Banyak orang yang komentar “elo mah enak, de. Udah punya toko jadi enak aja bisa resign sekarang”
Mereka gak paham kalo saya berhenti bukan karena sudah punya toko, melainkan justru saya berani buka toko karena persiapan untuk berhenti kerja kantoran.
Banyak juga yang heran “apa gak sayang, de. Β Udah di posisi enak kok malah berhenti. Pasti gak mudah untuk bisa mencapai apa yang udah elo punya sekarang, kenapa malah ditinggalkan?”
Saya mulai bekerja di industri telekomunikasi 19 tahun yang lalu. Saya mengawali karir saya dengan menjabat sebagai TEKNISI, alhamdulillah terakhir saya diberi kesempatan untuk menjabat sebagai GENERAL MANAGER SMARTPHONE (product development – marketing). Justru karena sudah mencapai posisi ini maka saya merasa sekarang lah waktu yang tepat untuk berhenti. Saya tidak obsesi untuk bisa mencapai posisi lebih tinggi dari yang sekarang. Saya bersyukur bisa mencapai ini semua, setidaknya saya punya bahan cerita untuk anak cucu nantinya kalau saya pernah berada di posisi mereka dan mengerti rasanya kerja kantoran. Sekarang waktunya saya untuk pindah quadrant dari orang gajian menjadi usahawan.
Banyak juga yang tanya “Lo kenapa justru berhentinya sekarang, de? Saat anak-anak udah makin besar. Bukannya malah enak karena mereka udah bisa ditinggal?”
Sekali lagi saya harus menerangkan bahwa kondisi saya bekerja awalnya karena kondisi ekonomi. Dulu terpaksa berani ninggalin bayi untuk kerja kantoran karena memang butuh uang. Bukan berarti sekarang kami udah gak butuh uang sih. Tapi karena 8 tahun terakhir saya sudah mempersiapkan diri untuk bisa menghasilkan uang tanpa harus kerja kantoran. Justru saya dan suami berpendapat bahwa anak remaja itu butuh didampingi, apalagi di masa era digital begini.
Sudah setahun terakhir saya memberikan pemahaman ke Rafa dan Fayra apa pro&cons kalau mamanya tidak bekerja kantoran. Kalau selama ini saya berusaha menjelaskan ke anak-anak tentang Kenapa Mama Harus Kerja, sekarang saya sibuk menjelaskan ke mereka Kenapa Mama Berhenti Kerja.
Saya jabarkan ke mereka, apa yang akan saya lakukan saat di rumah: antar jemput mereka, masak makanan kesukaan mereka, menemani mereka belajar, ngaji harian bareng, dll.
Saya juga memberitahu konsekuensinya, bahwa artinya kami harus lebih berhemat, frekuensi ngemol berkurang, liburan tergantung kondisi keuangan, saya juga mungkin akan pergi mengurus toko atau ketemu rekan bisnis, dll.
Surat pengunduran diri sudah saya serahkan ke HRD awal Dec 2014 lalu. Untuk jabatan saya, membutuhkan waktu 2Β bulan transisi (2 month notice). Jadi saya baru efektif berhenti pertengahan Feb 2015. Minggu ini terakhir saya ke kantor.
Jumat kemarin saya upload foto di IG dengan caption “Gonna miss them … D-7”
Ternyata Fayra melihat dan langsung mengirim pesan via Line:
Saya tidak menyangka sepenggal kalimat tsb diartikan sedemikian dalam oleh Fayra. Sabtu pagi Fayra mengunci diri di kamarnya, dan keluar dengan mata berkaca-kaca sambil meminta saya membaca bukunya:
Saya tulis ulang di sini ya:
Dear Diary,
Hari ini hari yang membuatku sedih karena 2 minggu lagi mamaku sudah tidak kerja dan itu membuatku sedih karena mama akan kangen dengan ruangannya dan temannya. Sampai tadi pagi dan sekarang aku menangis karena aku merasa kasihan kepadanya. Jadi aku tidak mau dia meninggalkan kantornya dan temannya begitu saja. Aslinya aku juga kangen dengan kantornya dan pekerjaannya.
Walaupun aku telat ke sekolah karena tidak diantar mama (Fayra ikut jemputan sekolah), itu tidak apa-apa karena aku lebih mementingkan dia atau mama daripada diri aku sendiri selamanya. Dan kesenangan itu tidak boleh untuk diri sendiri tapi kita harus membagi kesenangan yang ada dalam diri kita untuk orang lain juga. Agar dunia semuanya senang. Dan itu adalah pelajaran untuk kita semua. Kita juga harus ingat pesan ini Β selamanya.Β
Aku tidak mau tulis apa lagi jadi … dadah diary π
—
Tisu mana Tisu?
Mendadak saya gagu, tidak bisa bicara. Mata saya pun mulai burem berkaca-kaca. Hati saya menghangat. Saya hanya bisa memeluk Fayra kencang tanpa berkata.
Saya tanya “memang adek gak senang kalau mama di rumah?”
Fayra menjawab “aku senang mama di rumah. Tapi aku sedih kalo nanti mama kangen kantor dan teman2 mama. Aku senang kalau mama kerja, aku suka ruangan kantor mama, aku juga senang kalo mama pergi keliling dunia”
Saya tanya lagi “emang kalo mama kerja atau pergi, adek gak kangen sama mama?”
Fayra menjawab santai “kan aku bisa skype dan line”
Saya pun kembali memeluknya “mungkin mama akan kangen kantor dan teman-teman mama. Tapi mama lebih kangen kamu dan ingin ada dekat kamu dan kakak. Jadi saat mama di rumah, kita senang-senang ya. Mama gak akan sedih karena ninggalin kantor kok. Kan mama juga masih cari uang walo tidak harus ke kantor. Kalaupun nanti mama kangen teman, kamu bisa ikut mama untuk ketemu teman-teman kantor mama”
Saya bersyukur memiliki anak yang manis dan sangat pengertian, juga suami yang sangat mendukung setiap langkah saya. Dan sebagai bentuk rasa syukur itulah saya merasa sekarang saatnya saya berhenti mengejar karir. Sekarang adalah saatnya saya mendampingi anak-anak dalam mengejar impian dan cita-cita mereka.
Insya Allah saya akan tetap berkarya dan berusaha membuat keluarga bangga atas keberadaan diri saya.
94 thoughts on “Tutup Karir”
mbaa..aku berkaca2 bacanya…
aku selalu kagum sama ibu2 yang memutuskan untuk resign dan lebih mementingkan mengurus keluarga… :,)
dan aku setuju banget ama mba De, bahwa mendampingi anak2 saat remaja justrru lebih krusial. Apalagi jaman yang udah semakin ga karu2an kayak gini mba..
sukses buat Rafayra shop ya mba… :*
Peluk fayra and mom, sukses terus ya mbak de. I know u can do it …
duuuh ikutan mbrebes mili….
good luck on your next fabulous job ya mbak…
semoga selalu menjadi mama idola anak-anak…
duh jd ikutan pengen ngambil tisuuuu :’)
Mbaaaaaaaa.. Pinjem kanebooo π
Setuju mbak klo anak2 udah gede itu justru butuh didampingi.. Setuju bgt krn teringat omongan nya bu Elly.. Semoga usahanya sukses yah mbak.. Inshaa Allah bisa main2 ke thamcit dannnn sesuai dgn kesepakatan di watsap *halah* kita bisa ngupi barenggggggg hahahahahahha.. *pelukkkkk*
huwaaaaaa…… gue tetep merembes keluar airmata baca surat fay itu lagi hari ini….padahal sblmnya bilang mau buka postingan ini ntar malem aja di kost, ternyataaa gak nahan buat arahin tangan ini buka blog kamu ini de ….
makin terharu, gak peduli orang liatin gue lap lap mata pake kudung, selain surat fay ….gue terharu baca kalimat demi kalimat di postingan ini de ….
peluk dan doa yang terbaik selalu buat kamu ya de *peluuuukkk*
ya allah mbak nangis beneran inih bacanya…
semoga dimudahkan niat mulia ini ya mbak :*
Semoga yang terbaik untuk semua keputusanmu, De π
Ya Allah mbak.. hidungnya mancung banget *maap salah fokus*
Fayra empatinya besar banget ke mamanya. You raise her very well, Mbak!
Semoga sukses dan berbahagia selalu ya mbak, dengan apapun pilihan yang Mbak De ambil..
mbaaak semoga dimudahkan yaa semua karyanya setelah ini :)) fayra pasti bangga bgt sm mamanya ^^ akhirnya yg kita obrolkan bertahun2 *ciee terwujudkan yaa. *hugs!!
Deeee…jadi ikutan mbrebes gini bacanya apalagi pas di bagian diary fayra. :'(
Insya Allah, kebaikan buatmu sekeluarga ya de…niat lillaahi ta’ala… :*
Selamat sore Mak, salam kenal juga karena ini pertama kali saya berkunjung dan komentar di sini. Saya salut dengan keputusan Mak, dan dengan langkah-langkah yang sudah diambil jauh-jauh hari untuk rencana pensiun Mak. Ini menginspirasi sekali buat saya juga π Semoga selalu dibukakan jalan terbaik ya π
Duh, pasti bahagia sekali memiliki anak seperti Fayra :’) *sedih bacanya dan kagum.
hiks nangis bacanya…..memang kita bekerja demi anak demi membantu suami dan kadang diprotes anak juga.tp ternyata dibalik itu mereka juga mengerti kondisi kita…TFS mak
Hiks, terharu baca tulisan ini :'(
Ini persis keinginan suamiku. Justru ketika anak-anak beranjak remaja, dia pengen berhenti kerja kantoran dan kerja dari rumah. Alasannya sederhana, tapi dalem banget. Pengen mendampingi anak-anak.
Semoga semuanya dilancarkan untuk keluargamu ya, De :*
Hiks…aku terharuuuuuu
Bahagia ya mba kalau keluarga dukung banget apapun keputusan kita. Semoga selalu diberi kemudahan nantinya.
Sukses juga buat usaha barunya mba.. Berarti nanti kalo aku pulkam, bisa dong kita bersua2.. *kedip2* hahaha
Huaaa…baca ini aku beneran nangiiss… Terutama baca dialog & diary Fayra.. duuhh *susut air mata*
what a nice share mbak.. saya kagum, nggak banyak orang seperti mbak yang karirnya sudah di atas tapi memutuskan untuk resign.. lebih kagum lagi karena anak sekecil Fayra sudah bisa berpikir sedalam itu.. wishing you a new wonderful journey ya, mbak.. salam kenal π
Waaah terharu baca surat Fay!
Semoga makin sukses dan dilanacarin segala urusan Mba De dan keluarga dikedepanya π
Meski aku ga pernah kerja kantoran, aku salut sama keputusan Mbak. Apapun pilihannya, pasti ada konsekuensi yang harus dijalani. Aku yakin, mungkin ini berat buat Mbak De untuk resign, karena yang tadinya setiap hari ada kerjaan tetiba di rumah aja. Tapi, pilihan resign demi keluarga, terutama anak2, adalah pililhlan yang tepat terlbih anak udah remaja begini.
Dan, Fayra, mulai belajar sensitif kayaknya ya. Hahaha. Mungkin maksud Mbak cuma nanya2 iseng doang di IG, tapi ternyata dia nanggepinnya beda. π Hihi. Semoga usahanya lancar dan barokah, ya, Mbak. Nanti kalau aku mudik paling enggak aku tahu ke mana harus nemuin Mbak :D.
*mewek*
Fayra lembut banget ya mbak hatinya.
Selamat berjuang di tempat yang baru mbak, jangan sampe putus asa. Siapin mental untuk menghadapi naik turunnya. Selalu inget, di saat kita turun artinya kita akan naik lebih tinggi.
Teman2 barumu siap mensupportmu. Cepetan bergabung sama emak2 rumpi tda ya mbak
Dear Mba De,
Salam kenal ya, selama ini aku silent reader. Baru sekarang berani comment βΊοΈ
Selamat menempuh hidup baru, pastinya akan lebih berwarna dan bermakna. InshaAllah selalu diberi kemudahan.
Cita-cita ku banget Mba, pensiun di umur 40 hehe, ayo semangat May
selamat menempuh karir yang baru, mbak. semoga segala persiapan yg sudah matang bisa semakin melancarkan bisnisnya.
terharu membaca tulisan anak mbak. she is so sweet, it must be because of you raise her well despite being a working mom. salute!
salam kenal mbak, saya pembaca baru dan langsung berniat meninggalkan pesan di sini π
Lia
So sweet banget. Terharu baca diary Fayra… dia sayang banget sama dirimu ya.
Fayraaaa… So sweet banget siiihhh…
Salut buat mbak De, dan semoga usahanya barokah ya mbaa.. π
Salut mba atas keputusan besarnya…beberapa mungkin masih susah meninggalkan zona nyaman…
Selamat bersenang senang di rumah dengan anak anak mba π
duhhh mba De…. Aku jadi mewek bacanya ya. salut atas keputusannya meningalkan karier demi keluarga, yang saya tahu ngga mudah untuk dilakukan.
Trust me that you are really blessed.
Again … barakallah ya De …
Mbaa De…saluuut bangeet…suksess selaluu yaa utk semua kepingan hidupmu ke depan!
Aduh mba.. terharu banget.. semoga menjadi keputusan yang tepat ya amiim
mrebes miliii…ditunggu liburan keBandung dan kita cerita2 lagi….semangaaaat yaaa
Aduh mba.. terharu banget.. semoga menjadi keputusan yang tepat ya amiin
Mana tissue…aku mau ngelap mataku yg basah lantaran membaca postingan di atas.. Aku dpt merasakan bgmn beratnya Mbak utk memutuskan resign.. Tapi aku salut pd Mbak sdh mempersiapkan segala sesuatu dgn matang utk persiapan aktifitas setelah resign…
Akhhhh mba… dirimu slalu membuatku kagum. Fayra pasti bangga sekali sm mamanya *hug
Mba De.., seneng banget baca artikel ini, soalnya sama persis kayak kondisi gw (bedanya posisi gw gak setinggi mba De di kantor ;p). Harusnya dari awal Januari udah selesai tapi disuruh tunda dulu sama kantor. Alasan gw pun sama, karena anak2 makin gede justru mereka makin butuh dampingan kita, apalagi masa2 abege yang masih labil dan rentan..
Nanti gw ijin bikin artikel kayak gini juga ya mba De.. π
salut dengan keputusannya, gak banyak orang mampu resign saat posisi sedang baik….hebate mak kita ini….semoga menjadi berkah untuk keluarga..
salut dan selamat atas keputusannya ya mak, semoga masa transisis bisa dilewati dengan mulus π
Keputusan yang tak mudah, salut, akan lebih memberikan kenaikan dan manfaat bagi keluarga, selamat atas keputusannya mak
maksutnya kebaikan, haduuuh maaaf
faaaay…
Maaaaakk.. baarokalloh yaa. Niat yang tulus selalu dimudahkan oleh Alloh.
Senangnya punya anak yang pengertian.
Luar biasa kebesaran hati Mak untuk resign dan memilih keluarga. Alhamdulillah ya Mak pernah ngerasain merintis karir dari bawah sampai jadi GM.
Mg sukses terus dan barokah ya maaak π
Keren Mak :). Ampe speechless…
*peluk Fayra dan Mbak De* bacanya antara terharu dan terinspirasi. Semoga sukses selalu ya mbak… Masih bisa ketemuan gak di KRL SRP-THB? π
Aaahh aku pun berkaca-kaca Mba… Subhanallah, semoga bahagia selalu dan apapun pilihan yg di jalani Mba De selalu di beri keberkahan dan di mudahkan ya Mba :’) love fayra!!!
Mbak de pasti lebih tahu yg terbaik untuk diri mbak Dan keluarga. Aku mendukung saja keputusan terbaik mbak De. Good luck and welcome full time mom
*peluuuuk*
Aku gak bisa berkata-kata,mbak. Masih gak percaya mbak memutuskan resign. Keputusan yang sangat sangat sangat tidak mudah, apalagi sudah di posisi GM.
Ah, Fayra…. kantor bisa memilih karyawan yang mana saja, tapi ibumu hanya seorang ini π
Selamat menempuh jalan yang baru, semoga membawa berkah dan rahmat untuk mbak sekeluarga. *pengen meluk beneran*
Selamat atas keputusannya mak, semua yang diputuskan dengab seksama dan penuh do’a Insyaa Allah akan berjalan baik, apalagi untuk kebaikan atas nama anak2, semangat!!!
Klo udah begini aku bisa sering2 colek klo ada acara/undangan blogger di KEB nih :)))
Kalau anak dah gedhe dah bisa berempati ya mak
so sweet Fayra. Insya Allah keputusan sudah dibuat ya De dan pasti bisa menjalaninya. Anak-anak senang pastinya kalau mamanya ada di rumah.
ya moga2 keputusan ini yang terbaik ya buat seluruh keluarga π
Hiikss.. Aku brebeesmiliii bacanyaaa..
Semangat produktif dari rumah mbak De π
Hiks…. saya nangis mbak baca yang satu ini. Tadi pagi dan sekarang di kantor masih lap-lap air mata nih… Selama ini saya silent reader. Kita hanya sesekali saling komen. Tapi blog mbak adalah one of my “krincingan” sesama ibu bekerja. Meski saya mungkin ga bisa jadi GM (hehe…) tapi postingan2 tentang ibu bekerja mbak itu “aku bangeeet”. Meski enjoy dan mencintai pekerjaan namun kodrat dan naluri keperempuanan kita sama. Semoga berkah mengalir dalam hidup mbak n keluarga ya…
Peluk jauh…
Mbaaak, selamat yaaa atas pilihan yang keren banget inii :’)
Fayra…kamu so sweet banget sih, nak.
Duh, mak, baca postingannya sampe mbrebes…semangat terus untuk anak-anak ya, mak. Keputusan berat harus meninggalkan kantor dengan segala fasilitas dan gaji yang tentu dengan posisi terakhir pasti besar ya, mak.
Tuuu kannnnn super mom sejatiiii ba pny anak2 superrrrrr kyk gt hiks hiks ikutan mellow sekaligus kagum….. Gudlak Mba yg jelas kutau pasti org spt mb De ga akan bs dibatasi ruang dan waktu, dimana aja pasti akan menghasilkan karya hebat
Baca postingan ini kok lebih terharu ya dibanding baca kisah2 De dengan TB tulangnya.
Kalau melihat semangat De selama ini, apapun pilihannya pasti dilakukan dengan sepenuh hati dan Insya Allah berkah.
Amin ..
Peluk Fayra :*
Duh pagi-pagi bacanya berkaca-kaca ini :’)
Smoga dikuatkan dan istiqomah ya Mbak π
huaaa… saya aja nangis bacanya, gmn emaknya…
smoga ini yg terbaik ya mak π
mbak de, semoga ini keputusan terbaik ya..sakses buat impian,cita2, harapan dan keinginan mbak de ya
doa saya selalu buat mbak de dan keluarga
dan Fay sweet banget… aku mewek
Terharu bacanya…
Semoga ini menjadi keputusan yang terbaik untuk keluarga yaa..
aku salut banget sama deh sama De.. π
mbak De…aku terharu, dan salut banget. Selalu salut dengan ibu-ibu seperti ini, Fayra sweet banget…
Semoga menjadi keputusan terbaik ya mbak, dan sukses usahanya π
Aiiiiihhh Mbak Deeeeeeeeeeeee ternyata udah naik level ^^ *peyuk-peyuk*
Selamat ya, Mbak. Fay pasti hepi banget deh ^^
Aku terharu bacanya. Sukses terus ya, Mbak ^^
semoga banyak berkah ya mbak di episode hidup yang ini (dan seterusnya). Fayra manis banget deh tulisannya. Kalau mau cari asisten untuk bisnisnya, boleh dong mbak aku ngelamar, mumpung masih jadi warga BSD hehehehe
Waa aku baru baca iniih.. terharu baca suratnya fayra. Semoga niat baiknya lancar dan usahanya sukses ya Mbak De :’)
ini to cerita lengkapnya…
kagum ih, sama Fayra, masih kecil tapi empati dan perhatiannya pada orang lain begitu besaaar…
semoga Allah mudahkan jalan yang De tempuh ke depannya, bismillah aja.
De… tetap semangat ya. Fayra ngliatnya mungkin karena De sangat enjoy dengan pekerjaan kantoran De.. (ya habis kalo g dinikmati, bakalan bete yaaa??)
InsyaAllah lebih berkah dengan De di rumah… (andai aku bisa… mau juga bisnis di rumah aja…) saling mendoakan yaaa… ^_^
Semoga jadi keputusan terbaik buat mb De dan keluarga….
sukses dimanapun mbak, tetap menginspirasi.
Fayra, you’re so sweet yet so wise
sukses dimanapun ya mbak, tetap menginspirasi. semoga kapan2 bisa kopdar lagi.
Fayra, you’re so sweet yet so wise.
mba de… aku ikutan terharu baca diary nya fay…
apapun keputusannya itu pasti yang terbaik buat mba de dan keluarga.. sukses terus ya mba π
cuma bs bilang “wow” mbak……Speechless saya. Tapi keputusan hebat
ya Alloh mbak de, tulisan fayra membuat saya ikut berkaca2…
sukses ya mbak de… smoga dimudahkan langkahmu oleh Alloh
Sudah lama nggak berkunjung di blog Mba, aaah jadi ikutan sedih nih bacanya.
sukses buat usaha nya ya mba, aku dari dulu ( sejak masuk kerja ) berpikir juga untuk pensiun sebelum usia 40 tahun, pengen buka tokoooo,, aah kita sama mba hehehe … pengen buka usaha aja π
selalu menginspirasi mba,
kepengen bisa setegas itu menentukan piliihan
Duh merembes mili baca suratnya Fay, begitu perhatian banget sama bundanya, keputusan yang berat yah mba De, tapi insya Allah merupakan keputusan yang terbaik buat keluarga π
Semangat terus mba De π
:”) sukses mba..semoga bisa selalu bersama2 anak2 sekarang…alhamdulillah :”)
semangat
Ih, Fayra so sweet banget…bikin aku terharu π
Insha Allah ini pasti keputusan terbaik menurut Mbak De dan Fayra pasti suatu hari akan berbalik menjadi senang dan bahagia karena mamanya bisa selalu menemani dia setiap hari. Dan sukses terus buat bisnisnya ya, Mbak De π Insha Allah suatu hari pasti mampir ke sana…
aaaaah, terharu mbaDe sama tulisan fayra T.T
gak nyangka.. ternyata si fayra is coooo cwiiiiitttt..
btw, itu fayra gak ngomel mbaDe diarynya di baca2.. hihihiii
*Peres2 sapu tangan*
Duluuuu… pernah ya, ada masa2 begini De. Mulai anter sekolah, baru berapa lama, terus kerja lagi. π Semoga kali ini bisa terus mendampingi anak2 ya. *peluks*
Dan kamuuuu, iya, kamuuuu… kalo ke Bekasi lagi bilang2. Jadi nanti bisa nongkrong2 cantek dulu sama Vera. *huh, aku syebellll, kamu cuman bentar*
mbak de, aku baru main kesini. sudah tau kabar ini dari ig, tapi baca surat fay jadi ikutan nangis lagi sekarang.sweet bgt.
Jeng De bukan sedang tutup karir, ini saat membuka karir impian hati. Pilihan yang menjadi berkat bagi keluarga tercinta.
Salam hangat
Ya ampun mbaaak. aku terharu baca diarynya fayra. masih kecil tapi pikirannya udah dewasa
Lama gak obrol kita buk ..
Have no bbm no more …
Baru update berita ini … Baca surat fay jd mbrebes mili ….. Selamat ya buuuk … Semoga bisa ikut mendapat kemantapan hati ..
De….. apapun keputusan nya….dengan model seorang de yang aku kenal lebih banyak dr baca blog nya… yakin kamu akan berhasil.dengan apa yang kamu pilih.. inshaa Allah.. semoga lancar semuanya amin yra
Berkaca-kaca bacanya. Subhanallah yah. Semoga usahanya juga lancar dan makin maju yah.
tisu mana tisuuu.. :’)
Mba De, I adore youuuu :*
gak heran kalau Fayra tumbuh menjadi gadis baik hati, secara dia di”bentuk” oleh seseorang yang baik jugak.
sukses selalu ya Mba, di setiap langkah yang ditempuh. aku sih yakin, apapun (apakah itu karir di kantor or usaha sendiri) yang dilakukan oleh seorang pekerja keras seperti Mba, pasti akan membuahkan hasil yg baik pulak. :)))
*kiss2
Aku baru tau mbak dee ud pensiun jd org kantoran.
As a girl that have a dream just like you. I know your decision. Life is not only about career.
Sukses buat tokonya. Sukses buat mas rafa ama fayra. She is such a cute girl.
I know the feelings too. One side happy mom at home, another side sad when mommy “sad”
Fighting!!!
De…..
nangis aku bacanya.
selamat sudah dimulainya babak baru ya….
sukses selalu untuk kalian sekeluarga
aamiin
mbaaa, aku nangis baca ini, sampe sesak didada nih. Semoga barokah ya mbaaa… ga tau harus ngomong apa lagi…
memang untuk pindah quadrant harus butuh pengorbanan… semangat mbak…