Private Beach & GWK – Bali D4
Hari terakhir di Bali, Senin 23 Dec 2013.
Cuaca pagi ini cukup cerah. Kami sarapan di hotel jam 6:30 pagi karena sengaja mau main di Private Beach Novotel Nusa Dua. Jalan menuju pantai tidak bisa diakses langsung dari sekitar kamar, melainkan harus naik shuttle bus dari lobby.
Ternyata shuttle bus baru mulai beroperasi jam 8 pagi. Kami diberi tahu jalan menuju pantai yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 10 menit dari lobby. Hari terakhir ini, mari dinikmati dengan santai.
Nusa Dua Private Beach
Beberapa hotel di sekitar Nusa Dua, memiliki pantai pribadi. Kebersihan dan ketenangan sangat dijaga ketat di daerah pantai ini. Kami melihat di kejauhan seperti ada bendungan kecil, seperti nya ini yang membuat ombak tidak bergelung tinggi ke bibir pantai. Bulir pasir tidak tercampur serpihan batu karang dan ombaknya mengalir tenang. Indah banget deh pemandangan pagi ini.
Jejeran kursi berwarna merah, adalah milik Novotel. Sementara kursi coklat, milih Hotel Ayodya. Letaknya bersebelahan, jadi kami intip-intip dikit hehehe.
Mumpung masih sepi, saya sibuk mengabadikan anak-anak yang lagi main pasir. Rafa dan Fayra bergantian mengubur badan ke dalam pasir. Fayra bilang biar seperti Mermaid. Hahaha
Gak puas main pasir, mereka mulai nyemplung ke air. Emang enak untuk berenang-renang lucuk aja sih.
Gak lama nak-anak mulai asyik lari-larian. Lumayan juga mengejar dan sekedar iseng foto-foto mereka.
Gantian saya dan Masguh pingin punya foto juga dong. Walo masih muka bantal, yang penting begron nya cantik. Seperti gak rela, anak-anak malah sibuk ngusilin kami. Setelah mama nya ngomel, akhirnya punya juga foto berdua tanpa ada penampakan tambahan. Hahahaha
Jam 8:30 saya minta anak-anak udahan. Kami kembali ke hotel untuk mandi dan siap-siap check out. Mobil sewaan menjemput kami jam 9 pagi.
Garuda Wisnu Kencana
Acara dilanjutkan dengan mengunjungi Garuda Wisnu Kencana di daerah Uluwatu. Luas area GWK sekitar 240 hektar yang berisi Lotus Pond, Festival Park, Amphitheater, Street Theater, Exhibition Hall, Jendela Bali The Panoramic Resto dan toko souvenir.
Tiket masuk nya dijual dengan harga Rp 40rb/orang untuk turis lokal dewasa dan Rp 30rb/org untuk pelajar, sementara untuk turis asing dikenakan Rp 80rb/orang.
Harga tersebut sebanding dengan perawatan tempat ini. Seluruh petunjuk, kebersihan toilet, dan kenyamanan pengunjung sangat dijaga. Semoga tempat wisata lain di Indonesia bisa dikelola seperti ini juga. Sedih kalo masuk museum di Jakarta yang tiket masuknya Rp 2.500 tapi debu nya tebal dan toiletnya jorok. Malu sama wisatawan manca negara yang mengunjungi tempat tsb.
Kami datang pas sekali dengan berlangsungnya pertunjukan di Amphi Theater. Selain itu hujan turun lumayan deras. Jadi kami masuk ke dalam teater dan menonton 2 pertunjukan tarian. Telat memang, tapi lumayan masih bisa menikmati sambil berteduh dari hujan.
Patung dewa Wisnu yang duduk di atas burung Garuda ini dirancang dan dibangun oleh seniman Bali yang bernama Nyoman Nuarta. Targetnya total tinggi patung akan mencapai 150 meter dengan lebar sayap garuda mencapai 64 meter. Sampai saat ini pembuatan patung belum selesai. Dan setiap bagian patung masih diletakan di beberapa tempat berbeda.
Pak supir meminjamkan kami 2 payung besar. Lumayan kami bisa berkeliling GWK walo hujan agak deras. Setelah puas, kami kembali ke parkiran untuk melanjutkan perjalanan.
Bali sekarang sudah padat dengan kendaraan, tapi jalan raya nya tidak bertambah lebar. Memang sudah ada jalan tol yang di atas laut itu sih, kami juga sudah mencoba nya. Tapi sebal banget ketika harus menghadapi macet di dalam kota.
Keluar dari GWK kami langsung ke arah Denpasar untuk mencoba Ayam Taliwang. Katanya paling ngetop dan enak. Buat kami sih yang penting halal.
Dengan banyaknya genangan ditambah jalan raya yang hanya cukup 2 lajur mobil … membuat perjalanan dari Uluwatu ke Denpasar harus ditempuh sekitar 1 jam. Setelah makan, kami putuskan untuk langsung ke airport karena khawatir macet. Benar aja … dari Denpasar ke airport harus ditempuh selama 2 jam. Ampun deh.
Alhamdulillah selesai perjalanan kami menikmati indah nya pulau Bali. Memang belum semua tempat dijelajahi, tapi setidaknya anak-anak sudah mengenal tempat ini, budayanya, makanannya, dan keindahan alamnya. Semoga hal ini bisa memperkaya pengetahuan mereka.
Semua posting tentang Bali bisa dilihat di sini
7 thoughts on “Private Beach & GWK – Bali D4”
Makasih Mba De! semakin bulat kepengennya untuk ke Bali kalo Aaqil udah agak gedean biar bisa maksimul mengunjungi tempat-tempat wisatanya..
private beach nya sik banget… sepi dan bersih yaaa…
Keren pantainya De…
Rafa memang ngemong adiknya banget ya?? atau juga suka ngusilin yang bikin nangis juga??
hihihi, lucu aja ngebayangin anak2 usil saat papa-mama nya mau foto berdua :D.
Aih mantep bangettt itu private beachnya ^^….. Asik lari”an sama main pasirnyaa ….
Wowh, sekarang ud macet yah Bali? pas 2010 kesana, siang” ke bandara masih lancar” aja, skrg udah 2 jem? Wewh,,, Ini airportnya pindah ya?
pantainya keren banget ya,,,top deh
2x ke Bali sama keluarga, 2x pula nginepnya di Nusa Dua dan di hotel yg sama, hihihi. Di Inna Putri Bali kalo gak salah. Pas pertama nginep disana sih, hotelnya masih bagus bgt. Lebih dari 10 tahun kemudian, hotelnya udah rada spooky and looks old. Tapi untuk 500rb/malam (tahun 2009 sih) dan ada akses langsung ke pantai….. ya lumayanlah 😀