Sekilas Kota Qingdao

Sekilas Kota Qingdao

Lanjut postingan tentang Qingdao yaaa.

Kota ini berada di Timur China dan berlokasi di pesisir pantai. Kota ini tidak besar dan sejauh mata memandang …. kita akan melihat hamparan pantai yang indah.

petaqingdao

Pantai di Qingdao

Lihat peta di atas, pantai semua kan?

Posisi A adalah letak hotel tempat saya menginap di wilayah Qingdao.

Posisi B adalah letak pabrik yang harus saya kunjungi di wilayah Huangdao.

Perjalanan dari titik A ke B memakan waktu sekitar 45 – 60 menit menggunakan mobil dengan memotong jalan melalui tunel bawah laut.

qingdao19

Dari hotel saya tinggal menyebrang jalan raya dan berjalan kaki sekitar 5-10 menit untuk menuju pantai.

Lokasi kantor HQ juga berada di pinggir pantai. Karyawan di sini, suka menyebrang jalan raya di depan kantor untuk nongkrong di pantai menghabiskan waktu istirahat setelah selesai makan siang.

Pabrik yang berada di wilayah Huangdao juga dekat sekali dengan pantai. Teman-teman mencari tempat makan siang di pinggir pantai juga. Lumayan untuk menyegarkan mata dari tumpukan pekerjaan rutin harian.

Walaupun dekat pantai dan angin laut berhembus lumayan kencang, udara di sini tidak panas. Jangan bandingkan dengan udara di kawasan Ancol yah. Meski masuk musim panas dan perkiraan suhu sekitar 27-32 derajat celcius, saya tidak pernah keringetan loh.

Matahari terbenam juga hampir jam setengah delapan malam. Jadi orang-orang yang pulang kerja jam 17:30, bisa ke rumah dulu untuk menjemput keluarga dan mengajak mereka ke pantai menunggu sunset. Gak heran kalo pantai selalu penuh dengan manusia walau jam sudah menunjukan pukul 7 malam. Wong langit masih terang juga jam segitu. Udah gitu, mereka cuek aja loh jalan kaki udah pake baju renang dari rumah menuju pantai.

Jiaozhou Bay Tunnel

Untuk menuju Hangdao dari Qingdao sebelum ada terowongan bawah laut, kita harus melalui pinggiran pantai muter ke atas. Perjalanan bisa memakan waktu total 3-4 jam. Tapi setelah ada tunnel sepanjang kurang lebih 6KM, kita cukup menempuh 40-60 menit saja.

qingdao17

Konstruksi tunnel ini mulai dibangun akhir 2006 dan baru selesai 5 tahun kemudian. Dibuka untuk umum sejak Juli 2011. Untuk bisa masuk ke dalamnya, setiap mobil harus dilengkapi dengan alat pembayaran otomatis yang ditempel di kaca depan. Sistem pembayarannya ada 2 pilihan: paska bayar dan prabayar. Tentunya untuk prabayar, pengemudi bisa mendapatkan harga lebih murah dari paska bayar. Sekali lewat dikenakan biaya 20 yuan.

Makanan di Qingdao

Karena posisinya yang berada di pinggir pantai, sudah tentu makanan utama kota ini segala yang berbau laut. Baru kali ini loh saya ke China tanpa harus khawatir soal makanan. Qingdao itu surga nya seafood deh.

qingdao18

Semua resto menawarkan seafood dengan beragam jenis dan ukuran. Saya takjub dengan ukuran kerang dara di sana … ada yang lebih besar dari ukuran henpon saya loh. Kebanyakan mereka masak dengan cara direbus atau dibakar. Meski ada juga yang ditumis dengan aneka bumbu. Udang rebus tanpa bumbu apapun, bisa terasa manis sekali dan kulitnya kriuk macam digoreng dalam minyak banyak. Cukup saya cocol dengan saos sambal juara produksi Indonesia, nikmat banget di mulut.

Makanan Halal di Qingdao

Dari 10 juta penduduk Qingdao, terdapat sekitar 1.000 umat muslim di sana. Saya menemukan beberapa resto muslim dari hasil gugling dan mengunjungi salah satunya, yaitu MaJia Hotpot Restaurant.

majia1

MaJia ini ada 4 lokasi. Saya gak tau deh dibawa ke cabang yang mana. Foto di atas adalah penampakan luarnya. Begitu masuk ke dalam, kita langsung melihat jejeran aneka makanan mentah dan binatang laut yang masih hidup. Tinggal pilih mana yang mau kita makan, nanti pelayan akan menyajikan di meja kita. Kalau di Indonesia, mungkin semacam restoran Hanamasa atau Itasuki gitu deh. Tapi kalo resto hotpot di Indo, saya gak pernah melihat binatang laut hidup nya. Karena tidak segar, rasa di mulut nya juga beda.

majia2

Setiap pengunjung akan diberikan 1 alat masak kecil yang sudah diisi air kaldu ikan dan dilengkapi dengan beberapa biji-bijian sebagai bumbu. Saya cuma mengenali kurma dan biji pala, selain itu gak ngerti biji-bijian lainnya apaan. Untuk saosnya disajikan secara lengkap di dalam mangkok-mangkok kecil. Dari yang cuma campuran kecap asin + potongan cabe rawit, saos berbumbu tauco, saos kacang, dan lain-lain.

majia3

Karena MaJia merupakan resto muslim, seluruh karyawan pria di sini menggunakan peci putih di kepalanya. Kalau yang perempuan sih standar, hanya kemeja dan rok sedengkul. Saya tidak melihat yang berjilbab di antara mereka.

Bentuk Bangunan

Konon wilayah Qingdao ini dulunya pernah dijajah Jerman selama kurang lebih 16 tahun. Setelah Jerman pergi, Qingdao dijajah Jepang selama 8 tahun.
qingdao16

Tidak heran kalau berada di kota ini, kita seperti berada di Eropa. Banyak yang bilang kalau Qingdao ituΒ “red tiles green trees, blue sky and blue sea“. Beneran loh, bangunan di sana kebanyakan berwarna merah, masih banyak pepohonan hijau, langit berwarna biru cerah dan tentunya hamparan pantai dengan air laut yang biru.

Sayangnya saya tidak bisa foto-foto bangunan dari dekat. Padahal saya melewati banyak bangunan keren yang sangat eropa sekali, terutama di wilayah Shinan. Diantaranya:

  • Gereja Katedral St. Michael
  • Bekas gedung administrasi pemerintah Jerman yang sekarang dijadikan museum
  • Stasiun kereta api
  • Jejeran villa di sekitar Badaguan

Oleh-oleh

Saya bingung ketika mencari buah tangan yang bisa saya bawa pulang untuk teman-teman di kantor. Saya hanya melihat kerajinan tangan dari kerang-kerangan atau benda berbetuk hewan laut. Selain itu makanan khas sini berupa aneka abon dari binatang laut, dari mulai abon ikan – udang – cumi.

qingdao20

Kalau cuma kek gitu doang, gak ada bedanya sama oleh-oleh dari Green Canyon – Anyer – Cirebon – Tuban dan kota pantai lainnya di Indonesia. Males beli nya lah yaaaa. Gak unik dan kurang “China” aja menurut saya.

Mundurnya jadwal produksi, membawa berkah tersendiri untuk saya. Waktu yang tersisa, saya gunakan untuk naik gunung bersama teman-teman.

Aaahhh udah gila lo, de! Beneran naik gunung?

Asli beneran … gak boong!

Tunggu posting berikutnya yaaaaa.

Semua tulisan saya tentang China bisa dilihat disini

Share this...
Share on Facebook0Share on Google+0Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn0

39 thoughts on “Sekilas Kota Qingdao

  1. Wiiii…. Tunel bawah laut??? Keren yah, di China udah maju banget yah… Di indonesia kapan ada Tunel”an yah.. Hehehe… πŸ˜€
    Btw, asik yah klo kantornya ngadep laut gituh.. kalau lagii mumet nengok jendela bentar… Hehehe…
    Ditunggu Mba De acara naik gunungnya πŸ˜€

    1. bukannya udah ada wacana bikin jembatan yang menghubungkan merak-lampung yah? gak tau deh kapan implementasinya.

      didoakan aja biar bisa kaya surabaya – madura

  2. beruntung banget di china bisa ketemu makanan laut gitu ya

    waktu aku ke china dulu, menderita banget deh
    karena susaaaah cari yang halal

    1. Kalo langsung datang dan cari makanan halal emang agak PR sih. Tapi berkat the power of google, udah dapat list resto halal dulu sebelum berangkat. Begitu sampai sana tunjukin alamat ke supir, minta diantar.

    1. Di resto muslim menyediakan makanan lain kok mbak. Gak cuma seafood. Cuma karena yg terkenal di sana adalah seafood, jadi kami pesan seafood nya. Puas2in mumpung murah, ukuran jumbo dan rasanya juga segar nikmat

  3. dari atas pemandangannya kayak pantai waikiki hawaii. pantainya landai ya, asyik buat main-main. souvenir yang khas cina apa ya, mungkin guci2 bertuliskan huruf cina ya hehe

    1. Oleh-oleh unik yang ditemuin di airport mentok di pakaian khas China dan boneka panda aja sih. Selebihnya bebatuan hias yang berat banget itu.

  4. Bagus banget kotanya ya mbak? Yang makanan seafood itu bumbunya gimana mbak? boleh dimakan juga? soalnya kayak sushi di jepang gitu, biarpun seafood, katanya ada bumbu or something yang ada mirin gitu mbak…

    1. di resto muslim, semua bumbu bisa dimakan kok.

      kalo yang di resto pas makan siang, itu bukan resto muslim. Aku gak makan di sana karena lagi puasa juga. Jadi cuma nunjuk-nunjuk apa yang mau dimasak untuk cowok2.

  5. glekss baca ini pas jam segini, ahhh buka puasanya kepengen pake seafood *hehehe* btw bangunan bata merah itu di beberapa kota yang aku kunjungin pun ada bangunan kayak begitu….ohh…ternyataa…pernah dijajah jerman..

    1. 16 tahun dijajah Jerman, dibanding kita dijajah Belanda yg ratusan tahun. Tapi sayang gedung peninggalan Belanda kurang terawat di sini ya.

  6. Huaaaaa….seperrti biasa pengalamannya ditulis detiill….serasa aku yg bacanya jg kayak ada di sana hihihi…

    Klo di indo kayaknya kepentok di dana kali ya bikin terowongan bawah laut. Itu jembatan di selat sunda aja belom dibikin2 pdhl gaungnya dr sejak aku masi kuliah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *