Doa untuk ibuku
Untuk mami yang berani menyaksikan secara langsung jalannya 2 operasi dan rela tidur dilantai selama sebulan di rumah sakit.
Untuk mama yang khusus datang dari Surabaya untuk nemenin Rafa dirumah selama de di rumah sakit.
Doa untuk ibuku
Tuhan yang baik,
Sekarang saat aku tidak lagi muda, sebagian ibu teman-temanku telah meninggal dunia. Aku mendengar mereka mengatakan, mereka tak pernah menghargai ibu mereka sepenuhnya hingga akhirnya sudah terlambat untuk mengatakannya.
Aku beruntung, ibuku yang tersayang masih hidup. Aku makin menghargai beliau setiap hari. Ibuku tidak berubah, namun akulah yang berubah. Seraya aku tumbuh lebih dewasa dan lebih bijak, aku menyadari betapa ibuku adalah seorang manusia yang luar biasa. Betapa sedihnya aku tak mampu mengucapkan perkataan ini di depannya, tapi perkataan ini mengalir dengan mudah dari penaku.
Bagaimanakah caranya seorang anak berterima kasih kepada ibunya untuk kehidupan ini? Untuk cinta, kesabaran, dan kerja keras yang diperlukan untuk membesarkan seorang anak? Untuk merawat balita, untuk memahami remaja yang emosional, untuk menenggang rasa mahasiswa yang sok tahu? Untuk menunggu hari saat si anak menyadari betapa bijak ibunya itu?
Bagaimanakah caranya seorang wanita dewasa berterima kasih kepada ibunya karena beliau terus menjadi seorang ibu? Karena selalu siap memberi nasihat (jika diminta) atau tetap diam saat kediaman itu sangat dihargai? Untuk, pada intinya, menjadi dirinya sendiri – pengasih, penuh pengertian, penyabar dan pemaaf?
Aku tak tahu caranya, ya Tuhan, kecuali meminta-Mu untuk memberkatinya banyak-banyak, seperti yang pantas diterimanya, dan untuk membantuku agar dapat hidup mengikuti teladan yang diberikannya. Aku berdoa agar aku tampak sebaik itu dimata anak-anakku seperti ibuku tampak di mataku.
–seorang anak dan menantu–