Air mancur menari – Monas
SUdah pernah datang ke Monas akhir-akhir ini? Ada sesuatu yang baru loh. Eits..bukan baru dibikin, tapi baru direnovasi. Itu loh…air mancur menari. Secara gak sengaja kami kesana. Karena lokasinya dekat dengan kantor papa. Tinggal nyebrang jalan kaki aja udah sampai. Masuknya gratis. Tapi hanya dibuka tiap sabtu dan minggu jam 19.00 WIB. Bagus deh, kalo dibandingin sama yg di sentosa island s’pore…jelas masih jauh lah. Tapi lumayan utk ukuran indonesia yang baru punya kaya gini. Yang disamping ini berbentuk bunderan HI
Saat pertunjukan dimulai, ada suara dari petugas menggunakan microphone. Menghimbau hadirin untuk duduk supaya yang dibelakang juga bisa lihat. Trus mulai ada pancuran air dari kecil sampai yang tinggi. Setelah 5 menit, baru muncul aneka warna dan bentuk. Seperti yang disebelah ini, berbentuk Masjid Istiqlal. Bagus kan?
Penataan kembali air mancur yang pernah kesohor itu dilakukan PT Media Indra Buana (MIB) dengan menghabiskan dana sebesar Rp 26 miliar. Sebagai kompensasi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan 21 titik reklame di luar persil non-Pemprov DKI. Air mancur menari beroperasi mulai 24 Juli 2005. Air mancur joget dan pertunjukan laser itu digelar diatas kolam berukuran 80 x 45 meter yang terletak di sisi barat Silang Monas. Kolam itu dikelilingi lahan seluas 3 hektar yang menjadi tempat publik untuk menikmati pertunjukan. Sedikitnya ada 10 lagu yang akan ditampilkan dengan belasan konfigurasi tarian. Lagu-lagu yang ditampilkan antara lain: Jali-jali, Kopi Dangdut, Lenggang lenggok jakarta, ampar-ampar pisang dan hela-hela rotan. Beritanya lebih lengkapnya bisa dibaca disini.
Saat diajak kesini, bukan cuma Rafa yang senang. Asisten pun ikut merasakan senang. Sampe dia bilang “wah bu, kalo saya ceritain ke orang-orang dikampung, pasti gak percaya ada air mancur sebagus ini…lah wong mereka belum pernah lihat beginian“. hehehe ada-ada aja si mbak. karena masih baru dan dibuka hanya setiap sabtu-minggu malam, air mancur ini dibanjiri lautan manusia. Gak tau darimana datang nya, tapi yang pasti ketertiban diantar pengunjung itu belum tercipta. Saat bubaran pertunjukan, Rafa musti digendong papanya dan mama menggandeng asisten. Soalnya takut kalau sampai terpencar. Susah banget deh mau keluar arena. Setiap orang gak ada yang mau ngalah…desak-desakan kaya ngantri beras jaman perang. Sempat terpukaw saat pertunjukan, tapi menyesal datang saat bubaran. Ada yang pernah kesana juga?