kangen-kangenan
Saya suka sekali dengan quote ini:
“Ada orang yang masuk ke dalam hidup kita,
dan berlalu dengan cepat.
Ada yang tinggal beberapa lama,
dan meninggalkan jejak dalam hati kita.
Dan diri kita pun…
Tak akan pernah sama seperti sebelumnya”
Ada yang berubah?
Teman-teman di foto atas, memasuki hidup saya ketika kami bekerja di kppti tahun 97 – 99. Menjadi akrab karena memang wanita jarang sekali ditemui di gedung belakang yang notabene sebagai tempat penyimpanan (operasional dan pemeliharaan) perangkat telekomunikasi. Karena merasa senasib berada di sarang penyamun, diantara kami terjalin rasa persaudaraan yang erat. Ngobrol di toilet wanita, lembur bareng, nonton bareng, olahraga bareng sampai urusan pinjam baju. Mereka lah orang pertama yang saya datangi di kantor ketika tamu bulanan datang dan laci saya kosong persediaan (kalo cewek baca ini pasti ngerti deh hehehe).
Setelah sekian tahun tidak berjumpa, akhirnya senin 23 Mei kemarin kami janjian untuk bertemu.
miss you all….sist!
Sebenarnya rencana ketemuan 1 minggu sebelumnya. Tapi hari itu Acis lagi depete, katanya bete aja mo ngapa-ngapain. Dia janji kalo kami sepakat mengundur waktu pertemuan, maka dia akan traktir. Ya gak masyala…kalo gratis, siapa brani menolak?
Kami janjian di Setia Budi One. Ingin mengulang kenangan saat nonton bioskop bersama, kami pergi ke 21cineplex. Tapi antiran yang panjang membuat kami mengurungkan niat. Akhirnya kami memutuskan untuk makan dan ngobrol di salah satu kafe yang ada disitu.
Menu makan malam itu:
steak anyone?
Lemon tea and orange juice
Keakraban kami bermula dari hobby yang sama yaitu baca buku dan nonton film. Dan buku yang menjadi favorit bagi kami adalah Chicken Soup for the soul. Akhirnya kami memberi nama perkumpulan persaudaraan ini dengan SOUP. Ada buncis (bu Acis), Buncah (bu cahya), bunde (bu dede), bumpiet (bu pipiet), bushant (bu shanty). Kami saling memanggil satu sama lain dengan BUN. gak jelas yah hehehehe
Nonton bioskop, itu acara rutin yang sering kami lakukan. Kemana lagi kalo gak ke Djakarta Theater. Karena cuma bioskop itu yang dekat dengan kantor kami. Biasanya kami nonton film drama, karena cowok2 pasangan kami tidak selera nonton film drama. Makanya kalau ada film drama…pasti kami nonton berlima. Cowok2 pun dengan sabar menunggu dikantor masing2 dan datang menjemput ke bioskop begitu kami telpon film sudah selesai.
Mereka menyemangati saya untuk melanjutkan kuliah dan membuat saya langsung mendaftar ke salah satu universitas swasta yang searah dengan perjalanan pulang saya dari kantor. Mereka hadir saat ayah saya meninggal dunia. Mereka membantu saya dalam acara resepsi pernikahan dan bertugas sebagai penerima tamu. Mereka menginap dirumah, ketika saya pindah rumah ke Cibubur. Mereka hadir saat saya melahirkan Rafa. Bahkan saat masa kritis saya di rumah sakit, Cahya menyempatkan diri menelpon saya dari swiss untuk mengetahui perkembangan kondisi tubuh saya. Kami tertawa bersama, menangis bersama dan saling memberi semangat hidup. Mereka sangat berarti untuk saya. Mereka telah memberi warna dalam hidup saya. Apalagi karena saya anak perempuan satu2nya dalam keluarga, maka kehadiran mereka seperti anugerah dari Tuhan YME karena saya diberikan 4 saudara perempuan sekaligus!
sepertinya waktu 2 jam dalam hari itu tidak cukup bagi kami untuk melepaskan rasa rindu. Insya Allah, saat Cahya mudik akhir tahun ini….kami bisa bertemu lagi.
Bersahabat dekat dengan seseorang itu…
membutuhkan banyak pengertian, waktu dan rasa percaya.
Dengan masa hidupku yang tidak pasti,
teman-temanku adalah hartaku yang paling berharga.