Anak sekolahan

Anak sekolahan

Rafa itu bukan tipe anak sekolahan. Udah lah gak usah dimasukin ke sekolah mahal-mahal. Ikutin kursus seni aja (musik, gambar, dll) diluar sekolah. Kasian kalo dipaksa belajar ini itu di sekolah formal.”

Seperti hendak membuktikan diri bahwa komentar tsb tidak sepenuhnya benar, siang itu Rafa menelpon saya dikantor “ma, hasil exam udah dibagiin. Aku sebutin yah

English = 98

Iqro = 97

Religion = 95

Art = 95

Science = 91

Bahasa Indonesia = 90

Social = 87

PPKN = 86

Math = 84

Saya terharu.

Kami tidak pernah menuntut anak-anak untuk selalu mendapat nilai bagus. Selama mereka mengerjakan tugas dengan segala kemampuannya, apapun hasilnya tetap membuat kami bangga.

Seperti yang orang lain lihat dari diri Rafa, kami juga menyadari potensi anak sulung kami. Kecintaannya pada lukisan, semangatnya dalam menuangkan warna, kelihaiannya memainkan pianika. Herannya sekali mendengar sebuah lagu, Rafa akan dengan mudah memaikan pianika dengan nada yang persis sama!

Tetapi apakah karena jiwa seninya begitu menonjol maka Rafa tidak pantas berada di sekolah formal?

Bagi kami pemikirian tsb tidak adil untuk Rafa. Kami ingin Rafa tetap menikmati hari-harinya di sekolah, menyerap pelajaran yang diberikan juga bersosialisasi dengan teman sekolahnya. Dan kami sebagai orang tuanya akan selalu berusaha untuk memberikan fasilitas semampu kami. Bahkan kalau bisa anak-anak kami menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari orang tuanya.

Raport Rafa sudah kami terima. Semester ini Rafa mendapat nilai rata-rata 87,9 meningkat tajam dari semester lalu 84,5. Sepertinya Rafa ingin membuktikan kepada kami, bahwa dia masih bisa mendapat beasiswa dari kantor papanya seperti tahun sebelumnya (sudah 2x berturut-turut). Dan Rafa sudah mengerti syarat beasiswa tsb harus mencapai nilai rata-rata minimal 85 dalam setahun. Alhamdulillah kesadaran itu sudah ada didalam diri Rafa *sebenarnya dia ngincer nilai Rp1,5jt dari beasiswa itu … kali ini targetnya PSP hehehe*

Terimakasih ya nak, telah membuat kami bangga memiliki anak secerdas kamu.

Mau jadi apapun nantinya kamu saat dewasa, kami akan tetap mendukung kamu penuh cinta!

Share this...
Share on Facebook0Share on Google+0Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn0

2 thoughts on “Anak sekolahan

  1. Lama gak mampir ternyata udah banyak ceritanya 🙂
    Congrats buat Rafa buat hasil yang memuaskan, buat Fayra juga pasti hasilnya gak kalah bagusnya …

    Your story very inspire me a lot mbak, kapan ya punya keberanian meniru jejak sukses kakakku yang satu ini …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *