Browsed by
Month: October 2014

Sehari di Semarang

Sehari di Semarang

Sejak akhir tahun 2013, saya sering mendapat tugas untuk pergi ke Semarang. Gak lama, setiap pergi cuma 1 malam atau bahkan pulang hari saja. Beberapa kali untuk mengisi seminar di beberapa universitas, lain waktu kunjungan untuk melihat pabrik dan rapat.

semarang1

Wisata Kuliner Semarang

Meski jadwal padat, saya masih menyempatkan diri untuk menikmati jajanan khas Semarang khususnya di daerah Simpang Lima. Dari tahu petis, jagung bakar serut keju, soto pak man, nasi pecel, mie nyemek, sampai dimsum yang buka sampai dini hari.

semarang5

semarang3

semarang2

semarang4

Olahraga Pagi di Semarang

Saat menginap di Semarang, saya juga menyempatkan untuk jogging sebentar di pagi hari sebelum memulai aktifitas. Teman sekamar masih asyik selimutan, sementara saya keluar sendiri demi keringetan.

semarang7

Klenteng Sam Poo Kong

Ketika dalam perjalanan ke airport, saya melihat Klenteng Sam Poo Kong … saya minta pak supir untuk minggir sebentar. Saya dan teman cuma memiliki waktu 10 menit untuk masuk ke dalam.

semarang8

Dengan waktu terbatas kami mengelilingi seluruh bangunan, setelah sebelumnya membayar tiket masuk seharga Rp 3.000 (untuk turis mancanegara dikenakan Rp 15.000). Menurut Wikipedia, Kelenteng Gedung Batu Sam Po Kong adalah sebuah petilasan, yaitu bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Tanda yang menunjukan sebagai bekas petilasan yang berciri keislamanan dengan ditemukannya tulisan berbunyi “marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur’an”.

semarang10

Hanya bangunan di bawah ini yang kami tidak diijinkan untuk masuk ke dalam, karena merupakan tempat ibadah.

semarang9

Lawang Sewu

Kunjungan berikut dimana saya memiliki waktu 3 jam sebelum jadwal pesawat pulang ke Jakarta, saya bersama rekan mengunjungi Lawang Sewu. Kebetulan tempat saya mengisi seminar berada tepat di sebrang gedung ini.

semarang11

Masuk ke dalam Lawang Sewu, kita diminta membayar tiket Rp 10.000 per orang. Dengan memiliki waktu yang cukup, kami meminta tour guide untuk menemani kami berkeliling dengan tambahan biaya Rp 30.000. Ternyata bapak pemandu ini senang moto, jadi lah henpon saya dipegangnya dan beliau sibuk menyuruh saya berdiri di sana sini dan mengatur gaya saya. Herannya, saya nurut aja sama beliau. Hahahaha. Etapi beneran hasil fotonya tidak mengecewakan loh. Tapi macam narsis deh, semua foto pasti ada saya nya *nutup muka malu*

semarang12

Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan jaman belanda yang dibangun pada 1904. Semula gedung ini untuk kantor pusat perusahaan kereta api (trem) penjajah Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung tiga lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag.

semarang13

Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu) dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang).

semarang14

Setelah cukup lama lawang sewu seperti tak terurus, akhirnya PT. KAI melakukan pemugaran Lawang Sewu yang memakan waktu cukup lama, selesai pada akhir Juni 2011 dan kembali dibuka untuk umum setelah pada tanggal 5 Juli 2011. Biaya pemugaran ini sangat besar, dan PT. KAI berhasil mendapat bantuan dana dari UNESCO.

Kesan seram yang dulu selalu identik dengan gedung Lawang Sewu, kini tidak bersisa. Meski hawa berbeda bisa kita rasakan (khususnya untuk mereka yang cukup ‘sensitif’) di beberapa ruangan. Saya tidak masuk ke ruangan bawah tanah, bukan karena takut, tapi karena saat saya datang air sedang masuk ke dalam ruangan cukup tinggi. Selain itu tangga besi untuk turun juga sedang dicabut karena dalam tahap perbaikan.

Ingin rasanya saya menuliskan semua cerita yang disampaikan oleh bapak pemandu ke dalam blog ini secara detil, tapi nanti postingannya menjadi terlalu panjang. Saya sarankan teman-teman yang mau berkunjung ke Lawang Sewu untuk menggunakan jasa pemandu wisata yang biasanya berdiri di dekat loket masuk. Dengan penjelasan pajang lebar yang diberikan, kita bisa mengetahui latar belakang bangunan ini dan lebih menghargai sejarah bangsa sendiri.

Kalau saya ada kesempatan lagi ke Semarang, mau coba menyusuri daerah kota tua ah. Ada yang mau jadi pemandu saya?

Gambar Fayra 4

Gambar Fayra 4

Sudah lebih dari 3 bulan Fayra mengikuti Digital Art School seperti yang pernah saya ceritakan di sini. Fayra masih imbang antara menggambar di kertas maupun di komputer.

gambarfay43

Buku sketsa masih terus diisi dengan gambar-gambar baru yang makin beragam. Apapun yang ada di pikiran, selalu dituangkan ke dalam kertas.

gambarfay44

Kemampuan menggambar di komputer juga semakin meningkat. Berikut beberapa hasil gambar yang sempat saya abadikan melalui kamera henpon. Sisanya disimpan di komputer di tempat lesnya.

gambarfay45

Tempat les nya mengadakan lomba di salah satu mall di Karawaci akhir bulan Agustus. Fayra sudah semangat untuk ikut serta. Saya sudah mengisi form pendaftaran dan melakukan pembayaran. Tema nya saat itu adalah “cerita dongeng nusantara”. Fayra berlatih 2 minggu sebelumnya dengan menggambar seperti di bawah ini:

gambarfay46

Sayangnya saat hari perlombaan, Rafa dan Fayra kompak sakit di rumah. Dengan demam yang cukup tinggi, saya tidak mengijinkan Fayra untuk ikut lomba. Sedih sih, tapi insya Allah akan datang kesempatan lain untuk Fayra.

gambarfay49

Gambar di atas diberi judul “Me and My Brother“. Kata Fayra “look at his skin color, ma” … menurut Fayra memang mas Rafa berkulit lebih gelap darinya. Padahal aslinya mah beda tipis doang. Hahahaha

gambarfay47

Di hari Sabtu, sepertinya Fayra adalah murid paling kecil di kelas nya. Teman-teman sekelas rata-rata berusia >10 tahun. Wajar kalo gambar mereka jauh lebih bagus dari Fayra. Meski demikian, Fayra tidak berkecil hati. Malah makin semangat untuk bisa gambar lebih bagus lagi karena terpacu melihat gambar orang lain. Teman-teman sekelas suka memuji hasil gambar Fayra. Awalnya mereka mengira Fayra hanya melakukan tracing (mengikuti gambar yang telah dibuat dengan garis putus-putus, jadi hanya menebalkan saja), tapi kakak pengajar memberitahu mereka kalau Fayra benar-benar menggambar dari halaman kosong.

gambarfay48

Saat Rafa dirawat di RS akibat demam berdarah, Masguh yang mengantar jemput Fayra ke tempat les. Fayra mengirimkan gambar melalui Line dan meminta pendapat saya. Begitu pun saat saya harus dinas ke luar kota/negeri, saya masih terus menerima gambar Fayra.

gambarfay50

Semakin kesini saya melihat banyak kemajuan yang diperoleh Fayra. Menggambar manusia tidak hanya dari depan, melainkan belajar juga dari sisi yang lain. Fayra makin menikmati dan mulai mantab dengan hobinya. Netbook yang biasa digunakan Fayra untuk menggambar di rumah, sudah tidak bisa mengakomodasi kebutuhannya lagi. Selain karena speed processor nya kurang untuk digunakan aktivitas grafis seperti ini, kebetulan softwarenya sempat bermasalah juga. Akhirnya saya membeli laptop baru untuk menunjang kegiatan Fayra.

gambarfay51

Saya terharu saat melihat hasil ulangan pelajaran Bahasa Indonesia, Fayra menuliskan puisi tentang hobinya. Semoga hobi ini bisa menjadi passion Fayra, yang bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya kelak.

Keep doing great job, Fayra!

Liburan ke Bandung

Liburan ke Bandung

Kasian anak-anak libur kenaikan kelas Juni 2014 gak kemana-mana karena mama nya sibuk ngamen (jadi pembicara seminar) kesana kesini. Akhirnya beberapa hari sebelum Ramadhan, kami putuskan untuk cuti 2 hari dan membawa anak-anak ke Bandung aja.

Kami tinggal di Bandung selama 3 hari 2 malam. Dan berikut beberapa tempat dan kegiatan yang kami lakukan di sana.

Floating Market – Lembang

Dari BSD, kami bawa mobil pribadi langsung menuju Lembang. Alhamdulillah perjalanan lancar. Titik henti pertama kami adalah Floating Market Lembang (FML).

Selain Dusun Bambu, tempat ini lagi ngehits banget di Bandung. Tiket masuknya 10rb/orang dan 5rb/kendaraan. Transaksi di dalam menggunakan uang koin FML yang dikeluarkan dalam 2 nominal: 5rb dan 10rb.fml1

Dengan tiket masuk tsb, pengunjung bisa menukarkan tiket dengan welcome drink yang bisa dipilih (coffee, milo, dll) di pintu masuk. Pas banget deh dapat minuman hangat di saat Lembang yang dingin lagi diselimuti mendung.

fml2

Pemandangan di FML sangat indah. Walau mendung tebal, alhamdulillah gak sampai hujan deras. Sehingga kami masih bisa menikmati suasana Lembang, anak-anakpun sempat mencoba beberapa permainan air.

fml3

Bisa dibilang FML ini hanya tempat makan, tapi dikemas dalam bentuk resort yang menarik. Pengunjung bisa memilih area makan dengan suasana yang berbeda. Walau kami kesana bukan hari libur (Kamis), tetap saja FML ini dipenuhi dengan pengunjung yang kebanyakan datang dari luar kota.

fml4

Fasilitas FML cukup lengkap, bersih dan terawat. Musholla kecil tersedia di sebelah jajaran toilet yang sangat bersih dengan air berlimpah. Ingin rasanya mengabadikan setiap pojokan tempat ini. Untuk para banci tampil yang suka difoto, cocok deh datang ke FML. Bisa punya banyak stok foto diri dengan aneka begron yang menarik.

fml5

Makanan yang dijual di FML cukup beragam. Segala makanan khas dan terkenal di Jawa Barat, tersedia di sini. Jajanan yang dijual juga sangat menggoda iman. Belum lagi tampilan dan kemasan nya lucuk-lucuk. Lihat deh foto di atas, kemasan air mineral didesign khusus FML. Belum lagi tampilan martabak mini, kentang goreng dan bakpo aneka isi.

fml6

Sebelum meninggalkan FML, anak-anak sempat masuk ke dalam Taman Kelinci. Meski hujan gerimis, mereka tetap asyik main di dalamnya. Lari-lari dan memberi wortel ke kelinci yang dilepas bebas dalam taman. Sementara saya dan papa nya cukup menunggu di luar pagar.

De’Ranch – Lembang

Dari FML, kami melanjutkan perjalanan ke titik henti kedua yaitu De’Ranch – Lembang. Lokasinya tidak terlalu jauh dari FML. Seperti hal nya FML, untuk masuk ke dalam De’Ranch pengunjung dikenakan tiket masuk. Harganya terbalik dari FML: 5rb/orang dan 10rb/kendaraan. Potongan kertas tiket juga bisa ditukarkan dengan welcome drink berupa susu segar atau yoghurt.

dranch1

Bermula sebagai tempat pemeliharaan kuda tunggang, dan beberapa ekor sapi perah, tempat seluas 5 Ha ini dari segi lokasi , kontur dan pemandangan alam mempunyai potensi untuk dapat dikembangkan menjadi suatu tempat wisata. Akhirnya pada bulan Desember 2007, DE’ RANCH resmi dibuka untuk umum sebagai tempat wisata kuda ala cowboy yang bertemakan ‘food, leisure and knowledge’.

dranch2

Fayra senang banget di sini. Langsung merasakan pengalaman menjadi Cowboy … eh CowGirl dong yah. Untuk menunggang kuda, pengunjung dikenakan biaya 25rb/orang per satu putaran. Sebelum naik kuda, pengunjung dipinjamkan topi dan rompi kulit. Dengan kostum ini, pengunjung bisa semakin membayangkan dirinya seorang cowboy betulan.

dranch3

De’Ranch dilengkapi dengan aneka permainan dalam lahan yang cukup luas. Setiap permainan, dikenakan biaya tambahan. Harga tiap permainan berbeda-beda.

dranch4

Fayra yang bernampilan feminim, mempunya jiwa yang cukup maskulin. Sudah jelas dong nurun dari siapa? Pasti dari mama nya yang gagah gemulai – lembut perkasa itu lah. Dengan berani, Fayra mencoba 2 permainan yang memacu adrenalin: trampolin dan flying fox.

dranch5

Setelah anak-anak puas bermain, kami menuju tempat istirahat di daerah Dago. Kami tidak sempat mencicipi makanan yang dijual di De’Ranch, karena perut kami masih kenyang setelah kalap jajan di FML.

Sheraton Hotel

Malam pertama kami menginap di Sheraton Hotel daerah Dago. Alhamdulillah king size bed nya cukup besar dan muat untuk kami ber4. Hotel ini selalu melakukan renovasi interior setiap 2 tahun, jadi hawanya seperti berada di hotel baru.

sheratonbdg1

Sarapan di sini nikmat, semua makanan nya enak. Rafa yang sudah lebih dari 12 tahun dihitung dewasa, jadi kena tambahan biaya. Karena pemandangan saat sarapan adalah kolam renang, anak-anak yang memang sudah pakai baju renang dari kamar langsung turun ke kolam. Padahal airnya dingin banget loh.

sheratonbdg2

Di bagian belakang hotel, terdapat tempat bermain untuk anak-anak. Ada permainan di luar dan di dalam ruangan. Ada petugas yang selalu siap menemani anak-anak bermain:

  • Wii & Playstation
  • Lego
  • Puzzles
  • T-shirt coloring
  • Perosotan, ayunan, dll

sheratonbdg3

Setiap akhir pekan pihak hotel menyiapkan kuda tunggang dan ada eskrim untuk anak-anak. Semua ini bisa dinikmati secara gratis. Fayra senang banget bisa naik kuda lagi di sini, meskipun masih dengan baju renang yang sedikit lembab.

The Valley Resort Hotel

Malam berikutnya kami pindah ke The Valley Resort Hotel, masih di daerah Dago tapi lebih ke atas.

Banyak orang tidak tahu kalo The Valley ada tempat menginapnya. Wajar karena selama ini The Valley lebih terkenal dengan restoran dengan pemandangan kota Bandung dari pinggir bukit.

thevalley1

Penginapannya berbentuk cottage, alias rumah-rumah kecil. Walau pihak hotel menyediakan lift, untuk menuju kamar/cottage kita harus melewati beberapa tangga. Saya tidak merekomendasikan tempat ini jika kita membawa orang lanjut usia. Kasian naik turun tangga nya.

thevalley2

Fasilitas hotel ini juga cukup lengkap. Dari kolam renang, taman bermain anak, tempat untuk nongkrong menikmati pemandangan sampai kendaraan untuk menuju Adventure Park juga disediakan secara cuma-cuma untuk tamu hotel.

thevalley3

Hari terakhir di Bandung, kami menikmati seluruh permainan Adventure Park ini. Setiap kamar diberikan voucher senilai Rp 50.000 yang bisa digunakan untuk mencoba beberapa permainan. Untuk pengunjung yang tidak menginap di hotel ini, juga tetap bisa masuk. Tempat ini beroperasi dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, dengan harga tiket setiap permainan yang berbeda-beda.

Mhmmm lihat sosok kecil yang terlontar jauh ke atas dari trampolin? Yupe … itu Fayra, main trampolin yang kedua kali nya dalam 2 hari berturut-turut. Gak ada capeknya, gak ada takutnya *geleng-geleng*

Saat liburan ini saya juga sempat kopdar dengan beberapa blogger Bandung, cerita lengkapnya sudah saya tulis di sini. Alhamdulillah kami sekeluarga puas dengan liburan dekat yang singkat ini. Kami pulang ke BSD setelah makan siang supaya malamnya bisa teraweh pertama di mesjid dekat rumah.

Ow iya hampir lupa … selama liburan 3 hari di Bandung, saya menggunakan jilbab cap RATU alias ora tuku. Stok jilbab ini dikirim seminggu sebelum liburan oleh salah seorang blogger Bandung yang ikut kopdar juga tapi tidak mau disebutkan namanya.

jilbabratu

Terima kasih ya, kamu. Semoga hidupmu penuh berkah berlimpah dan selalu diberikan kesehatan. Amin ya Rabb.