2 Agama di Hagia Sophia
Masih hari ke 7 di Turki, Kamis 26 Nov 2015
Rencananya hari ini ada 4 tempat yang ingin kami kunjungi, yaitu:
- Topkapi
- Hippodrome
- Basilica Cistern
- Hagia Sophia
Tapi kami terjebak hujan saat di Topkapi, yang membuat kami terpaksa mencoret Hippodrome dan Basilica Cistern karena keterbatasan waktu. Akhirnya saat hujan mulai reda, kami kembali melangkahkan kaki menuju Hagia Sophia. Untuk bisa masuk ke dalamnya, kita harus membayar tiket seharga 25 Lira. Jangan lupa, tempat ini tutup setiap hari Senin.
Aya Sophia, begitu orang Turki menyebutnya, dari awal dibangun tahun 537 sampai dengan tahun 1453 berfungsi sebagai gereja. Begitu Muhammad Al Fatih berhasil menaklukan konstantinopel, bangunan ini dialihfungsikan sebagai mesjid mulai tahun 1453 sampai dengan tahun 1931. Setelah itu, atas perintah kesultanan Ustmaniah, bangunan ini dijadikan museum dan dibuka untuk umum.
Saat peralihan fungsi dari gereja menjadi mesjid, berbagai modifikasi dilakukan untuk menyesuaikan corak dan bangunan mesjid. Termasuk diantaranya menambah 2 menara dan mencabut segala simbol salib, patung dan menutup lukisan dengan cat. Lalu di bagian depan masjid ditambahkan mimbar tempat khutbah dan altar diubah menjadi tempat imam memimpin sholat. Disediakan juga sebuah gentong terbuat dari marmer sebagai tempat wudhu.
Pada tahun 1937, Mustafa Kemal Ataturk sebagai pemimpin Turki saat itu, melakukan pembongkaran Hagia Sophia dan menjadikannya sebagai museum. Beberapa bagian dinding dan langit-langit dikerok dari cat-cat kaligrafi hingga ditemukan kembali lukisan-lukisan sakral Kristen. Hingga kita bisa melihat lukisan bunda Maria yang berada tepat di tengah antara 2 kaligrafi bertuliskan Allah dan Muhammad.
Di kiri bangunan Hagia Sophia terdapat sebuah ruangan dengan jajaran TV layar datar yang menayangkan video tentang sejarah lengkap berdirinya bangunan ini.
Kami juga naik ke lantai 2 dengan memasuki ruangan kecil dengan lantai menanjak yang terbuat dari marmer. Dari lantai 2 ini lah kita bisa melihat lebih jelas ke seluruh ruangan. Beberapa bagian bangunan masih terus direnovasi. Wajar saja jika mengingat bangunan ini sudah berdiri selama lebih dari 1400 tahun. Beberapa dinding terlihat ada beberapa retakan, cat yang mengelupas dan ada juga bagian lantai yang sudah mulai rusak.
Setelah membaca sejarah bangunan Hagia Sophia melalui beberapa buku dan hasil browsing di internet, saya semakin meresapi nilainya begitu penampakan wujud aslinya hadir di depan mata.
Megahnya bangunan Hagia Sophia tidak hanya terlihat saat siang hari. Kebetulan malam sebelumnya, setelah kami sholat magrib di Blue Mosque, kami sempat mengambil beberapa foto menggunakan kamera besar dan henpon saya. Tak heran jika Hagia Sophia dikunjungi lebih dari 3 juta wisatawan setiap tahunnya.
Hagia Sophia menjadi penutup bagi kunjungan kami ke Turki. Dengan baju dan sepatu yang masih basah kuyup, kami pun kembali ke hotel untuk berganti pakaian juga sepatu sambil menunggu mobil sewaan ke airport datang. Ada hikmahnya juga membawa baju dan sepatu lebih, karena tidak mungkin saya menggunakan sepatu basah selama 13,5 jam penerbangan kembali ke Jakarta.
Semua posting tentang Turki bisa dilihat disini