Setengah Hari di Madura
Ketika sudah sampai di Surabaya, sayang aja kalau tidak mampir ke Madura. Memang kami tidak punya saudara yang bisa dikunjungi di Madura, tapi gak ada salahnya membawa anak-anak ke sana.
28 Dec 2015
Ini kunjungan anak-anak yang kedua kali ke Madura, sebelumnya (tahun 2010) kami cuma penasaran sama jembatan Suramadu. Asli cuma bolak balik lewat jembatan aja, tanpa pergi lebih jauh.
Tarif untuk melewati jembatan SURAMADU masih sama, yaitu 30rb untuk mobil dan 3rb untuk motor. Seperti biasa, masih ada juga orang-orang yang nekat berhenti di pinggir jalan sekedar untuk foto-foto. Meski papan peringatan sudah terpasang, melarang pengendara untuk berhenti, tetap saja tak dipedulikan sebagian orang.
Tak lengkap rasanya datang ke Madura tanpa mencicipi makanan tradisional di sana. Nah yang ngetop banget dari Madura, katanya sih Bebek Goreng Sinjay di daerah Bangkalan.
Berbekal petunjuk dari apilkasi Waze di henpon, kami berhasil tiba di warung Bebek Sinjay. Tiba pukul 11 siang, antrian di kasir sudah mengular sepanjang 100 meter. Memang prosedurnya adalah kita harus memesan makanan dan minuman di kasir, setelah membayar kita pindah ke loket di sebelahnya untuk mengambil minuman, setelah itu antri lagi di loket sebelahnya lagi untuk mengambil makanan.
Untuk menghemat waktu, saya minta anak-anak dan papanya untuk mencari meja selama saya antri di kasir. Begitu saya sudah membayar, gantian saya yang duduk sementara mas Rafa dan papanya antri mengambil pesanan. Jam 12 baru deh bisa makan.
Trus gimana rasanya setelah antri sejam baru bisa makan?
Alhamdulillah makarna nya enak!
Nasinya pulen, bebeknya digoreng kering, bumbunya meresap sampai ke bagian dalam, dagingnya empuk dan berbau, sambal mangganya mantab, pedasnya pas.
Nasi Bebek Sinjay ini udah buka cabang di Surabaya, tapi kami memilih makan di Madura di tempat aslinya biar lebih afdol aja. Hahaha
Setelah makan siang, kami mampir ke Masjid Agung Bangkalan untuk melaksanakan sholat dzuhur.
Masjid ini dibangun tahun 1800an dan sudah mengalami beberapa kali pemugaran. Awalnya masjid ini hanya digunakan khusus untuk keluarga keraton, kemudian dibuka untuk umum dan diperluas untuk bisa menampung jamaah lebih banyak.
Sebenarnya kami ingin membawa anak-anak menikmati pantai indah di Sumenep, tapi perjalanan menuju kabupaten paling timur di Madura itu membutuhkan waktu 5-6 jam. Khawatir kami tidak sempat mengejar waktu matahari terbenam di pinggir pantai, sayang aja kalo sampai sana kemaleman. Kami tidak ada rencana bermalam di Madura soalnya, jadi akhirnya diputuskan untuk kembali ke Surabaya saja.
Dalam perjalanan kembali ke jembatan Suramadu, kami mampir di tempat kerajinan batik untuk membeli kemeja batik, daster serta kain untuk membuat rok. Kami tiba di Surabaya sekitar pukul 4 sore.
2 thoughts on “Setengah Hari di Madura”
Tante, kl ke Surabaya lagi, cobain deh bebek palupi. Itu endeus banget..
Kl ke Madura lg, iya, di Sumenep ada pantai Lombang, Gili Labak, Gili Iyang. Belum terlalu terjamah jadi ya masih asli dan ‘harga ramah’.
*udah kayak tour guide, belum? Haha*
Jadi next trip kemana lagi?! Selamat menabung 🙂