Setiap perjalanan selalu menarik, setiap perjalanan selalu membuat saya belajar satu hal baru. Itu lah mengapa walau capek, saya tetap berusaha menikmati setiap perjalanan dan mengambil hikmah nya.
Pepatah bilang “Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung“, artinya kita harus menghormati dan mengikuti adat istiadat tempat dimana kita berada. Maka mempelajari kebiasan masyarakat setempat adalah wajib bagi saya sebagai bentuk penghormatan kepada mereka. Pelajaran tentang hal ini belum tentu bisa kita dapatkan di bangku sekolah.

Saya tergerak untuk berbagi ilmu tata cara makan ala China di sini, sebagai pengingat untuk diri saya pribadi dan siapa tau berguna bagi teman-teman yang membaca. Supaya tidak mengulangi kesalahan dan kebodohan yang pernah saya lakukan. Duh malu banget kalo ingat kejadian itu.
Ada 3 hal yang harus kita ingat:
1. Alat Makan
Banyak orang sudah tau alat makan yang biasa digunakan di China, yaitu SUMPIT.
Seperti hal nya di Jepang dan Korea, sumpit di China juga terbuat dari berbagai macam material. Yang paling umum terbuat dari bambu, batang kayu, plastik atau metal (stainless-steel, perak, emas). Panjang sumpit di Korea 20cm, Jepang 22cm, sementara di China bisa mencapai 26cm. Ukuran ini berbeda-beda karena jenis makanan dan kegunaannya juga berbeda.
Selain sumpit, biasanya disediakan juga sendok untuk makanan berkuah, gelas kecil untuk minum teh, mangkok kecil untuk sup atau nasi, dan piring untuk lauk pauk, yang kebanyakan alat-alat ini terbuat dari bahan keramik.

Biasanya dalam meja makan, disediakan teko yang berisi air teh panas. Tidak seperti di Indonesia, teh standar di China – Jepang – Korea selalu disajikan tanpa gula alias tawar.
Sebelum kita menggunakan alat makan, tuang teh ke dalam alat makan. Kemudian kita basuh seluruh alat makan dengan air teh ini. Tuang air teh yang telah digunakan untuk membasuh alat makan, ke dalam baskom yang disediakan. Setelah itu baru kita bisa menggunakan alat makan.
Untuk restoran fine-dining … duh apa bahasa mendingannya yah, mhmmmm bisa dibilang restoran mahal atau mewah lah … kita tidak perlu melakukan hal ini.
2. Posisi Duduk
Nah ini menurut saya penting banget, karena disini lah kesalahan saya.
Meja makan di China biasanya berbentuk bulat 2 susun, paling atas terbuat dari kaca dan bisa diputar. Dalam lingkaran tersebut status kedudukan seseorang tercermin dalam posisi duduknya.

Host atau tuan rumah atau orang yang paling dituakan menempati posisi duduk yang berhadapan langsung ke pintu masuk ruang makan.
Serbet atau lap makan untuk posisi ini, biasanya diletakan dalam gelas dan berbentuk huruf U.
VIP guest atau tamu kehormatan menempati posisi duduk yang berhadapan langsung dengan Host.
Serbet atau lap makan untuk posisi ini, diletakan dalam gelas dan berbentuk bunga.
Regular Guest atau tamu biasa atau hadirin sisanya, menempati posisi duduk di sekitar Host dan VIP Guest.
Kalau hadirin ini orang kepercayaan Host, maka menempati posisi duduk di sebelah host atau di sebelah VIP Guest untuk melayani tamu agungnya.
Trus kesalahan apa yang saya lakukan?
Harusnya saya menempati duduk di posisi VIP Guest, tapi saat itu saya belum mengerti aturan tidak tertulis ini, dengan bodoh dan cueknya saya duduk di kursi Host.
Sampai saya diberi tau oleh orang kepercayaan pak bos dengan bisik-bisik, yang meminta saya untuk pindah kursi. Akhirnya makan siang hari itu kami isi dengan membahas Table Manners ala China. Yang ternyata aturan setiap daerah di China juga bisa berbeda.
Misalnya saat makan keluarga yang dihadiri orangtua:
- Posisi Host ditempati bapak nya Masguh atau mertua laki-laki saya. Kalau tidak ada mertua, maka bapak saya lah yang duduk di posisi tsb. Kalau bapak kami tidak ada, maka posisi ini ditempati oleh kakak laki-laki dari Ibu. Kalau tidak ada juga, maka ditempati oleh kakak laki-laki suami. Begitu seterusnya
- Posisi VIP Guest ditempati oleh suami saya. Kalau yang dituakan tidak ada, maka suami menempati posisi Host dan ibu mertua di posisi VIP Guest.
- Istri menempati posisi di sebelah kanan suami.
- Sisi kursi lain baru diisi oleh adik atau anak.
Kalau makan untuk yang bersifat profesional atau menyangkut kerjasama bisnis:
- Posisi Host ditempati oleh pejabat tertinggi dari tuan rumah atau si pengundang. Orang yang menempati posisi ini biasanya yang membayar seluruh jamuan.
- Posisi VIP Guest ditempati oleh pejabat tertinggi dari tamu atau si penerima undangan.
- Sisi kursi lain baru diisi oleh karyawan lain dengan level di bawah kedua orang tsb. Pihak tuan rumah biasanya duduk di sebelah kanan tamu. Karena mereka akan melayani tamu, misal menuangkan minuman ke dalam cangkir atau memanggil pelayan jika tamu membutuhkan sesuatu. Setiap gelas kita dituangkan teh, jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih atau sedikit membungkukkan badan sebagai bahasa isyarat dari ucapan terima kasih.
Gimana kebayang gak? Cukup jelas contohnya kan.
3. Cara Makan
Ini gak kalah penting juga, untuk menjaga kesopanan di meja makan.
Setelah semua orang menempati posisi masing-masing, Host atau tuan rumah akan memulai dengan ucapan “qi kuai” yang artinya “mari mulai gunakan sumpit“.
Mangkuk nasi dipegang menggunakan tangan kiri dan dekatkan ke arah mulut kita. Jika kita makan mantau (roti putih pengganti nasi), maka dipegang menggunakan tangan kiri. Sementara tangan kanan memegang sumpit untuk mengambil lauk pauk dan sayuran.
Dengan meja bulat dan bagian tengah yang bisa diputar, maka jika kita ingin mengambil sesuatu, cukup memutar kaca untuk mendekatkan makanan tsb ke posisi duduk kita. Semua makanan diambil menggunakan sumpit milik kita.

Saat menunggu makanan lain datang, atau jeda/istirahat sejenak, jangan letakan sumpit melintang di atas mangkok nasi. Letakan lah di sisi kanan piring kecil untuk lauk. Jangan tancapkan sumpit ke tengah gundukan nasi.
Jangan gunakan sendok bersamaan dengan kita pegang sumpit (misal kita pegang sumpit di tangan kiri dan sendok di tangan kanan), letakan salah satunya.
Jika tersedia masakan ikan dan daging ikan bagian atas sudah habis, kita tidak boleh membalik badan ikan. Melainkan angkat duri tengah ikan menggunakan sumpit. Jika tidak bisa, minta bantuan pelayan.
Jika tersedia wine atau anggur, setiap kita akan minum kita wajib tos ke gelas orang lain. Kalau ada orang lain yang tos ke gelas kita, tapi kita tidak minum wine tsb, maka cukup tempelkan bibir kita ke pinggir gelas sebagai bentuk penghormatan. Atau gunakan gelas wine kita untuk diisi air putih.
Jika disajikan makanan panggang (BBQ) yang tidak dimakan dengan menggunakan sumpit, sebaiknya gunakan sarung tangan plastik yang biasanya disediakan di dekat sumpit. Bungkus tangan kanan kita dengan sarung tangan plastik tsb, baru ambil makanan.
—
Baru tata cara makan saja, tulisan ini sudah sedemikian panjangnya. Masih banyak hal-hal lain yang menarik untuk kita ketahui dan pelajari. Insya Allah kalau ada waktu, akan saya tulis dan bagi di sini.
Apa teman-teman punya pengalaman menarik yang berkaitan dengan tata cara makan di suatu daerah?