Museum Satwa

Museum Satwa

museumsatwa1

Melihat bangunan MUSEUM SATWA dari depan, mengingatkan saya akan bentuk bangunan yang biasanya ditemui di benua lain yaitu Eropa dan Amerika. Putih, megah, dengan 6 pilar yang kokoh serta diapit oleh 2 patung gajah dengan ukuran luar biasa.

museumsatwa2

Begitu kita melangkahkan kaki ke dalam, kami langsung merasa berada dalam film Night at The Museum. Terutama ketika melihat 3 patung tengkorak / tulang-belulang dinosaurus di tengah. Kalau bukan fosil tulang, pasti berasa dalam film Jurassic Park deh.

museumsatwa3

Tempat display (diorama) seluruh satwanya menarik. Informasinya juga lengkap. Ukuran binatang juga sama persis dengan aslinya. Konon katanya hewan yang diawetkan di sini bukan sengaja diburu, tetapi memang dari kondisi sudah mati baru kemudian diawetkan.

museumsatwa4

Bentuk hewannya dalam berbagai keadaan, kemudian latar belakang dioramanya disesuaikan habitat hewan tsb. Jadi tidak seperti melihat pajangan, melainkan seperti melihat hewan dalam aktivitas normal ketika mereka hidup dari mulai mamalia, burung, reptil, serangga sampai binatang laut.

museumsatwa5

Kalaupun ada koleksi yang bukan berupa hewan diawetkan, bentuk replikanya juga sangat mirip dengan asli. Ya kalo ikan gak mungkin diawetkan juga kali, udah pasti replika. Duh gak tau deh siapa konsultan dan seniman (pembuat replika, designer diorama, penata cahaya, graphic designer papan informasi, dll)  yang bekerja dibalik tempat ini, 4 jempol yang ada di tangan saya rasanya gak cukup untuk mengapresiasi bentuk kekaguman saya.

museumsatwa6

Di museum ini juga terdapat insectarium yang memamerkan ratusan hingga ribuan serangga dari berbagai jenis seperti kupu-kupu, laba-laba, kumbang, belalang dan serangga lainnya dari berbagai negara di dunia.

museumsatwa7

Yang serunya tuh, pihak JTP tidak memberikan peta di pintu masuk seperti tempat wisata lain. Mungkin ada pengunjung yang berpikir “kok gak dikasih peta sih, kan kita gak tau dari sini mau kemana dan bisa lihat apa aja

Kalo saya justru berpikir sebaliknya. Justru dengan kita masuk tanpa peta, kita jadi merasa sedang berpetualang. Kita tinggal mengikuti alur yang tentunya sudah dirancang sedemikian rupa, sehingga setiap kita berpindah dari area 1 kelompok jenis hewan … kita akan dikagetkan dengan diorama yang beda pada kelompok hewan lainnya. Gak usah khawatir ada spot yang terlewat, karena alur sudah diatur sehingga pengunjung pasti melewati semua koleksi museum.

Komentar anak saya “gak berasa di Indonesia ya, ma. Kayak museum di luar negeri

Keluarga kami suka sekali berkunjung ke aneka museum di dalam dan luar negeri. Dan sejauh ini kami belum menemukan museum di Indonesia yang kondisinya sebagus Museum Satwa. Biasanya museum lain kondisinya menyedihkan, meski bangunan masih kokoh tapi biasanya suram. Memang harga tiket masuk museum lain sangat terjangkau (kebanyakan <Rp20rb, bahkan ada yang cuma Rp3rb), tapi koleksi bersejarahnya tidak dirawat dan diselimuti debu lumayan tebal. Belum lagi pencahayaan yang tidak diatur untuk menonjolkan koleksi, malah membuat ruangan jadi seram. Bahkan Museum Gajah di Jakarta yang sudah direnovasi pun masih kalah menarik dibanding Museum Satwa – Batu. Pasti karena hasil penjualan tiket gak sebanding dengan biaya operasional museum.

Adanya Museum Satwa ini menunjukkan bahwa sebenarnya pengunjung rela kok membayar tiket masuk dengan harga lebih dari Rp 20rb, selama memang kondisi museum sesuai dengan apa yang sudah dibayar. Koleksi dirawat, kebersihan dijaga, pencahayaan bagus dan diorama menarik juga informatif.

Setuju?

Share this...
Share on Facebook0Share on Google+0Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn0

4 thoughts on “Museum Satwa

  1. Sebenarnya gue males nih ke sini pas baca di feedreader, tapi penasaran 😀
    Dan penasaran bikin nyesel karena jadi mupeng tapi belum sempat-sempat keliling Jatim. Semoga nanti kalau Taruli lulus dari Assalam, bisa jalan-jalan bareng.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *