Browsed by
Category: Jalan-jalan

Menikmati Cappadocia Dari Balon Udara

Menikmati Cappadocia Dari Balon Udara

Hari ke 5 di Turki, Selasa 24 Nov 2015

Apa kabar jetlag di hari ke 5?

Udah gak mikirin lagi. Kurang tidur dari Doha, Selcuk sampai Cappadocia terus berlangsung aja. Apalagi hari sebelumnya kami menghabiskan malam di bus dan menempuh jarak hampir 500KM. Ngiri banget liat pak suami yang bisa tidur pulas, karena beliau cuma merasakan beda waktu 1 jam dari Qatar ke Turki.

Tapi pagi ini saya semangat banget, jam 4 pihak travel akan menjemput kami di lobby. Masih gelap gulita, subuh masih lama, karena memang tujuan tur ini untuk melihat matahari terbit dari balon udara. Suhu yang tertera di henpon saya tertulis -5 celcius.

Kami dibawa ke sebuah restoran Korea di tengah kota Goreme. Kami mengisi buku tamu yang berisi informasi data diri untuk kebutuhan asuransi. Saat menunggu peserta lain dijemput oleh pihak travel, kami diberikan sarapan berupa minuman hangat dan makanan ringan. Kami sempatkan sholat subuh juga di dapur restoran. Meski kondisi dapur ini sangat bersih, pihak travel memberikan alas plastik di lantai sebelum menggelarkan sajadah. Setelah sholat, kami sempat berbincang sejenak dengan peserta tour dari Malaysia sambil mendengarkan pembagian grup.

Kami dibawa ke lapangan luas di mana beberapa balon udara sedang mengisi bahan bakar, menyalakan api, menyemburkan gas hingga api membumbung tinggi dan membuat balon mulai mengembang.

balonudara1

Biaya tur balon ini beragam, mulai dari 100-300 Euro tergantung dari kapasitas keranjang. Kami dapat keranjang yang berisi 24 orang, dengan 4 partisi maka masing-masing kotak di dalam keranjang diisi oleh 6 orang.

Saya pernah lihat ada orang yang melakukan foto prewed di dalam balon udara. Gak tau deh itu berapa harga sewanya. Secara 1 balon udara cuma berisi pilot, pengantin, fotographer dan mungkin makeup artis nya aja kan.

Balon ini beroperasi setiap hari tapi sangat mengandalkan cuaca. Alhamdulillah kami bisa berangkat karena cuaca hari itu sangat cerah. Sebelum berangkat, seorang petugas mengambil segenggam pasir dan melemparkannya ke udara. Ternyata itu adalah cara mereka untuk mengetahui arah hembusan angin.

Balon kami perlahan-lahan meninggalkan tanah dan mulai mengapung di udara. Tenang, halus dan tidak ada goncangan sama sekali. Pak suami yang jiwa petualangnya berada 2 level di bawah saya, awalnya tidak sadar … sampai ketika beliau melihat ke bawah “loh kita udah terbang ya ini?” hihihihi gak seseram yang dibayangkan toh, pa.

balonudara2

Awalnya pak suami tidak mau diajak naik balon udara. Beliau khawatir dengan keamanan dan juga kondisi cuaca yang mulai masuk musim dingin saat kami berkunjung ke Cappadocia.

Tapi orang lain saja menjadikan wisata balon udara ini sebagai tujuan utama mengunjungi Turki, mosok kami yang sudah sampai di wilayah Cappadocia gak merasakannya. Rugi dong ah!

Segala jurus rayuan maut saya keluarkan untuk membujuk pak suami. Alhamdulillah akhirnya beliau setuju untuk ikut serta. Walau resikonya baru 20 menit (dari 60 menit perjalanan), beliau bolak-balik tanya “KITA KAPAN TURUNNYA SIH?” hahahaha

balonudara3

Pak pilotnya pinter banget deh. Beliau bisa mengatur dan mengarahkan balon udara ke berbagai arah. Semua penumpang bisa mengambil foto dan melihat pemandangan yang sama karena balon udara ini diputar secara perlahan. Tidak ada penumpang yang berebutan untuk mengambil foto dari angle tertentu karena semua akan kebagian.

Ketika melewati daerah lembah dengan bukit bebatuan, balon udara kami diterbangkan dengan rendah. Warna langit pun pelan-pelan berubah seiring dengan matahari yang semakin meninggi. Ratusan foto yang kami ambil selama di udara, tetap saja tidak bisa melukiskan betapa indahnya melihat Cappadocia dari atas sana.

Para penumpang tidak ada yang bersuara, semua hening seakan tidak mau melewatkan detik demi detik yang kami lalui karena pasti selalu ada sesuatu yang baru untuk dilihat. Mulut saya dan pak suami tak hentinya bertasbih memuji keagunganNYA yang telah menciptakan dunia dengan sedemikian indahnya.

balonudara6

Satu hal yang kami sesalkan saat itu adalah kami tidak bawa tongsis. Posisi pak suami ada di belakang saya. Beliau lah yang banyak mengambil foto candid saya yang lagi bengong terpesona keindahan ciptaanNYA.

Untuk mengabadikan foto kami berdua, pak suami melakukan selfie menggunakan henponnya. Agak gak enak juga kalau menjulurkan tangan sedikit jauh, karena akan mengganggu penumpang lain. Kami iri melihat penumpang lain yang asyik jeprat jepret pake tongsis.

balonudara7Setelah melakukan perjalanan selama 60 menit, balon udara kami diarahkan menuju sebuah bukit yang permukaannya datar dan cukup luas. Tidak lama kemudian, 2 buah mobil datang menghampiri. Keranjang didekatkan ke arah mobil truk, dan hebatnya bisa mendarat tepat di bagian belakang mobil truk tersebut. Kami hanya merasakan goncangan kecil akibat benturan keranjang, pendaratan ini sungguh tidak menakutkan.

Petugas yang dibawah langsung menarik tali yang dilemparkan oleh pilot dan mengikatkannya ke truk. Sementara pak pilot mulai mengurangi semburan api sehingga balon perlahan-lahan mengempis. Petugas yang lain membantu para penumpang untuk turun secara bergantian. Bersyukur saya memutuskan untuk menggunakan jeans tanpa melapisi rok seperti biasanya, karena ternyata untuk keluar kita harus memanjat keranjang yang tingginya sedada orang dewasa.

balonudara4

Petugas yang lain sudah menyiapkan sebuah meja yang berisi medali dan gelas champagne. Pilot mengucapkan terima kasih atas kerjasama semua petugas dan berharap semua penumpang menikmati perjalanan. Beliau membuka botol yang disambut dengan tepuk tangan semua orang, kemudian setiap orang diberikan segelas. Setelah bersulang kami meletakan lagi gelas tersebut di atas meja sementara penumpang yang lain meminumnya. Kami pun dikalungkan medali sebagai tanda berakhirnya tur balon ini.

balonudara5

Sungguh perjalanan yang sangat romantis, pengalaman yang menakjubkan dan tak akan terlupakan!

Meskipun biaya tur ini lumayan menguras dompet pak suami dan hembusan angin dingin menampar wajah kami … but it’s all worth it!

Pak suami sendiri gak menyesal. Beliau dengan bangga menunjukan video perjalanan kami ke keluarga di rumah. Pesan kami ke anak-anak “doakan suatu saat nanti papa mama bisa membawa kamu menikmati tur balon udara yang sama. Kalaupun tidak, kalian harus usahakan sendiri untuk bisa datang ke Turki. Put it in your wish list bucket.

balonudara8Now I can gladly take it out of my wish list bucket. Alhamdulillah

 

Semua posting tentang Turki bisa dilihat disini

Cappadocia Yang Luar Biasa

Cappadocia Yang Luar Biasa

Hari ke 4 di Turki, Senin 23 Nov 2015

Setelah menempuh perjalanan sekitar 10 jam dengan menggunakan bus malam, akhirnya kami sampai ke bagian tengah Turki. Kalau digambarkan dalam peta, seperti ini perjalanan kami selama 4 hari di Turki:

turkeymap

Makin menjauh dari Istanbul, tapi kami sudah membeli tiket pesawat untuk kembali ke Istabul. Gak sanggup kalo harus balik ke Istanbul naik bus malam 12 jam, lagipula gak punya banyak waktu tersisa.

‘Tempat kuda-kuda indah’, begitu arti Cappadocia dalam bahasa Persia. Terletak di daerah Anatolia Tengah, Turki, Cappadocia merupakan area penting bahkan menjadi jembatan dalam jalur perdagangan sutra ribuan tahun lalu. Keunikan lanskap membuat UNESCO menjadikan Cappadocia salah satu warisan dunia yang harus dijaga.

Sebenarnya kota terbesar di wilayah Cappadocia itu kota Urgup, tapi kami memilih Goreme karena kotanya lebih unik. Jam 6 pagi bus malam kami sudah sampai di tengah kota Goreme. Saat kami turun bus di terminal (disebut Otogar dalam bahasa Turki), seseorang menghampiri kami yang tak lain adalah penjemput dari travel agent. Beliau mengantarkan kami ke penginapan dengan menggunakan mobil kecil.

Kenapa kami memilih Goreme, karena seluruh kota ini merupakan goa dari bebatuan. Pak suami yang ketika saya ajukan proposal untuk menginap di Cave Hotel, berkomentar “kok syerem amat nginep di goa” … sampai di sini beliau baru melihat kalau kota ini memang goa semua. Hahaha maafkan jiwa petualang bu istri yang pingin merasakan sesuatu yang berbeda ya, pa.

cappadocia2

Kami sampai di hotel saat matahari belum terbit. Di akhir musim gugur memang matahari terbit sekitar jam 7 pagi. Suhu berbeda drastis dari 3 kota sebelumnya (Istanbul, Selcuk, Pamukkale). Sampai di Goreme kami disambut dengan suhu 2 celcius. Karena kami belum bisa check-in atau masuk ke kamar, kami membuka koper di lobby hotel. Kami keluarkan jaket yang lebih tebal, syal dari rajutan wol yang hangat, tak ketinggalan sarung tangan. Agak norak emang deh anak tropis (tunjuk jidat sendiri), suhu belum sampai 0 celcius aja udah butuh sarung tangan. Hihihihi

Begini lah tampak hotel saat kami tiba:

cappadocia1

Penasaran mau tau kayak apa tampak dalamnya? Nanti dibuatkan posting khusus yang membahas semua penginapan kami selama di Turki yah. Sekarang saya mau cerita tentang Cappadocia dulu.

Begitu matahari terbit, petugas hotel mengajak saya keluar. Beliau pun menunjuk ke langit di belakang saya. Subhanallah … balon udara sudah pada naik. Cakeb banget!

cappadocia3Saat itu pak Suami masih di kamar mandi untuk berganti pakaian yang lebih hangat. Petugas hotel meminta henpon saya untuk mengabadikan pagi pertama saya di Goreme. Mas nya baik banget deh.

Ketika pak suami sudah siap, saya mengajaknya berjalan kaki ke atas bukit di belakang hotel sesuai petunjuk mas di lobby tadi. Katanya bukit ini tempat terbaik untuk menikmati pemandangan Goreme yang penuh dengan balon udara di pagi hari.

cappadocia4

Di atas bukit, kami bertemu dengan mas dari Singapore. Beliau menolong kami untuk mengabadikan gambar kami berdua dengan latar belakang kota Goreme yang penuh balon udara. Gak salah deh kami tidak memilih Urgup, karena Goreme ini kota yang cantik dan unik banget.

cappadocia5

Kami kembali ke hotel, eh mas di lobby mempersilahkan kami untuk sarapan di restoran. Padahal jatah kami cuma dapat 1x sarapan yaitu besok pagi. Tapi beliau bilang November ini termasuk low-season, tidak banyak pengunjung hotel jadi kami boleh makan gratis pagi itu. Alhamdulillah rejeki tidak untuk ditolak.

Setelah sarapan kami berganti pakaian yang lebih tipis meski tetap berlapis-lapis, karena suhu mulai naik 6-8 derajat celcius. Kami mendoping badan dengan minum vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh terhadap naik turunnya suhu udara. Jam 9 kami dijemput petugas travel yang akan membawa kami menikmati keseluruhan wilayah Cappadocia.

Fairy chimneys

Selama ribuan tahun, angin dan air hujan mengalir ke lembah yang menyebabkan erosi, kemudian membentuk struktur dan pahatan-pahatan yang dikenal dengan fairy chimney (cerobong peri). Ini adalah bongkahan batu tinggi dan bertopi yang bentuknya kerucut atau seperti jamur.
cappadocia7Orang-orang yang tinggal di Cappadocia jaman dahulu melubangi batu-batu untuk dijadikan tempat tinggal, membangun toko, penampungan air, hingga kota ini berkembang seperti sekarang.

cappadocia6

Awalnya penduduk Cappadocia menggali lubang di bebatuan vulkanik untuk melindungi diri dari binatang buas dan cuaca musim dingin yang ekstrim. Seiring waktu, mereka memperluas gua-gua dan menggali yang baru sesuai dengan kebutuhan. Hingga akhirnya terbentuklah kota dalam tanah yang saling terhubung oleh terowongan berliku-liku seperti labirin.

cappadocia12

Di saat perang, kota bawah tanah ini menjadi tempat berlindung dari serangan musuh. Sampai saat ini sudah ditemukan sekitar 40 kota bawah tanah peninggalan ribuan tahun lalu, namun hanya 6 yang bisa dikunjungi.

cappadocia8

Seperti hal nya Pamukkale, wilayah Cappadocia ini juga dilindungi oleh UNESCO yang diumumkan tahun 1985. Jutaan wisatawan berkunjung ke Cappadocia untuk menikmati pemandangan yang luar biasa.

cappadocia9

Uchisar Pigeon Valley

Bukit ini dinamakan Pigeon Valley karena memang banyaknya burung burung dara yang tinggal di daerah ini.

cappadocia13

Kalau saya bilang sih, dari kejauhan bukit ini memang mirip kandang burung dara. Hehehe

Devrent Valley

Sesuai namanya Devrent Valley artinya bukit imajinasi. Di tempat ini berjajar batu-batu besar dengan aneka bentuk.

cappadocia10

Bentuk apa yang kita lihat, tergantung dari imajinasi kita sendiri. Yang paling gampang dikenali oleh semua orang, adalah bentuk unta. Mungkin karena itu juga disebut Camel Rock Valley. Pemandu wisata menyebutkan beberapa bentuk lain, diantaranya: Dacing Couple, Kissing Couple, Praying Mary, Pinguin, Buaya, Ular Cobra, Anjing Laut, Topi Napoleon, dll. Coba lihat 2 foto di bawah ini, bisa tebak bentuk apa?

cappadocia11

 

Yang diatas itu bentuk unta, sementara yang bawah katanya seperti pasangan berdansa.

Open Air Museum

Museum yang satu ini sungguh berbeda dengan museum lain yang pernah saya kunjungi sebelumnya.

Kalau museum lain terdapat di dalam gedung yang dibangun oleh manusia, di Goreme ini museumnya tercipta karena kuasa Tuhan. Alami dan berada di alam terbuka.

cappadocia14

Pada jaman dahulu, wilayah ini digunakan untuk tempat tinggal para pemuka agama Nasrani. Dengan masuknya ajaran kristen ke Turki, mereka memahat bagian dalam goa dan menjadikannya sebagai gereja, kamar tidur dan dapur. Dari sekian banyak gereja yang ada di dalam kawasan ini, hanya 6 yang dibuka untuk wisatawan. Selebihnya masih dalam perbaikan dan restorasi, ditutup untuk wisatawan karena dianggap cukup berbahaya. Usia goa ini sudah ribuan tahun jadi rawan runtuh.

cappadocia15

Bagian dalam gereja, berbeda antara gereja yang satu dengan yang lain. Yang membedakan adalah lukisan dinding dalamnya. Sayangnya kami tidak berdaya untuk naik ke beberapa lantai atas dan melihat bagian dalam bangunan secara lebih detil.

Tua itu nyata yaa … hahahaha

cappadocia16

Sambil menunggu peserta lain keliling area museum, kami memilih duduk di tengah sambil memandangi pemandangan sekitar.

Kerajinan tangan Cappadocia

Sebagai bagian dari paket Green Tour hari ini, kami juga diajak ke tempat pengrajin karpet dan keramik.

cappadocia17

Seperti yang sebelumnya, kami juga tidak belanja di 2 tempat ini. Justru karena tau dibuat oleh tangan (bukan mesin) dan kualitas produknya tidak diragukan lagi, kami tidak dapat membeli. Harga yang sangat tinggi tentu menjadi penyebab utamanya.

Sajadah yang terbuat dari anyaman serat sutra, dibandrol dengan harga $3.000 … mau nawar juga bingung hahahaha. Keramik yang dilukis seniman ternama dengan sangat detil dan bisa menyala di ruang gelap (glow in the dark), dihargai $2.000 – 30.000 tergantung ukurannya.

Meski peserta tur diberikan diskon 10% dari harga yang tertera dan katanya juga gratis ongkos kirim sampai ke depan rumah kita di negara apapun, tetap aja kami gak sanggup.

Bagi Anda yang berencana untuk pergi ke Cappadocia dan punya waktu tinggal yang terbatas, saya sarankan untuk mengambil paket tour (ada RED tour atau GREEN tour, beda lokasi yang dikunjungi). Cappadocia ini terletak di remote area, tidak ada kendaraan umum untuk keliling. Paling kita bisa menyewa mobil atau ATV saja.

Untuk yang hobi hiking, sebaiknya luangkan waktu lebih dari 2-3 hari untuk bisa menikmati semua area perbukitan di wilayah Cappdocia. Dan waktu yang cocok untuk hiking adalah saat musim semi atau musim gugur. Udaranya tidak terlalu panas dan kering.

Semua posting tentang Turki bisa dilihat disini

Terpukau Keindahan Pamukkale

Terpukau Keindahan Pamukkale

Hari ke 3 di Turki, Minggu 22 Nov 2015

Seperti saat mengunjungi Ephesus, kami menggunakan travel agent lokal yang sama untuk pergi ke Pamukkale yang terletak di bagian utara Turki, sekitar 18 km dari provinsi Denizli. Kami dijemput minibus berkapasitas 12-15 orang dari depan penginapan di Selcuk.

Saat kami masuk ke dalam mobil, kursi yang tersedia hanya di bagian paling belakang. Kami agak kaget ketika mendengar ada yang menyapa kami dengan bahasa Indonesia “selamat pagi“. Ternyata sepasang bule yang duduk di sebelah kami, merupakan orang Australia yang pernah tinggal 7 tahun di Jakarta. Kami pun mengobrol sepanjang tour ini dengan menggunakan bahasa Indonesia ala orang Jakarta. Dan ternyata dalam bus ini juga ada pasangan lain dari Indonesia, mbak dan mas yang berasal dari Solo tapi mereka menetap di Bali. Alhamdulillah menambah jumlah kenalan baru, ada teman ngobrol sepanjang perjalanan dan tentunya ada yang bisa diminta tolong untuk gantian foto. Hehehe

Setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam, kami berhenti di tempat pengrajin untuk melihat proses pembuatan gelas dan hiasan dari batu. Kami juga diperkenalkan aneka jenis bebatuan dan manfaatnya untuk kesehatan tubuh. Setelah itu kami diajak ke lantai atas yang merupakan toko yang menjual aneka alat makan dan aksesoris. Kami sih tidak tertarik untuk membeli, karena aneka hiasan dari batu Onyx seperti itu, bisa kita temukan di Blitar – Jawa Timur kok. Sementara untuk perhiasan sama juga dengan aneka akik yang lagi tren di Indonesia.

Sekitar 20 menit kemudian, kami berhenti di sebuah restoran untuk makan siang. Setelahnya baru kami diajak ke Pamukkale Natural Park. Udara saat itu sangat sejuk, walau matahari memancarkan sinar yang lumayan gonjreng. Kami diajak tracking sejauh 4 KM menuju ke atas salah satu bukit di sana. Walau udara makin dingin, tapi keringat juga terus menetes karena jalan berbatu ini juga semakin menanjak.

pamukkale1

Pemandu wisata hari itu cukup humoris. Beliau membangkitkan semangat para peserta tour yang sudah mulai ngos-ngosan ini dengan ancaman “yang sampe atas terakhir, harus nraktir peserta lain beli minum di atas yaaa

Jadilah kami saling berlomba-lomba untuk mempercepat jalan. Sampai di atas, kami melihat pagar setinggi 1,5 meter dengan celah selebar 2 meter yang disebut mas pemandu wisata sebagai OMG Spot Gate.

Begitu masuk ke dalam, kami baru mengerti istilah tersebut ternyata memiliki arti “Owh My God spot” karena setiap pengunjung yang memasuki tempat ini pasti terpukau dan mengucapkan OWH MY GOD!

pamukkale2

Ternyata kami memasuki kawasan Hierapolis atau kota sakral menurut bahasa Yunani, peninggalan dari jaman Romawi. Di namakan hierapolis karena dulunya di sini terdapat kuil Hiera (salah satu dewa yunani). Di sini kita bisa menemukan sisa-sisa reruntuhan bangunan, katedral, kuil, tembok-tembok, pilar, amphiteather, dan kuburan-kuburan tua (necropolis).

pamukkale3

Duduk di ampitheater membuat kami jadi membayangkan sedang menikmati pertunjukan seni dari panggung dengan suara yang bergema ke seluruh ruangan. Bangunan ini memang dirancang sedemikian rupa sehingga suara dari panggung akan terdengar tanpa kecanggihan alat elektronika karena memang jaman segitu belum ada microphone dan speaker. Hebat yaa

Para arkeolog terus bekerja untuk merenovasi tempat ini. Jadi wajar saja kalau ada beberapa bagian yang ditutup untuk area kerja mereka. Kami pun melanjutkan jalan kaki menuju Antique Pool.

pamukkale9

Konon katanya, tempat pemandian ini dulu sering dikunjungi mbak Cleopatra untuk sekedar berendam dalam kolam air hangat yang mengandung berbagai mineral yang berkhasiat untuk peremajaan kulit. Mungkin ini rahasia kecantikan si mbak Cleo. Eh iya di dalam tempat ini juga ada sebuah pompa manual yang airnya bisa kita minum. Rasanya sih seperti Sparkling Water, air putih tapi ada rasa-rasa ajaib menyerupai soda gitu.

pamukkale8

Dengan membayar 25 Lira, pengunjung bisa menikmati Antique Pool. Lumayan berendam di dalam kolam air hangat bisa menghilangkan capek dan pegal setelah tracking. Grup tur kami sih tidak ada yang masuk ke dalam kolam. Di dalam tempat ini juga terdapat restaurant dan toko souvenir khas Pamukkale.

pamukkale4

Setelah jalan kaki sekitar 5-10 menit dari Antique Pool, kami sampai di Travertines yaitu gunung kapur yang terbentuk secara alami dari deposit kalsium karbonat sejak ribuan tahun yang lalu. Dari kejauhan Travertines terlihat seperti kolam bertingkat dengan air panas di dalamnya. Keindahan travertines membuat tempat ini selalu dipadati oleh pengunjung.

pamukkale5

Kawasan Travertines ini dilindungi oleh UNESCO, untuk masuk ke dalam kita harus melepaskan alas kaki supaya tidak merusak permukaan bebatuan. Ada 17 kolam air panas yang suhunya sekitar 35-100 celcius. Subhanallah … udaranya dingin, angin dingin berhembus cukup kencang, mataharinya gonjreng, tapi air yang mengalir di sela jemari kaki kita terasa hangat, Ajaib!

pamukkale6

Pamukkale sendiri memiliki arti Cotton Castle, atau yang biasa disebut Istana Kapas. Kawasan Pamukkale ini lebarnya 600 meter dengan panjang 2.700 meter. Air panas ini mengalir dari ketinggian 320 meter di puncak bukit. Berjalan kaki menuruni bukit kapas dengan kaki telanjang, rasanya seperti melakukan pedicure. Sampai bawah bukit, kaki kitia terasa ringan, pegal-pegal di telapak kaki menghilang karena berendam dalam air hangat, kapalan dan pecah-pecah di tumit pun menipis.

pamukkale7

Menjelang matahari terbenam kami sudah sampai di bagian bawah bukit. Kami harus berjalan kaki menuju lokasi pejemputan bus yang akan membawa kami ke terminal bus di Denizli. Malam ini kami akan menempuh perjalanan 400-500KM dengan bus malam menuju ke kota berikutnya.

Semua posting tentang Turki bisa dilihat disini

Apa yang menarik dari Selcuk?

Apa yang menarik dari Selcuk?

Setelah menempuh penerbangan 5 jam dari Doha ke Istanbul, lanjut terbang 1,5 jam dari Istanbul ke Izmir, masih dilanjut lagi dengan perjalanan kereta 1 jam dari Izmir ke Selcuk … akhirnya kami sampai juga.

Banyak yang tanya “emang apa sih yang menarik dari Selcuk?

Mungkin memang banyak yang gak tau kota kecil di bagian selatan Turki ini, makanya bingung ngapain kami bela-belain ke sana.

Kota Selcuk

Jumat, 20 Nov 2015

Kami tiba sekitar jam 7 malam, 2 jam setelah matahari terbenam di musim gugur ini. Setelah menaruh koper di penginapan, kami berjalan kaki ke pusat kota Selcuk yang jaraknya cuma 500 meter saja.

selcuk1

Karena sudah malam, kota ini mulai sepi. Saya tidak melihat ada wanita di sepanjang jajaran toko dan restoran. Hanya pria yang keluar dari rumah, sekedar minum teh dan ngobrol dengan kawan-kawannya. Walau sepi, kota kecil ini sangat aman. Penduduknya saling mengenal satu sama lain. Kami cuma mampir di sebuah kedai untuk menikmati makan malam berupa caesar salad, kebab dan teh panas. Setelah itu kami kembali ke penginapan untuk istirahat.

Cukur Rambut di Turki

Di jalan menuju penginapan, pak suami melihat Barbershop yang cukup ramai. Kebetulan pak suami sudah sebulan menahan diri untuk tidak potong rambut, karena harga cukur di Doha bisa dapat Peter Saerang di Jakarta. Padahal biasanya beliau potong rambut setiap 3 minggu sekali di Jakarta.

Melihat orang-orang yang keluar dari Barbershop di pinggir jalan ini, kok hasilnya rapih-rapih yah. Mungkin karena standar muka orang-orang Turki juga pada mirip Jeremy Thomas semua.

Jiiiaaahh ketauan lawasnya deh umur gw, nyebut artis kok JT. Anak sekarang mana kenal JT yah. Hahahahaha

selcuk2

Iseng lah pak suami mau nyobain cukur rambut di sini. Saya yang cuma jadi penonton, senyum-senyum sendiri memperhatikan langkah-langkah tukang potong rambut yang ganteng itu dalam menangani pelanggannya:

  • Meja di depan kursi, ternyata sebuah wastafel. Jadi saat keramas, pelanggan disuruh nungging (posisi rukuk dalam sholat) menundukkan kepala yang dimasukan ke dalam wastafel tsb.
  • Setelah keramas, pelanggan akan dipasangkan kertas di leher. Kemudian dipakaikan kain untuk menutup seluruh badan. Bagian atas kertas, akan dilipat ke arah kain di leher.
  • Tukang cukur mulai memegang alat cukur elektronik. Bagian belakang dan samping kepala dikerjakan terlebih dahulu. Setelah itu bagian depan dipotong menggunakan gunting dan sisir.
  • Setelah rambut dianggap telah rapih dan sesuai dengan model yang diinginkan pelanggan, tukang cukur mengambil besi kecil yang ada sumbu dibagian ujungnya. Besi ini mengingatkan saya pada alat cucuk api ke sumbu untuk menyalakan kompor minyak tanah jaman saya kecil. Tukang cukur pun menyalakan api, kemudian didekatkan ke daerah pipi juga kuping. Katanya sih untuk merapihkan area jambang (ya cowok-cowok Turki kan kebanyakan pada bewokan).
  • Kalau rambut sudah beres, tukang cukur lanjut merapihkan alis yang disambung dengan adegan merapihkan bulu hidung! Iya beneran, gak salah baca kok … saya baru ngerti pantas saja kalo cowok-cowok yang saya temui selama di Turki biar alisnya tebal tapi rapih semua. Etapi suami saya skip bagian ini, karena dianggap tidak segondrong orang-orang lokal.
  • Terakhir ditutup dengan adegan nungging untuk keramas lagi.

Bayar 20 Lira (kali goceng), hasilnya memuaskan loh!

Kami pun melanjutkan jalan kaki menuju penginapan. Tepar …tapi sekali lagi saya cuma tidur sebentar. Karena waktu di Turki itu mundur lagi 1 jam dari waktu Qatar (selisih 5 jam dari Jakarta). Saya terbangun pukul 03:35, karena badan saya berasa jam 08:35 waktu Jakarta. Meski matahari baru akan terbit jam 7 kurang, tapi mata saya udah ON banget.

Ah demyu timezone!

Sabtu, 21 Nov 2015

Saat sarapan di penginapan, pemilik yang ramah banget menjelaskan kota Selcuk melalui sebuah gambar di kertas. Ternyata ada beberapa objek wisata yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari penginapan. Dengan semangat kami mengikuti petunjuk dalam gambar tersebut dan mengunjungi tempat di bawah ini satu per satu.

Isa Bey Mosque

selcuk3

Aristektur mesjid yang dibangun tahun 1374 ini cukup unik karena memiliki 2 kubah dan 1 menara. Pintu masuknya juga ada 2, yaitu di sisi barat dan timur. Di tengahnya terdapat air mancur yang digunakan sebagai tempat wudhu pria. Sementara untuk wanita, tempat wudhunya tidak jauh dari air mancur … ada kran di bawah pohon yang sekelilingnya ditutup oleh pembatas dari bahan terpal.

Karena masih pagi, kami sempatkan untuk sholat dhuha di mesjid ini.

selcuk4

Aristek yang membangun mesjid ini bernama Ali b. Mushaimish Dımışklıoğlu. Selain mengabadikan nama Isa Bey, patung kepala Isa Bey juga diletakan di sisi Barat sebagai bentuk penghormatan kepada beliau.

Keunikan mesjid ini tidak hanya dari kubahnya, juga karena ukuran yang digunakan tidak simetris. Bangunan mesjid dibangun dengan ukuran 48 x 56 meter. Satu kubah berdiameter 9,4 meter, sementara kubah yang lain dibuat dengan diameter 8,1 meter. Bangunan ini disanggah oleh 12 tiang di bagian dalam. Pemerintah terus merenovasi mesjid ini secara bertahap untuk melestarikannya.

selcuk5

Bersyukur saat kami ke sana, seorang bapak menghampiri kami. Beliau memperkenalkan diri dan mengaku sudah menjadi imam mesjid Isa Bey selama 25 tahun terakhir. Beliau menunjukan surat tugas dan foto-fotonya. Dari beliau juga kami mendapatkan banyak penjelasan tentang mesjid ini. Walaupun sebagai imam mesjid beliau digaji oleh pemerintah, tapi beliau juga membuka kios souvenir di samping mesjid untuk menambah penghasilan. Salah seorang anak beliau sedang menempuh pendidikan Islamic Art di salah satu universitas negeri, dan kaligrafi pada keramik yang dijual di kios sang bapak adalah hasil karya si anak.

selcuk9

Sebelum kami pergi, pak Imam (maaf saya lupa nama beliau) memberikan hadiah kepada kami berupa kaligrafi bertuliskan nama saya, pak suami, dan anak-anak dalam huruf Arab. Terima kasih banyak, pak … semoga Allah membalas dengan berkah yang melimpah untuk keluarga bapak.

Basilica of St. John

Basilika adalah bahasa latin untuk menggambarkan sebuah bangunan terbuka pada jaman Romawi yang kemudian bangunan ini paling banyak digunakan sebagai gereja.

Basilica of St. John adalah reruntuhan gereja katolik pada jaman Ephesus yang dibangun tahun 548. Material yang digunakan sebagian besar adalah batu dan marmer. Untuk masuk ke dalam tempat ini, kita diminta untuk membayar tiket 20 Lira.

selcuk7

Sayangnya kami tidak memiliki pemandu wisata di tempat ini. Sehingga kami hanya berjalan-jalan sambil foto-foto. Mungkin karena masih terlalu pagi juga, kami tidak melihat wisatawan lain di dalam area basilika. Justru ketika kami keluar, baru deh ada 1 rombongan wisatawan yang turun dari bus dan masuk ke tempat ini.

Weekend Bazaar

Sabtu adalah hari nya pasar di tengah kota Selcuk. Para pedangan mulai menggelar aneka produk di tempat yang telah ditentukan untuk berjualan.

selcuk6Sebenarnya tujuan kami adalah mencari terminal (disebut Otogar dalam bahasa Turki) bus untuk ke Ephesus, tapi kami sengaja berjalan kaki lewat tengah keramaian pasar kaget untuk cuci mata.

selcuk8

Menurut kami, kota Selcuk ini semacam kota pensiunan. Sejauh mata memandang, kami hanya melihat orang-orang tua. Kalaupun ada anak muda, biasanya pekerja sektor pariwisata atau malah wisatawan. Kota ini memang terkenal dengan Ephesus, reruntuhan bangunan Romawi, tapi berkembangnya sektor pariwisata tidak membuat kota ini berubah. Selcuk tetap menjadi kota kecil yang tenang, bersih dan aman. Sayangnya tidak banyak orang yang bisa berbahasa Inggris di kota ini.

The House of Virgin Mary

Kami menyewa mobil dengan supir untuk mengunjungi objek wisata yang agak jauh dari tengah kota Selcuk. Supir membawa kami pertama kali ke rumah akhir hayat Maryam, ibunda dari nabi Isa AS.

selcuk10

Rumah ini ditemukan pada abad 19 dan dinyataan sebagai rumah terakhir Bunda Maria oleh seorang biarawati yang bernama Anne Catherine Emmerich (1774-1824). Rumah terletak di Bulbuldagi di gunung Nightingale, tidak jauh dari kawasan Ephesus.

selcuk11

Untuk masuk ke dalamnya, kita diminta untuk membayar tiket sebesar 20 Lira. Sayangnya kita tidak bisa ambil foto di dalam rumah Bunda Maria. Tempat ini menjadi tujuan yang populer bagi para ziarah Katolik dan telah dikunjungi oleh tiga paus terakhir.

selcuk12

Dibawah halaman depan rumah Bunda Maria terdapat 3 pancuran yang katanya air tsb berasal dari mata air dan air ini bisa diminum juga dipercaya bisa memberikan kesembuhan untuk berbagai penyakit. Disampingnya terdapat dinding cukup panjang yang disebut The Wishing Wall, tempat pengunjung mengaitkan gulungan kertas berisi tulisan doa atau harapan. Bagi yang percaya sih.

Ephesus

Ini adalah tujuan wisatawan datang ke kota Selcuk, yaitu untuk melihat reruntuhan kota yunani kuno. Lokasi ini dulunya merupakan salah satu dari 12 kota dari Liga Ionia selama era Yunani Klasik. Pada periode Romawi, Ephesus memiliki populasi lebih dari 250.000 di abad ke-1 SM dan menjadi salah satu kota terbesar di Mediterania yang kaya karena perdagangan dan bernilai budaya tinggi.

selcuk15

Area Ephesus sendiri totalnya 415 hektar. Kota ini terkenal karena kuil Artemis (yang dibangun sekitar 550 sebelum masehi), yang menjadi salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Kaisar Konstantin I mengembangkan kembali perkotaan ini dan mendirikan pemandian umum baru. Kota ini sempat hancur pada tahun 401 oleh sekelompok massa yang dipimpin oleh St Yohanes Krisostomus dan juga hancur oleh gempa bumi tahun 614.

selcuk13

Di dalam Ephesus terdapat Odeon, yaitu teater kecil yang beratap yang dibangun oleh Vedius Antonius dan istrinya sekitar tahun 150, teater untuk drama dan konser yang bisa menampung 1500 orang. Sementara untuk Grand Theater, yaitu teater terbuka terbesar bisa menampung kapasitas 44 ribu tempat duduk.

selcuk14

Yang paling terkenal di Ephesus adalah Celsus Library. Tempat ini dibangun untuk menyimpan 12 ribu dokumen berharga juga sebagai makam monumental untuk Celsus. Konon katanya, Celsus sendiri dimakamkan dibawah bangunan perpustakaan ini. Walau kondisi bangunan sudah hancur, tapi pilar bagian depan masih kokoh berdiri.

selcuk16Saking luasnya tempat ini, lumayan gempor juga jalan kaki dari pintu masuk sampai ke pintu keluar. Kalau mau mengikuti petunjuk dan membaca semua papan keterangan sejarah, dibutuhkan waktu 3-4 jam untuk menyusuri Ephesus ini. Tapi kami cuma menghabiskan waktu total 1,5 jam karena harus menyimpan tenaga dengan beristirahat kembali di penginapan.

Baru hari ke 2 di Turki nih, kami masih punya 5 hari lagi … musti menyiapkan stamina.

Cerita kota lainnya di postingan berikut yaa.

Semua posting tentang Turki bisa dilihat disini

Bulan Madu ke Turki

Bulan Madu ke Turki

Beberapa tahun yang lalu ketika naik mobil bersama di perjalanan pulang dari kantor, saya melihat billboard besar dengan gambar aneka ikon negara Turki. Saya tunjuk ke pak suami “pah, suatu hari nanti kita musti ke sana yah!

Cuma celetukan ringan, gak dibawa pake perasaan, juga gak dilanjutkan menjadi obrolan serius nan panjang. Walau sejak membaca banyak buku travelling tentang Turki betapa negara ini menyimpan sejarah Islam dan masa kejayaannya, imajinasi saya tentang negara ini semakin berkembang dan keinginan pergi kesana juga semakin membuncah di hati.

Ternyata pak suami menyimpan kalimat tsb bertahun-tahun di kepalanya. Hingga ketika masa tugasnya di Qatar hampir berakhir dan ada wacana saya menjemputnya, beliau melontarkan ide “sebelum ke Jakarta, kita mampir ke Turki yuk. Sekalian merayakan 16 tahun pernikahan kita. Anggap aja bulan madu ke 3

Dengan pernikahan yang dilakukan secara terpaksa dan tanpa rencana, kami mencatat UMROH sebagai bulan madu pertama dan JEPANG sebagai bulan madu kedua. Karena kepergian 2-2nya itu kami lakukan tanpa anak-anak. Bulan madu kok dilakukan bertahun-tahun setelah pernikahan hihihihi.

Tapi setelah melakukan kedua perjalanan itu, kami menyadari memang ada kalanya kami butuh timeout, menikmati perjalanan berdua saja untuk menjaga percikan soda asmara tetap membara.

Eciyee bahasanyaa hahahaha.

Seperti biasa pak suami cuma menyebut angka budget dan total hari cuti yang bisa beliau ambil, saya diberi tugas untuk mengatur sisanya. Saya buat rincian perjalanan (itinerary), saya cari hotelnya, dan saya yang menentukan tempat wisata yang ingin dikunjungi.

Percaya atau enggak, saat membeli tiket saya kaget sendiri. Ternyata harga tiket JKT-DOH-IST-JKT cuma beda sejuta dengan tiket JKT-DOH-JKT (normal price, belum masuk periode promo price). Pak suami sendiri cuma harus beli tiket DOH-IST-DOH dengan harga kurang dari 3 juta, sementara untuk tiket DOH-JKT dibayari kantor. Tentunya total biaya perjalanan ini menjadi jauh lebih murah dibandingkan dengan kami melakukan wisata langsung berangkat dari Jakarta.

Kami mengunjungi 4 kota yang katanya menjadi destinasi wajib di Turki:

turkeymap

Berikut itinerary kami selama 7 hari 6 malam di Turki:

Day 1:

  • Perjalanan DOH – IST
  • Lanjut penerbangan Istanbul – Izmir
  • Lanjut lagi perjalanan kereta Izmir – Selcuk
  • Menginap di Selcuk

Day 2: Selcuk

  • City tour di Selcuk
  • Mengunjungi rumah Mariam ibunda nabi Isa
  • Keliling Ephesus
  • Menginap di Selcuk

Day 3: Pamukkale

  • Perjalanan Selcuk – Denizli
  • Mengunjungi Pamukkale Natural Park
  • Keliling Hieropolis
  • Perjalanan bus malam ke Cappadocia

Day 4: Cappadocia

Day 5:

Day 6:

Day 7:

16thn

Cerita detil perjalanan di setiap kota dan tempat wisata akan saya tulis di posting berbeda yaaa

Semua posting tentang Turki bisa dilihat disini